NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Mengunjungi Villa

***

Sherin memacu kuda hitamnya yang kini berlari dengan gagahnya. Bibirnya masih saja tersenyum

geli saat mengingat kondisi kedua gadis rese itu.

Stella.. maafkan aku.. walau bagaimanapun..

kamu adalah adikku..

Lirih bathin Sherin yang terasa sedikit perih.

Ya..adik yang tidak pernah mau menerima dan

mengakui keberadaan dirinya. Ada genangan

cairan bening yang kini terkumpul di pelupuk

matanya. Tapi Sherin bertahan untuk tetap

kuat dan keras mengingat semua perbuatan

adiknya itu yang sudah menghancurkan nama

baik serta kehormatan dirinya selama ini.

Sherin tersentak ketika tiba-tiba ada kuda lain

yang datang mengejarnya dari arah belakang.

Dan tidak lama ada bayangan yang melompat

ke atas kuda yang di tunggangi nya. Sosok itu langsung duduk lalu memeluk erat tubuhnya

dari belakang. Untuk sesaat Sherin masih

terlihat kaget dan tidak mampu bergerak.

"Ternyata.. dirimu bisa kejam juga ya Nona.."

Desis sosok itu sambil menyusurkan bibirnya

di tengkuk leher Sherin yang melebarkan mata

begitu menyadari siapa yang kini mendekap

dan mengunci tubuhnya itu.

"Dev.. kenapa kamu bisa ada di sini..?"

"Aku baru saja datang.. Aku benar-benar tidak

bisa tenang meninggalkan wanita liar seperti

dirimu walau hanya sebentar saja.!"

"Siapa yang kau panggil wanita liar ?"

"Wanita yang sudah membuat kedua model

itu terbenam di dalam lumpur.!"

"Kau mengasihani mereka.? Apa karena salah

satunya orang yang selama ini menjadi teman

kencan mu.?"

Devan terkekeh pelan mendengar ucapan Sherin

barusan, dia semakin mempererat pelukannya.

"Aku tidak pernah sembarangan menyematkan

nama seseorang dalam hatiku. Teman kencan..

itu hanya sebuah formalitas belaka !"

"Aku tidak percaya padamu. Pamela itu wanita

yang sangat cantik dan seksi, tidak mungkin

para pria bisa menolak kehadirannya, termasuk

juga dirimu.!"

"Kau benar, dia sangat cantik dan seksi.. Dia

juga sangat lihai.! Jadi, kenapa kau melakukan

hal itu padanya ? Dia pasti sangat murka.!"

"Itu adalah hal yang pantas mereka dapatkan.

Siapa suruh mengerjai ku. Ngomong-ngomong

bagaimana kau tahu semua itu.?"

"Aku sudah pernah bilang.. mataku akan ada

dimana-mana Nona Sherin."

Desis Devan pelan dan berat. Sherin terkesiap

ketika tiba-tiba Devan melakukan satu gerakan

cepat, mengangkat tubuh Sherin lalu memutar

posisi badannya hingga kini menghadap ke

arah Devan, duduk di atas pangkuannya.

"Devan..apa yang kau lakukan.?"

Sherin melotot kesal dan berusaha menjauh

dari rengkuhan Devan, namun tangan pria itu

sudah terlebih dulu menarik pinggang kecilnya,

mengikis jarak diantara mereka hingga mau

tidak mau tubuh mereka kini menempel ketat.

Mata mereka saling menatap, kedua tangan

Sherin berada di leher kokoh suaminya itu.

Tangan kanan Dev mengambil alih tali kekang

dan membelokan arah menuju ke luar jalur

yang seharusnya kembali ke pacuan kuda.

"Dev..kita salah jalur, aku harus segera kembali

ke pacuan. Waktunya sudah habis.!"

"Jangan banyak bicara istriku sayang..Percaya

saja pada suamimu ini.!"

