"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 20
Jemima mengangguk setuju, "Ya, bibi Maiden sudah melaporkannya pada mommy. Dan mommy sudah memintanya memberikan kamar tepat di sebelah kamarmu untuk Audrey. Nanti mommy akan menghubungi butik untuk mengirimkan semua keperluan Audrey" jawab Jemima
Xander menggeleng, "Jose sudah melakukannya." jawabnya singkat. Benar, Xander memang langsung bertindak untuk menyiapkan segala keperluan Audrey di kediamannya. Hanya mengenai dimana kamar Audrey memang bibi Maiden hanya mendapatkan ijin dari ibunya, sang nyonya rumah.
"Bagus kalau begitu! Biarkan Audrey tinggal bersama kita saja mulai sekarang" ucap Jemima
"Lebih baik kita mendatangi Christoper dan Aaron terkait masalah ini! Kita akan bicara dengan mereka dulu. Karena toh mereka akan menjadi besan kita, calon mertuamu!" ucap Kevin
Jemima mengangguk, "Iya aku setuju. Dan lagi untuk menjamin keselamatan Audrey juga, lebih baik percepat pernikahan kalian dan umumkan status Audrey secara resmi"
*
*
*
Di kediaman keluarga Lee, Kevin, Jemima dan Xander benar - benar datang dan menemui Christoper serta Aaron Lee. Sebenarnya mereka berencana hanya bertemu dengan dua orang itu tapi karena mereka sepakat bertemu di kediaman Lee, maka mereka tidak hanya bertemu dengan Christoper dan Aaron, tetapi juga ada Margareth dan Angeline yang ikut menemui mereka.
Christoper memaksa mereka untuk ikut makan malam saja di kediaman mereka sebelum mereka membicarakan maksud dan tujuan mereka datang kesana. Dan meskipun sebenarnya Xander keberatan, dia datang bukan untuk beramah tamah dengan keluarga gila di depannya ini. Tapi baik Kevin maupun Jemima menenangkannya dan mengatakan bahwa semua akan baik - baik saja. Jadilah mereka tetap makan malam di kediaman Lee bersama.
Xander hanya makan sedikit lalu dengan cepat menyelesaikan makannya. Matanya menatap tajam Angeline yang menunduk sambil mengunyah makanannya. Bagaimana bisa wanita cantik seperti Angeline melakukan hal yang begitu menjijikkan.
Xander bangkit berdiri, "Aku sudah selesai. Aku akan menunggu di ruang keluarga saja" ucapnya lalu meninggalkan meja makan.
Jemima akan mencegah sang putera, tapi Kevin menggeleng meminta isterinya membiarkan putera mereka pergi. Xander memang perlu diberikan waktu untuk mengontrol kemarahannya. Pasalnya anak itu memang sedikit berbahaya jika sudah marah.
"Maaf tolong di maklumi, Xander sedikit marah. Nanti akan kami jelaskan permasalahanya" ucap Kevin.
Christoper melirik Aaron yang langsung di jawab dengan gelengan pria itu. Karena tak mendapatkan clue apapun, akhirnya mereka memilih melanjutkan makan malam mereka dan setelah itu menyusul Xander yang memang sudah menunggu mereka di ruang keluarga.
Saat mereka masuk ke ruang keluarga, Xander sedang berdiri di depan deretan foto keluarga yang terpasang di sana. Ada satu foto keluarga besar yang tertempel di dinding. Dan ada beberapa dalam pigura kecil - kecil yang diletakkan di atas meja bersama dengan beberapa pajangan yang lain.
"Xan" panggil Jemima
Xander menoleh dan berjalan mendekati ibunya lalu duduk di samping sang ibu. Sementara keluarga Lee duduk di hadapan mereka.
"Baiklah kami akan menyampaikan tujuan kami datang kemari. Kami ingin memajukan pernikahan Xander dan Audrey menjadi tiga hari lagi. Dan mulai malam ini Audrey akan tinggal bersama kami" ucap Kevin membuka percakapan mereka
Christoper langsung mengerutkan keningnya, Maaf tapi kenapa tiba - tiba? Apakah terjadi masalah?" tanyanya
Aaron juga langsung bereaksi, yang ada di pikiran pria itu adalah Audrey yang mengadu pada keluarga calon suaminya tentang pembicaraan mereka pagi tadi saat mereka berdua sarapan dipinggir kolam renang. Tapi Aaron milih diam dan menunggu selanjutnya.
"Anda tidak tau bahwa salah satu puteri anda berniat melukai bahkan menghabisi nyawa puteri anda yang lain?" bukan Kevin yang menjawab tapi Xander.
