Ujian Kekuatan Cinta AlShaf

Waktu berlalu dan seminggu kemudian tiba, mudah bagi Alpha untuk menyiapkan segala, hanya tinggal memberikan tugas pada bawahan dan semua akan berjalan semestinya.

Hari perayaan pernikahan Alpha dan Shafa pun di gelar dan seluruh keluarga datang beriringan ke gedung di mana resepsi pernikahan Alpha juga Shafa di gelar, pernikahan yang cukup megah dihadiri banyak kolega bisnis baik yang di dalam negeri maupun luar negeri.

Zea datang bersama Al Jovano juga Ameria dengan baju senada, di belakang ada Zia juga Azzam bersama anak-anak, di belakangnya lagi ada Kak Intan dengan Kak Reihan juga anak-anak di susul Kean yang masih setia melajang karena wanita yang di cintai justru pergi dengan pria lain kemudian di belakang Kean ada Zayn, bunda Mutia dan Ayah Arsya.

Ayah haris datang bersama istri dan anaknya juga ada Oma dan Opa mereka mengobrol dengan orang tua angkat Al Jovano juga Ayah kandung Al Jovano sekaligus Alpha.

Di depan ada mempelai yang duduk berdampingan dengan wajah cantik dan rupawan, keduanya tak lelah tersenyum pada semua tamu yang hadir.

"Wah, Shafa cantik sekali, kapan aku seramping itu lagi." Kata Zea sembari berjalan menuju ke arah mempelai.

"Kau jauh lebih cantik sayang, aku tak masalah kamu gendut, justru hanya aku yang melihat dirimu, yang lain tak akan bisa menggoda mu lagi." Jawab Al Jovano sambil nyengir setelah mendapat tatapan maut dari sang istri.

"Ckkk, nyebelin. Aku juga ingin cantik Al." Ucap Zea cemberut.

"Kau selalu cantik sayang bahkan kalaupun keriput." Jawab Al Jovano yang langsung membuat senyum di wajah sang istri kembali.

Zia dan Azzam hanya bisa geleng-geleng kepala dengan pasangan beda usia di hadapannya yang masih saja suka berdebat dan terlihat selalu kasmaran.

"Mas Azzam, kalau aku cantik gak?" Tanya Zia pada sang suami si dosen dingin kesayangannya.

"Kamu selalu yang tercantik." Jawab Azzam tersenyum lalu meraih tangan sang istri hangat.

Intan dan Reihan yang berada di belakang sang adik hanya melempar senyum, pasangan ini sekarang semakin dewasa hanya akan mengungkapkan perasaan melalui tatapan keduanya yang hangat dan saling menggenggam tangan.

Di depan Zea memeluk Shafa sambil berucap, " Semoga ketularan aku ya segera hamil biar makin rame nanti kalau kumpul keluarga."

"Aamiin Kak Zea." Jawab Shafa sambil senyum.

"Udah besar banget perutnya, moga lancar ya lahirannya." Ucap Shafa kemudian.

"Aamiin terimakasih doanya." Jawab Zea.

Di sisinya Al Jovano memeluk Sang Kakak lalu berbisik di telinga nya, "Kak gimana udah ngerasain kak Syurga dunia??

"Ckkk, dasar somplak." Umpat Alpha sambil memukul pelan pundak sang adik.

"Hahaha, aku udah mau 3 loh kak, pastikan segera cetak anak ya keburu umurmu ketuaan, gak lucu nanti punya anak tapi udah ubanan." Kata Al Jovano sambil melepas pelukan.

"Sial, emang kamu ahlinya kalau buat hawa panas." Umpat Alpha kesal.

"Aku akan buat empat sekaligus! puas!!!" Kata Alpha sesumbar namun di tepuk Shafa kesal.

"Kak emang kucing???"

"Kamu yang mau hamil sama lahiran??"

"Aku sih ogah banyak begitu."

Jawaban Shafa sontak membuat Zea dan Al Jovano tertawa namun tidak dengan Alpha yang garuk-garuk kepala, memang di depan Shafa, Zea dan Al Jovano wibawanya sebagai bos tak berharga sama sekali, karena Al Jovano paling suka meledek dirinya, untung tidak banyak yang dengar bagimana obrolannya tadi.

***

Acara itupun usai dan pengantin itupun beristirahat di kamar hotel tepat di sebelah gedung acara resepsi di gelar. Gaun yang Shafa gunakan terlalu sulit untuk di lepas karena resleting belakang dan memanjang sampai bawah punggungnya.

"Susah ya?" Alpha melihat Shafa kesulitan saat ingin membuka resleting itu.

