Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari yang membosankan
Setelah keberangkatan Hanafi Insha masuk kembali ke dalam rumah, ia menuju lantai atas memasuki kamarnya.
"Apa yang akan aku lakukan jika di rumah tanpa mas han seperti ini.."
gumam Insha lirih sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Hampir setengah jam ia hanya berguling-guling di atas kasur yang empuk itu, sampai kasur yang sudah tertata dengan rapi itu berantakan kembali karna ulahnya.
Tokk..tokk..tokk...
Suara ketukan pintu di kamar Insha..
"Non apa saya boleh masuk..?"
Sepertinya suara mbak Risna..Insha
Insha segera bangun dari posisi tidurnya membenarkan selimut yang berantakan karna ulahnya, lalu mempersilahkan Risna untuk masuk.
"Maaf non kalau saya menganggu.."
"Nggak kok mbak..saya malah bosan sendirian di kamar..mbak Risna mau temani saya.."
"Hehe maaf non, pekerjaan saya belum selesai..mungkin nanti kalau sudah selesai saya bisa temani nona Insha"
"Lha trus mbak Risna mau ngapain kesini..saya kira mau temenin saya.."
Insha sudah tersenyum dengan manisnya berharap ada teman untuk berbicara.
"Tidak non maaf, saya mau membersihkan kamar nona.."
"Oh iya mbak mari saya bantu.."
sudah beranjak dengan semangatnya.
"Ehh jangan non ..biar saya saja nanti nona capek.."
"Saya sudah biasa bekerja mbak..jadi jangan khawatir kan cuma bersihin kamar aja.."
"Jangan non..maaf nona keluar dulu saja ya.."
sudah mengulurkan tangan menunjuk ke arah keluar dengan sopan agar Insha mau beranjak pergi dari kamarnya.
"Ya sudah saya akan temani mbak Risna disini saja ya..saya gak akan bantuin cuma mau ngobrol aja kok.."
" Nanti saya akan temani nona..kalau nona disini nanti malah kotor kena debu-debu yang akan saya bersihkan ini..."
mencoba yakin menunjuk meja yang bahkan masih terlihat bersih mengkilap itu.
"Mungkin nona bisa menonton tv sambil makan cemilan..saya akan ambilkan cemilan buat nona kalau mau.."
"Hmmm...baiklah nanti janji ya mbak temenin saya.."
"Iya non..kalau pekerjaan saya selesai saya janji deh.."
tersenyum sambil mengangkat kedua jarinya menghadap Insha.
Insha pun keluar dari kamar, belum sampai di ruang tengah untuk menonton tv dari arah belakang Fatimah sudah memanggil di belakangnya sudah ada 2 orang lelaki membawa kardus yang cukup besar.
"Taruh dimana ini non.."
"Apa itu mbak..?"
Insha tampak kebingungan dengan kardus yang di bawa para lelaki itu.
Dari kardus tersebut terdapat sebuah gambar dan logo sebuah toko yang sepertinya Insha pernah lihat sebelumnya.
gambar itu aku pernah lihat dimana ya..
Untuk beberapa menit Insha terdiam memandangi kardus-kardus itu.
astaga...itu kan logo di toko kerudung kemarin...mereka benar-benar mengirimnya..banyak sekali sampai 2 dus besar begini...siapa yang akan memakainya...duuh mas han kenapa kau selalu berlebihan begini sih...
Melihat para lelaki itu terlihat keberatan membawa kardus yang masih ada di tangannya Insha segera tersadar dan menunjuk langsung ke depannya.
"Taruh disini saja mas.."
Fatimah dan Kedua lelaki itu pun berlalu pergi setelah menaruh kardus dan menyerahkan selembar amplop kepada Insha.
Insha melihat isi amplop tersebut teryata adalah tagihan semua kerudung yang di kirim tersebut, tetapi tak tertulis nominal apapun disana hanya tertuliskan "Lunas" dengan stempel merah dan daftar kerudung apa saja yang ada di dalamnya.
Insha membuka isi kedua kardus itu semua terlihat penuh dengan kerudung berbagai warna dan model.
ya ampun banyak sekali..siapa yang akan memakainya..
Insha membongkar kardus tersebut memilih warna dan model yang ia sukai.
hmm aku juga akan memberikan sebagian kerudung ini untuk kak Salma,mbak Fatimah,mbak Risna dan juga bude nanti..