Tubuh Sherin membeku, wajahnya memerah

dengan mata yang terlihat menatap lurus wajah

super tampan dan terlalu menggoda yang ada

dihadapannya itu. istriku sayang..?? Aaahh..

ini mimpi yang terlalu manis, dan Sherin tidak

ingin cepat-cepat terjaga karenanya.

"Kamu tidak sedang bermimpi Nona..aku nyata,

ada di depan mu. Jadi berikan aku satu ciuman

manis sekarang juga.!"

Desis Devan dengan tatapan sihir pemikat nya

yang mampu membuat Sherin malu bukan main.

Gadis itu langsung menyembunyikan wajahnya

dalam belahan dada bidang Devan. Tangannya

memeluk erat tubuh gagah Devan yang selalu

menguarkan aroma wangi maskulin mewah.

Devan tersenyum tipis, dia memperlambat lari kudanya untuk bisa menikmati moment ini.

"Ayo berikan aku ciuman itu Sherin.."

Devan berbisik di telinga Sherin yang langsung

mengangkat wajahnya. Keduanya kini saling

pandang, Sherin menggeleng pelan, namun

Dev mengancamnya dengan tatapan yang

semakin tajam.

"Apa kau mau aku melakukan sesuatu yang

lebih ekstrim di sini.? Baiklah kalau begitu.."

Tidak ingin memperpanjang urusan, Sherin

mendekat, kemudian memberikan satu

kecupan lembut dan kuat di bibir Dev.

"Apa itu, bukan itu yang aku inginkan.!"

"Dev.. aku mohon hentikan ! Kita sedang ada

di ruang terbuka. Gunakan sedikit akal sehat

mu, ini bukan tempat yang tepat."

Sergah Sherin sambil menangkup wajah pria

itu seraya menatapnya penuh permohonan.

Akhirnya Devan pasrah, dia hanya bisa menarik

nafas kecewa dan kembali memacu kudanya

hingga si hitam yang perkasa melesat cepat.

Dalam hatinya dia mengutuk dirinya sendiri.

Sial, kenapa dirinya jadi tidak bisa lepas dari

bayangan kehangatan dan kenikmatan itu.?!

Beberapa hari ini hidupnya jadi tidak tenang,

hanya karena selalu di hantui bayang-bayang

wanita yang sudah jadi istrinya ini.

"Sebenarnya kita mau kemana Dev.?"

Sherin bertanya pelan, masih betah pada posisi

tadi, menyandarkan kepalanya di dada Devan.

"Sebentar lagi kita sampai..kau harus segera

di beri kehangatan agar tidak membeku.!"

Blush.!

Wajah Sherin lagi-lagi memerah, di hangatkan?

Jangan sampai Dev melakukan hal yang aneh.

Dia melonggarkan pelukannya, sedikit menjauh

dan menatap tajam wajah Devan. Pria itu balas

menatap Sherin dengan seringai liciknya.

"Tidak Dev, jangan berbuat hal yang aneh-aneh.!"

"Apanya yang aneh ? Bukankah kita suami istri.?

Halal, dan sah-sah saja melakukan itu kapanpun,

dimanapun sesuka hati.."

"Mr Devaann.. gara-gara ulah mu, poinku jadi di

kurangi oleh para juri.! Kamu bikin kesal tahu.!"

"Memangnya apa yang aku lakukan.? Kenapa

poin mu bisa berkurang.?"

"Jangan berlaga bodoh di depanku Tuan.. Itu

sama sekali tidak cocok untuk mu.! Kau tahu

pasti apa itu.!"

Devan tertawa kecil sambil kembali menarik

tubuh Sherin ke dalam dekapannya. Sementara

Sherin yang masih kesal memukul pelan dada

pria itu sambil kembali menyusupkan wajahnya

dalam rengkuhan suaminya itu, entah kenapa

dia merasa telah menemukan kenyamanan

tiada banding saat berada pada posisi ini.

"Aku akan menghukum mereka semua yang

sudah membuat mu susah.! Ayo.. kita sudah

sampai sekarang."

