Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 AKTI
"Mama, kami dapat hadiah dali ibu gulu." ucap Zara dengan antusiasnya saat memasuki rumah. Padahal mereka baru saja sampai di rumah.
"Wow, itu tandanya anak-anak mama sangat hebat dan cerdas. Terus pertahankan ya nak." ucap Keysa tersenyum sambil menangkup wajah putri kecilnya.
"Siap mama." ucap Zara tersenyum lebar lalu memeluk kaki ibunya. Sedang Zidan hanya diam di samping ibunya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Keysa mengerutkan keningnya melihat tingkah putranya. Walaupun putranya pendiam, namun setiap pulang sekolah pasti ada saja hal yang menarik diceritakan oleh putranya.
"Zidan" panggil Keysa dengan suara lemah lembut, membuat putranya terlihat takut mendongak menatap wajahnya.
"Iya mama." ucap Zidan dengan tatapan sendu lalu kembali menunduk menatap kearah lantai dan tak ingin berlama-lama bertemu pandang dengan ibunya yang saat ini sedang menatapnya.
Keysa berjongkok di hadapan anak-anaknya, keningnya berkerut melihat penampilan putranya yang tampak berantakan dengan kancing baju atas yang terlepas.
"Zidan, apa yang sudah terjadi nak? kenapa ada memar di bagian wajahmu?. Bahkan bagian lenganmu juga terdapat bekas cakaran." ucap Keysa dengan raut wajah khawatir melihat luka di tubuh putranya.
Zidan hanya mampu diam membisu dan tak berani menatap wajah ibunya, bahkan tak biasanya anak laki-laki itu tidak menyahuti ucapan ibunya. Sedang Zara yang berdiri di sampingnya langsung menyenggol lengannya untuk memintanya berbicara.
"Zidan!" panggil Keysa dengan suara lemah lembut sambil menyentuh pundak putranya.
Lagi-lagi Zidan hanya diam membisu dan tak berani bersuara.
"Zara, sekarang mama mau tanya sama kamu nak. Apa yang sudah terjadi di taman? Kenapa Zidan...." Keysa tidak melanjutkan ucapannya karena putrinya langsung memotong ucapannya.
"Kakak habis belkelahi mama, soalnya Ladit dan teman-temannya kembali gangguin Zala, meleka mengatakan kami anak halam yang tidak punya ayah. Untung ada kakak yang belain Zala." ucap Zara dengan ragu-ragu, bahkan kedua mata indahnya sudah berkaca-kaca. Anak perempuan itu tidak bisa
berbohong kepada ibunya.
Deg!
Hati Keysa seakan ditusuk ribuan jarum hingga hancur berkeping-keping mendengar ucapan putri kecilnya. Anak sekecil ini sudah dibully habis-habisan. Dia pun tidak terima kalau anak-anaknya diejek orang lain. Apalagi kata-kata mereka sungguh menyakitkan.
Kejadian naas yang dialaminya di masa lalu kembali diungkit dan anak-anaknya yang harus menanggung akibat dari perbuatan pria brengsek nan bajingan itu. Sampai kapan dia tidak akan pernah memaafkan pria brengsek itu.
"Maafin Zidan mama." ucap Zidan dengan tatapan sendu menatap wajah ibunya. Sungguh anak laki-laki itu merasa bersalah atas apa yang dilakukannya, padahal sudah beberapa kali ibunya melarangnya agar tidak meladeni anak-anak nakal itu.
"Iya mama, maafin Zala juga, kalena gala-gala Zala kakak telluka." ucap Zara sambil meneteskan air matanya, namun dengan cepat menghapus air matanya. Anak perempuan itu menganggap dirinyalah yang bersalah.
"Tidak sayang, justru mama yang salah." ucap Keysa dengan mata berkaca-kaca lalu memeluk tubuh kedua anaknya dengan penuh kasih sayang.
Keysa meneteskan air matanya, dia sangat khawatir dengan mental dan psikis anak-anaknya jika terus menerus mendapatkan bullying dari teman-temannya maupun anak-anak para tetangga. Sepertinya desa Pesisir tidak cocok untuk tumbuh kembang anak kembarnya.
Sebaiknya aku harus membawa Zidan dan Zara ke kota. Desa ini sudah tidak cocok untuk kami menjalani hidup. Batin Keysa cemas dan ingin menangis sejadi-jadinya dengan apa yang dialami oleh anak kembarnya.
Ibu mana yang akan rela jikalau anak-anaknya di bully, di hina dan dicaci maki, atau bahkan dijadikan bahan olok-olokan oleh teman-temannya, karena tak memiliki ayah, sungguh malang nasib anak kembarnya.
"Mama, jangan menangis. Kami baik-baik saja kok. Lain kali Zidan tidak akan meladeni Radit dan teman-temannya lagi." ucap Zidan bersungguh-sungguh sambil menghapus air mata ibunya.