Saat sore menjelang Fatimah dan juga Risna baru saja selesai menata kerudung Insha di dalam lemarinya, Insha menyisihkan beberapa untuk di berikan kepada Salma kakaknya.
Waktu pun berlalu cepat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Insha sudah memakai baju dan kerudung dengan warna senada di tambah riasan natural di wajahnya dia duduk di meja makan di temani dengan Fatimah dan juga Risna disana.
Tadi mas han bilang akan pulang sebelum jam 6 sore tapi sampai sekarang kenapa mas han belum datang..
"Tumben ya mas Hanafi belum pulang.."
"Mungkin masih ada lembur kali..nona Insha makan dulu aja ya..sepertinya nona sudah lapar.."
"Tidak mbak fat nanti aja ...saya mau nunggu mas han dulu.."
8...9...10...
jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi Hanafi tak kunjung datang. Ada gurat kesedihan di wajah Insha tapi ia enggan menunjukkan kepada orang lain. Insha hanya tersenyum sepanjang mengobrol dengan kedua orang yang setia menemaninya itu.
Akhirnya Insha pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya tanpa menyentuh secuwil makanan yang terhidang di meja makan.
Insha merebahkan diri di atas kasur, fikirannya sudah tak karuan dia menebak-nebak kemana Hanafi pergi.
tadi pagi mas han bilang akan pulang lebih awal dan makan di rumah saat malam..tapi sampai selarut ini kenapa belum pulang..tak ada kabar apapun darinya..apa mas han sudah makan disana..
Beradu argumen dengan fikirannya sendiri tanpa disadari ia pun terlelap dengan perut yang belum terisi makanan sama sekali.
**
Di gedung baru sebuah ruangan di sulap menjadi ruang makan VVIP untuk menyambut kedatangan pemimpin Wijaya group.
Sudah banyak para undangan privat dan petinggi negara yang datang dalam perjamuan makan malam di kota B tersebut.
Ketika Hanafi tiba semua undangan yang sudah datang pun berdiri dan mencoba berjabat tangan dengannya.
Wajah Hanafi sudah tampak masam dan acuh terhadap semua orang yang tersenyum dan berusaha menyapa nya dengan basa-basi.
Fikiran Hanafi hanya tertuju pada Insha yang sedang menunggu nya di rumah, ia tak mau membuatnya kecewa atau pun bersedih. Tetapi apalah daya acara yang di selenggarakan sekarang juga terbilang penting untuk Wijaya group kedepannya.
Banyak para pendukung maupun klien yang datang untuk mendukung terbukanya kembali anak cabang Wijaya group di kota B tersebut.
Mereka Ingin bertemu dan bertatap muka langsung dengan pemilik perusahaan yang sangat berpengaruh di negara tersebut.
Banyak makanan yang lezat dan berbagai minuman disana yang tentunya di buat oleh koki-koki handal yang sudah berpengalaman. Namun Hanafi sama sekali tak menikmati makanan yang di lahapnya dengan terpaksa.
Hanafi juga tak begitu menanggapi berbagai pertanyaan para petinggi negara yang hadir, wajahnya nampak masam dan acuh menjawab sekenanya.
Sudah berkali-kali ia melihat jam di tangannya, waktu terlihat sama sekali tak berjalan dalam kegelisahannya.
Sampai waktu pun menunjukkan pukul 10 malam Hanafi pun baru beranjak dari gedung anak cabang tersebut.
Mobil pun dikemudikan oleh Reno, Lina berada di sampingnya sedangkan Hanafi berada di belakang. Ia nampak menyandarkan kepalanya dan melihat berkali-kali jam tangannya.
Lina dan Reno pun juga ikut gelisah dengan sikap tuannya yang sedari tadi nampak acuh tak memperdulikan siapapun.
"Bisakah kau mengemudikan mobil lebih cepat lagi.."
memecah keheningan dengan nada suara yang tinggi, membuat kedua orang yang ada di mobil bagian depan terlonjak kaget.
"Maaf tuan, saya harap anda bisa bersabar.."
jawab Reno dengan sopan.
huuh...jam berapa aku akan sampai di rumah..Insha maafkan aku..
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.