Bisik Devan sambil menghentikan kudanya saat

mereka tiba di halaman depan sebuah villa indah

berukuran sangat luas dengan arsitektur khas

daerah yang lebih banyak menggunakan material

kayu dan bambu. Devan melompat, turun duluan

dari atas kuda kemudian meraih tubuh Sherin

ke dalam pangkuannya.

"Selamat datang Den Anom..Non Anom.."

Sambut dua orang pria dan wanita setengah baya

yang baru saja datang tergopoh-gopoh ke hadapan mereka. Di sana juga sudah ada Roman dan para

pengawal pribadi Devan. Sherin menatap senang

ke arah dua orang yang terlihat berpakaian khas

adat Sunda itu sambil memperhatikan sekeliling tempat yang sangat menarik perhatiannya.

"Selamat pagi.."

Sahut Sherin sambil berdiri di samping Devan

dan berusaha merapihkan pakaiannya. Dua

orang yang kelihatannya sepasang suami istri

itu tampak terkesima saat melihat dengan jelas

wajah gadis yang di bawa oleh majikannya itu.

"Ya Allah.. cantik banget si Non Anom nya ya

Ambu.. malahan geulis pisan ini mah.. seumur-

umur, baru lihat wanita secantik ini Abah mah."

Bisik si bapak dengan logat daerahnya yang

campur aduk tak jelas, khas banget orang

Sunda pesisian.

"Bener pisan Abah.. Ambu juga baru pertama

lihat awewe geulis na ciga kieu mah. Terlalu

pisan geulis na ieu mah, kabina-bina alahh..!"

Sahut si ibu tidak kalah hebohnya. Sherin hanya

bisa tersenyum sambil menautkan alis, tidak

mengerti sama sekali maksud pembicaraan

mereka berdua. Sementara itu Devan terlihat

menghampiri Roman dan berbicara serius.

"Perkenalkan..nama saya Sherinda.."

Ucap Sherin sambil mengulurkan tangannya

ke hadapan suami istri itu yang langsung saja

membeku dan mematung setengah bergetar.

Tidak percaya kalau bidadari cantik ini begitu

ramah dan lembut, mengenalkan diri segala.!

Mata mereka hanya bisa menatap bengong

tangan bening berkilau yang terulur di depan

keduanya itu. Sherin kembali mengernyitkan

dahi nya, bingung dengan reaksi mereka.

"Kenapa.? Kalian tidak ingin berkenalan

dengan saya.? ya sudah.. tidak apa-apa.."

"Ya mau atuh Non..perkenalkan..saya Mang

Odoy..dan ini istri saya..Bi Kokom hee..Kami

berdua adalah pengurus villa milik Den Anom

anu kacida kasep sareng gagah na.!"

Si bapak yang tadi mengaku bernama Mang

Odoy itu menyambut hangat uluran tangan

Sherin dengan senyum lebar sedikit gemetaran.

Di susul kemudian oleh istrinya, Bi Kokom yang

maju sambil menyenggol kuat tubuh Mang Odoy hingga hampir saja terjengkang ke belakang.

"Jangan hiraukan si Mamang sok kasep eta

Non..dia mah gitu, suka gumasep kalau ada

yang bening-bening teh, pikasebeleun..!"

Ucap Bi Kokom sambil melirik sebal ke arah

mang Odoy yang masih senyum-senyum malu.

Sherin tersenyum geli melihat tingkah absurd

pasangan suami istri itu.

"Kalian berdua benar-benar lucu ya, kompak.

Saya sangat senang bisa berkenalan dengan

orang-orang tulus dan humoris seperti kalian."

"Iihh si Non, kita atuh yang senang mah.. Bisa

kenalan sama gadis secantik dan se ramah

Non Sherin ini..senaang sekali.."

Sahut Bi Kokom sambil tersenyum cerah, tapi

langsung menundukkan kepala saat melihat

Devan datang menghampiri mereka.