Kevin langsung menghembuskan nafasnya pasrah. Puteranya ini memang kesabarannya tipis sekali jika sudah berhadapan dengan orang lain. Padahal dia bisa begitu hangat jika itu berhubungan dengan keluarganya.
Jemima sendiri sudah mengusap lembut lengan puteranya. Sementara Christoper langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Xander. Dirinya langsung menoleh pada Angeline yang semakin menundukkan kepalanya.
"Apa maksud anda tuan Xander?" ucap Christoper
Xander menghembuskan nafasnya, dia sejujurnya tak begitu suka berbasa basi. Apalagi menjelaskan panjang lebar sesuatu yang menurutnya sudah sangat jelas. Apalagi Xander sudah mengatakan dengan sangat jelas tadi. Memangnya ada berapa anak perempuan yang dimiliki Christoper?! Dan tidak mungkin kan dia datang ke kediaman Lee karena Audrey yang berniat membunuh Angeline, sedangkan sedari tadi Angeline ada di rumah dan baik - baik saja!
"Bukankah anda yang berusaha membunuh puteri kami tuan?" jawab Margareth tajam, dia sudah sangat marah saat mengetahui fakta bahwa Angeline di bawa ke rumah sakit karena Xander yang mencekik Angeline. Apa - apaan coba mencekik anak orang sembarangan?! Memangnya Xander ini apaan?! Bukankah dia itu seorang berpendidikan? Lantas kenapa dia bisa menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah? Batin Margareth waktu itu
Xander menoleh menatap Margareth, tatapannya begitu tajam, "Ya, seharusnya memang aku membunuhnya malam itu kalau saja Audrey tidak menyelamatkannya!" jawabnya tajam
Jemima sudah melingkarkan tangannya di lengan puteranya mencoba menenangkan sang putera. Puteranya ini sudah sangat marah sekarang. Dan Jemima harus bisa menenangkan sang putera.
"Xan, tenangkan dirimu" bisik Jemima
"Apa - apaan! Memangnya kamu itu apa sampai mau membunuh anak orang!" ucap Magareth
"MARGARETH DIAM! Bawa masuk Angeline ke kamar!" bentak Christoper
Margareth mendengus dan langsung bangkit berdiri sambil memaksa Angeline bangkit berdiri dan pergi meninggalkan ruang keluarga itu. Baru setelah Angeline pergi, Christoper kembali menatap keluarga calon besannya itu dan meminta penjelasan.
"Jadi tadi siang saat Ellea akan bertemu dengan Audrey, karena mereka memang sudah berjanji akan bertemu dan akan berbelanja bersama, Audrey mengalami penyerangan. Mobil yang dikendarai supir dan membawa Audrey di ikuti dan di serang, untung saja Ellea dan pengawalnya datang tepat waktu dan berhasil menggagalkan upaya penculikan dan usaha pembunuhan pada Audrey" ucap Kevin
Christoper mengerutkan keningnya mendengar ucapan Kevin, "Jika begitu kenapa tuan Xander menuduh Angeline yang melakukannya tuan?"
"Karena kami sudah melakukan penyelidikan tentunya tuan Lee. Kami tidak mungkin menuduh tanpa bukti. Dan kami memegang semua buktinya.
Kami bisa saja menyeret Angeline ke polisi dengan semua bukti yang ada. Hanya saja kami tau bahwa hal itu hanya akan merusak nama kalian sebagai besan kami. Yang kedua Audrey tak ingin kakaknya masuk penjara" ucap Kevin lagi
Christoper langsung mengeraskan rahangnya mendengar penuturan lembut tapi penuh dengan ancaman itu. Dia melirik puteranya yang juga sedang menatapnya. Bagaimana puterinya menjadi begitu bodoh dan bertindak gegabah seperti ini.
"Terima kasih atas kebaikan anda tuan. Saya akan mendisiplinkan Angeline." ucap Christoper
"Tuan Lee, tolong sampaikan juga pada Angeline. Kami mengajukan syarat perjodohan ini karena gadis yang kami inginkan menjadi pendamping Xander adalah Audrey. Jadi tolong jangan salah paham, bukan karena kami ingin berbesan dengan keluarga Lee, tapi memang karena Audrey." kali ini Jemima yang menyampaikannya dengan tenang
Aaron yang kali ini bereaksi atas ucapan Jemima, "Kami mengerti bibi. Saya akan pastikan bahwa Angeline akan tau dimana posisinya dan tidak akan mengulangi hal ini lagi" ucap Aaron tegas