"Iya Kak, tolong dong." Kata Shafa menyerah.

"Ada bayarannya ya." Ucap Alpha penuh maksud.

"Ckk dasar pebisnis apa aja di itung-itung." Ucap Shafa sambil mencebikkan bibirnya sementara Alpha tertawa sambil membuka resleting itu perlahan agar tak mengenai kulit sang istri.

Alpha menelan ludahnya saat melihat punggung mulus tanpa bra itu hingga ke pinggangnya, jadi baju ini sudah di desain dengan bra sekaligus di gaun.

Alpha usap lembut kulit itu hingga sang pemilik meremang di tempatnya, keduanya teringat bagaimana pertama kali keduanya bersatu hingga Alpha memanas seketika.

"Kak... Shhh, geli ih." Kata Shafa ingin masuk ke kamar mandi takut yang di otaknya akan terulang lagi.

Namun terlambat Alpha menarik gaun itu hingga tubuhnya terpampang jelas di hadapan sang suami, Alpha peluk tubuh itu dari belakang dan menghirup aroma kas sang istri dengan tangan yang tak bisa diam di area depan hingga Shafa merasa seluruh tubuhnya memanas dan melemas.

"Kak, A a aku... Hmmmm." Terputus karena Alpha membalikkan tubuhnya dan meraih dua baris merahnya hingga terbungkam sempurna.

Alpha ingin mengulang keindahan itu tanpa tapi, hingga tubuh lemas tak berdaya sang istri dia bawa di ranjang yang sudah si hiasi oleh banyaknya bunga mawar, sepertinya lilin aroma itu juga mengandung zat yang membuat keduanya semakin menginginkan hal yang terputar di memori mereka.

"I Love you." Ucap Alpha berat penuh hasrat setelah menaruh Shafa yang sudah sama memerahnya.

"Kak, tu tunggu, bisakah kita berwudhu dan berdoa terlebih dahulu." Kata Shafa sambil meremas selimutnya.

"Aku tidak hafal, tapi tanggung Yang, gak tahan." Suara Alpha makin parau dan berat karena sudah sangat berhasrat.

"Aku takut di sini banyak setan karena ini hotel, pasti banyak yang begini di sini" Kata Shafa membuat Alpha menghela nafas kasar.

"Nanti kalau setannya juga megang kulit aku gimana, emang kak Alpha mau begitu???" Lanjut Shafa yang akhirnya menghentikan apa yang Alpha lakukan.

"Ckkk, ya udah ayuk." Alpha sedikit kesal namun membayangkan Shafa di jamah setan membuat dirinya tak terima.

"Ada-ada saja." Gumam Alpha mengacak rambutnya sembari jalan ke kamar mandi.

***

Pagi hari setelah semalam di hotel Alpha ingin segera pulang, jujur sejak Shafa bilang mengenai setan dia sepakat segera pulang namun ke apartemen yang tidak ada kenzie.

"Kak ini apartemen siapa?" Shafa baru kali ini selama menjadi istri Alpha datang ke sini.

"Apartemen kita." Jawab Alpha lalu masuk.

"Kenzie sendiri dong di rumah." Shafa sedih karena sang adik sendirian di rumah.

"Dia udah besar, tadi udah aku kabari selama seminggu kita di sini, Kenzie di temani anak-anak stable kuda." Jelas Alpha membuat Shafa lega.

"Kita mau apa di sini kak??" Tanya Shafa polos.

"Apa lagi ya biar bebas lah, Mau di mana aja gak takut di lihat orang lain." Kata Alpha meletakan tubuhnya di sofa.

"Kak, kita selama seminggu di sini terus??" Tanya Shafa ragu-ragu.

"Iya, kamu di ajak ke Korea katanya kasian kenzie sendiri ya udah di sini aja." Kata Alpha.

"Ckkk, Mau tapi kenzie ikut kalau ke Korea." Kata Shafa jujur tak ingin Kenzie di tinggal-tinggal.

"Ya ampun, kita ke sana bulan madu Shafa, bukan piknik keluarga." Kata Alpha kesal dengan kekhawatiran Shafa yang berlebihan.

"Tapi... Hmmmm. " Kesal karena Shafa terus protes Alpha bungkam dengan bungkam dengan dua baris merahnya.

"Kita akan kesana bertiga tapi setelah kita bulan madu, Ok??? Janji." Ucap Alpha setelah puas meraup dua baris merah sang istri.

"Terimakasih Kak." Shafa tersenyum lalu memeluk sang suami keduanya pun larut kembali dengan kemesraan yang selama sekian bulan tertunda.

***

Up lagi please jika baca tekan like ya🙏😭