"Ehemm.. apa kalian sudah selesai.? Bawakan

apa yang aku pesan tadi ke halaman belakang.

Dan jangan berani menginterupsi waktu ku.!"

Tegas Devan sambil menatap tajam kedua

badega nya itu, kemudian menarik tangan

Sherin di bawa masuk ke dalam bangunan

villa yang sangat unik dan eksotis itu.

"Euleuh-euleuh.. segitu cinta nya si Aden sama

si Non geulis.. kelihatan pisan sieun kaleungitan

nya teh.. bener-bener.. posesif pisan nya..!"

Decak mang Odoy masih memperhatikan dua

sejoli yang terlihat sangat serasi dan cocok itu.

"Sudah-sudah.. hayu atuh.. bantuan Ambu

nyiapin makanan yang tadi sudah di pesan

sama Den Anom..tong nyorocos wae ahhh.. geuleuhh.!"

Bi Kokom menepuk punggung suaminya itu

sambil kemudian berlalu ke halaman samping

menuju ke bagian dapur.

Sementara itu di taman belakang...

Mata Sherin menatap takjub keindahan yang kini terpampang nyata di depan matanya. Di bawah

sana, bentangan perkebunan teh dan lekukan perbukitan indah di bawah gunung Pangrango,

nampak terlukis apik dengan sangat sempurna

sebagai hiasan alam yang sangat menakjubkan.

Dia saat ini sedang berada di taman belakang

bangunan villa yang memilki ketinggian cukup

untuk menikmati segala keindahan alam itu.

"Tempat ini indah sekali Dev..Ini tempat yang

sangat menakjubkan."

Sherin bergumam sambil merentangkan kedua tangannya mencoba menikmati tiupan angin,

yang datang menerpa dengan kesejukan dan

kemurnian udara yang masih sangat terjaga.

"Kau menyukai tempat ini.? Kita bisa datang

kesini kapanpun kau menginginkan nya."

Bisik Devan sambil melingkarkan tangannya

di perut rata istrinya itu dan mendekapnya erat.

Sherin melirik, dia mencoba melepas pelukan

Devan yang kini menjatuhkan kepala di bahunya.

"Kita tidak tahu, entah sampai kapan hubungan

ini akan tetap terjalin. Tapi ya.. selagi aku masih

bisa menikmati semua ini, maka dengan senang

hati aku akan menikmatinya."

Lirih Sherin dengan sebaran senyum penuh

semangat. Devan terdiam, entah apa yang kini

terbersit di benaknya. Yang jelas, ada senyum

tipis yang kini terbit di sudut bibirnya.

"Kau wanita yang cukup rasional. Tapi juga

sedikit kasar !"

Ucap nya sambil kemudian mendaratkan satu

kecupan lembut di wajah Sherin, setelah itu dia

menarik Sherin untuk duduk di dalam ruangan

teras utama, dimana di sana ada perapian.

Keduanya kini duduk berhadapan di sisi kanan

kiri perapian yang sudah menyala. Tidak lama

Mang Odoy dan Bi Kokom datang, mereka

membawakan makanan dan minuman yang

membuat Sherin tampak terdiam bengong.

"Silahkan Den.. Non.. kalau masih ada yang

kurang, tinggal panggil bibi saja ya.."

Ucap Bi Kokom sambil merapihkan hidangan

di atas meja bundar yang ada di tengah-tengah.

Ada kopi panas asli racikan sendiri, ada rebus

umbi-umbian yang sangat segar dan ada juga

teh hijau asli perkebunan daerah ini.

"Terimakasih Bi Kokom, Mang Odoy.. Semua

ini sangat spesial.."

Sahut Sherin dengan mata yang masih menatap

lekat hidangan sehat di depannya itu. Ada rebus

ubi, singkong, kacang tanah sampai pisang. Dan

ada juga ketan bakar yang menggugah selera.

"Kau..menyukai makanan seperti ini Dev.?"

Sherin menggeleng tidak percaya saat Devan

meraih pisang rebus kemudian menikmatinya

dengan begitu lahap.