"Iya mama, walau mereka mengejek kami tidak punya papa. Tapi, ada mama yang akan selalu menjadi papa kami selamanya." ucap Zara dengan bibir bergetar bahkan air matanya ikut menetes membasahi pipinya yang chubby.
Keysa tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan anak-anaknya, dia pun kembali memeluknya erat dan tak ingin melepaskannya. Karena merekalah sosok kebahagiannya.
"Mama, tolong pelukannya di lepas ya, soalnya Zala sudah lapal." ucap Zara memelas membuat ibunya tertawa kecil mendengar ucapan putrinya.
"Iya sayang, maaf ya." ucap Keysa merasa gemas mendengar ucapan putri kecilnya. Dia pun mencium pipi gembul putrinya lalu beralih mencium pipi gembul putranya.
"Sekarang kalian ganti baju dulu, terus cuci tangan lalu kita makan." ucap Keysa kembali mengingatkan anak-anaknya.
"Baik mama." ucap Zidan dan Zara dengan kompaknya lalu melangkah masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.
🍁🍁🍁🍁
"Siapa nama anak-anak tadi?" tanya Erina pada Bu Rahayu setelah cukup lama diam dalam ruangan tersebut.
"Namanya Zidan dan Zara, nona." ucap Bu Rahayu dengan ramahnya.
Jadi namanya Zidan dan Zara. Aku merasa anak laki-laki tadi wajahnya sangat mirip dengan kak Erlan semasa kecil, bahkan anak perempuan yang bersamanya juga sangat mirip dengan wajahku saat masih kecil, pokoknya sama persis layaknya pinang dibelah dua. Batin Erina dengan pikirannya yang sudah bercabang-cabang.
"Iya nona, mereka kembar dan menjadi murid berprestasi di sekolah" ucap Bu guru Farida menambahkan.
"Apa! Kembar?" ucap Erina dengan mata membulat sempurna mendapati bahwa kedua anak tadi kembar.
Pantas saja ada kemiripan, seperti halnya aku dan kak Erlan, walau kami tidak kembar namun wajah kami ada kemiripan. Dan bodohnya aku tidak sempat memotret wajah anak-anak tadi. Batin Erina dengan pikirannya.
"Iya nona." sahut Bu guru Farida.
"Oh, kalau boleh tau alamat rumah mereka dimana?" tanya Erina mulai dilanda rasa penasaran.
"Dekat dari kantor Desa, jaraknya tidak jauh dari sini. Namun lumayan jauh kalau cuma berjalan kaki." jelas Bu Rahayu membuat Erina hanya mampu manggut-manggut, namun pada dasarnya dia tidak tahu seluk beluk desa yang didatanginya.
"Kalau begitu, tolong antar saya ke rumahnya." ucap Erina dengan entengnya dan sudah tak sabaran untuk bertemu kembali anak-anak tadi.
"Mohon maaf nona, di jam seperti ini mereka sedang berada di tokonya atau kadangkala ke pantai untuk mencari kerang bersama ibu-ibu warga desa Pesisir yang dipekerjakannya." ucap Bu guru Farida memberitahu.
"Benar nona, Zidan dan Zara sangat rajin membantu ibunya, bahkan berkat kejeniusannya dia mampu menciptakan aksesoris terbuat dari cangkang kerang. Kepintaran mereka sangat membantu perekonomian beberapa warga desa Pesisir." jelas Bu Rahayu panjang lebar.
"Wah, saya semakin penasaran ingin bertemu kembali dengan mereka." ucap Erina tersenyum penuh arti.
"Saya beres-beres dulu ya nona. Setelah selesai, saya akan mengantar nona ke rumahnya." ucap Bu guru Farida dengan ramahnya dan Erina hanya mampu mengangguk mengiyakannya.
Tak berselang lama kemudian, merekapun siap-siap untuk pergi ke rumah Zidan dan Zara.
*
*
*
Hotel EQueen....
"Ka-kapan tuan Erlan datang?" tanya Pak Daniel terbata-bata, raut wajahnya sudah panik saat melihat pemilik dari hotel EQueen datang berkunjung secara mendadak.
"Kemarin! tidak lihat apa bahwa saya baru saja sampai!" ucap Erlan dengan ketusnya lalu melangkah tergesa-gesa melewati pak Daniel yang sedang berdiri di lobi hotel.
Pak Kasim segera menyusul tuan mudanya sambil membawakan kopernya. Merekapun masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai, dimana kamar yang ditempati oleh tuan mudanya.
"Gawat, semoga tak ada masalah kedepannya." gumam Pak Daniel sambil mengangkat kedua tangannya di udara lalu segera menyusul mereka.
Di dalam lift, tiba-tiba Erlan teringat dengan sosok gadis yang pernah ditidurinya.
"Beritahu Daniel agar menyuruh Cleaning service yang bernama Keysa untuk membersihkan kamar hotel ku." ucap Erlan dengan entengnya dan tidak ingin dibantah.
"Baik tuan." ucap Pak Kasim cepat.