"Kenapa, semua ini makanan sehat, berkhasiat

dan bisa membuatmu berumur panjang."

Sontak saja Sherin tertawa ringan yang membuat

Devan menajamkan matanya. Sherin tidak peduli,

dia masih tertawa senang.

"Miss Sherin.. nikmati teh hijau mu sekarang.!"

Devan terlihat geram dengan ulah Sherin yang

langsung menutup mulutnya dengan wajah

berubah kecut.

"Kau pasti tidak menyukainya..! Dasar cewek.."

"Siapa bilang..aku tertawa tuh karena tidak habis

pikir, kok bisa ya kita satu selera begini.! Aku

adalah penyuka makanan seperti ini Dev."

Debat Sherin sambil kemudian mengambil rebus

singkong yang terlihat menggoda dan sudah ada seduhan kinca yang tersedia di mangkok kecil.

Dev terdiam, matanya tampak tidak percaya.

Sherin mencelupkan singkong ke dalam seduhan

kinca yang hanya terdiri dari cairan gula merah

plus madu murni itu, tanpa tambahan lainnya.

"Mmm.. ini pasti enak sekali.."

Gumam Sherin sambil mengangkat ubi jalar

yang sudah di balur lelehan gula merah itu,

kemudian dia mulai membuka mulut untuk

segera mencicipinya. Tapi, matanya membulat

ketika tiba-tiba Devan menyambar singkong

itu dan langsung melahapnya.

"Devaann... kenapa kamu yang makan..?"

Sherin cemberut kesal. Dia menatap geram

wajah Devan yang terlihat tak peduli itu.

"Masih banyak tuh.. tinggal bikin lagi.. Kalau

kau mau, aku bisa memberimu satu kebun."

Ucap Devan sambil menyeruput kopi mantap

racikan bi Kokom yang tiada duanya. Sherin

mengalah. Akhirnya mereka berdua terlihat

menikmati hidangan itu dengan tenang.

Selang beberapa saat mereka berdua selesai,

dan hampir menghabiskan semua hidangan

yang tersedia.

Sherin beranjak ke pinggir taman untuk kembali

menikmati semilir angin segar setelah perutnya

terisi penuh. Ponsel nya kini berdering, matanya

mengerjap ketika dia mengingat sesuatu.

Astaghfirullah.. kenapa dia bisa lupa.??

"Hallo Vint...iya Vint."

"Sherindaa.... kamu kemana sih.?? udah jam

berapa ini.? Orang-orang sibuk mencari mu.!

Setengah jam lagi jadwal kegiatan sosial akan

segera di mulaiii..."

"Aduhh...kok aku bisa lupa ya.."

"Apa, lupa..?? Yang benar aja kamu Sher.."

"Sudah ya, aku meluncur sekarang. "

Sherin menutup teleponnya. Dia segera berlari

dan menyambar tangan Devan yang baru saja

akan menghampirinya.

"Antarkan aku sekarang, kau sudah membuat

aku lupa sekarang ini ada dimana..!"

Beberapa saat kemudian...

"Ayo cepat naik, tunggu apalagi kamu.?"

Tegas Devan saat mereka sudah ada di halaman.

Sherin mematung sebentar, dia menatap Devan

yang sudah siap di atas motor cross besar. Pria

itu memakai masker, kacamata dan helm nya.

"Tunggu apalagi Nyonya El.? Apa kau mau poin

mu berkurang lagi karena datang terlambat.?"

Dengan gerakan cepat dan taktis Sherin duduk

di bagian belakang, kemudian melingkarkan

tangannya di tubuh gagah Devan.

"Daahh Bi Kokom..Mang Odoy.. sampai jumpa."

Sherin melambaikan tangannya ke arah dua

pengurus villa tersebut yang balas melambai

saat Devan mulai melesatkan motor cross nya.

"Dadahh..Non geulis.. datang lagi ya..."

***

Bersambung....

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!