NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Setelah kematian yang tragis, dia membuka matanya dalam tubuh orang lain, seorang wanita yang namanya dibenci, wajahnya ditakuti, dan nasibnya dituliskan sebagai akhir yang mengerikan. Dia kini adalah antagonis utama dalam kisah yang dia kenal, wanita yang dihancurkan oleh sang protagonis.

Namun, berbeda dari kisah yang seharusnya terjadi, dia menolak menjadi sekadar boneka takdir. Dengan ingatan dari kehidupan lamanya, kecerdasan yang diasah oleh pengalaman, dan keberanian yang lebih tajam dari pedang, dia akan menulis ulang ceritanya sendiri.

Jika dunia menginginkannya sebagai musuh, maka dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dihancurkan. Jika mereka ingin melihatnya jatuh, maka dia akan naik lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.

Dendam, kekuatan, dan misteri mulai terjalin dalam takdir barunya. Tapi saat kebenaran mulai terungkap, dia menyadari sesuatu yang lebih besar, apakah dia benar-benar musuh, atau justru korban dari permainan yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Pertarungan Antar Tim

Langit di atas kota Nordin tampak cerah, tetapi suasana di dalam balai utama dipenuhi ketegangan.

Para pemimpin Kuil telah mengumumkan sesuatu yang mengejutkan:

Akan diadakan pertarungan antar tim, dan tim yang menang akan dimentori langsung oleh Kael Duskbane.

Semua peserta bersorak dengan antusias.

Mentor sekelas Kael Duskbane bukanlah orang sembarangan.

Dia adalah pemburu legendaris dengan pengalaman luar biasa, seseorang yang telah menjelajahi banyak tempat berbahaya dan menghadapi makhluk-makhluk mengerikan.

Bisa belajar langsung darinya adalah kesempatan yang sangat langka.

 

Di tengah riuhnya suasana, Seraphina berbisik pada Lucian.

“Aku ingin menang,” katanya singkat.

Lucian menoleh, matanya berbinar dengan rasa ingin tahu.

“Oh?” dia menyeringai. “Dan kenapa kau begitu menginginkan kemenangan ini?”

Seraphina tidak langsung menjawab.

Matanya mengarah ke Kael Duskbane, pria yang memiliki nama keluarga yang sama dengannya.

Ada sesuatu tentang pria itu yang mengganggunya, sesuatu yang membuatnya merasa harus lebih dekat untuk mencari tahu.

Lucian menatapnya beberapa saat, lalu akhirnya tertawa kecil.

“Baiklah,” katanya santai. “Aku juga penasaran bagaimana jadinya jika kita menang.”

Mata merah darahnya berkilat penuh semangat.

“Ayo kita buat pertarungan ini menarik.”

 

Pertandingan antar tim dimulai keesokan harinya, dengan arena besar yang telah disiapkan di tengah kota.

Semua warga dan pemburu berkumpul untuk menyaksikan pertarungan ini, menjadikannya acara besar yang penuh antusiasme.

Banyak tim bertanding satu sama lain, menggunakan kombinasi sihir, strategi, dan kekuatan fisik untuk mengalahkan lawan mereka.

Namun, hanya dua tim yang berhasil mencapai final:

Tim 7 yang dipimpin oleh Lucian dan tim yang dipimpin oleh si Protagonis utama novel ini.

 

Ketika nama mereka diumumkan, sorak-sorai penonton menggema di seluruh arena.

Ini adalah pertarungan yang sudah diprediksi banyak orang sejak awal.

Tim Protagonis dianggap sebagai yang terkuat, sementara Tim 7 penuh dengan individu berbakat dan misterius.

Lucian berjalan santai ke tengah arena, tatapannya penuh kepercayaan diri.

Di sebelahnya, Seraphina berdiri dengan ekspresi tenang tetapi penuh kewaspadaan.

Sementara itu, Protagonis pria berdiri di seberang mereka, bersama pasangannya yang juga seorang petarung hebat.

Ketegangan menggantung di udara.

Kael Duskbane, yang duduk di kursi khusus para pemimpin Kuil, menatap dengan penuh perhatian.

“Mulai!” seru salah satu pemimpin Kuil.

Dan pertarungan final pun dimulai.

 

Tim Protagonis langsung menyerang lebih dulu, mengandalkan kombinasi sihir dan serangan fisik.

Seraphina dan Lucian menghindar dengan gesit, sementara anggota tim mereka yang lain mulai membalas.

Pertarungan berlangsung dengan sangat intens.

Beberapa anggota Tim 7 menggunakan serangan frontal untuk menahan tekanan dari tim lawan.

Sementara itu, Lucian dan Seraphina bergerak dengan cara yang lebih strategis, mencari celah untuk melumpuhkan lawan mereka.

Lucian menggunakan kecepatan dan teknik bertarung yang luar biasa, membuat beberapa lawan kesulitan mengejarnya.

Sementara itu, Seraphina memanfaatkan akalnya untuk menciptakan gangguan di medan pertempuran, membuat tim lawan kehilangan keseimbangan.

Tetapi tim Protagonis tidak mudah dikalahkan.

Mereka bertarung dengan sangat terkoordinasi, membuktikan mengapa mereka menjadi favorit dalam pertarungan ini.

Protagonis pria berhadapan langsung dengan Lucian, saling bertukar serangan dengan kecepatan yang luar biasa.

Di sisi lain, pasangannya menyerang Seraphina, mencoba mengalahkannya dengan kombinasi sihir dan serangan pedang.

Namun, Seraphina tetap tenang.

Dia menghindari serangan dengan gesit, membiarkan lawannya lelah sebelum akhirnya melakukan serangan balik yang tajam.

 

Pertarungan berlangsung selama lebih dari setengah jam, dengan kedua tim bertarung sengit hingga ke titik akhir.

Penonton menahan napas, menyaksikan pertukaran serangan yang semakin cepat dan brutal.

Hingga akhirnya, Seraphina melihat kesempatan.

Dia melirik ke arah Lucian, memberi isyarat halus.

Lucian menyeringai, memahami maksudnya.

Dalam satu gerakan cepat, mereka berdua melancarkan serangan yang tak terduga, memanfaatkan celah yang mereka tunggu-tunggu.

Dan dalam satu momen menentukan—

Tim Protagonis terdesak mundur, kehilangan keseimbangan mereka.

Serangan kombinasi yang mereka lakukan mengakhiri pertarungan dengan kemenangan bagi Tim 7.

 

Suasana hening sejenak, sebelum akhirnya sorak-sorai meledak di seluruh arena.

Tim 7 memenangkan pertandingan!

Lucian tertawa kecil, mengusap lehernya yang berkeringat.

“Yah, itu menyenangkan,” katanya dengan santai.

Seraphina menghela napas, tetapi matanya berkilat puas.

Dia berhasil memenangkan pertarungan ini, dan sekarang dia memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan Kael Duskbane.

Dari kursinya, Kael menatap mereka dengan ekspresi penuh minat.

Dan di dalam hatinya, Seraphina tahu—

Pertarungan sebenarnya baru saja dimulai.

.

.

.

Arena pertarungan masih dipenuhi oleh sorak-sorai kemenangan.

Tim 7, yang dipimpin oleh Lucian, telah mengalahkan Tim Leonhardt dalam final yang sengit.

Namun, tidak semua orang menerima hasil ini dengan lapang dada.

Di tengah arena, Leonhardt berdiri dengan ekspresi gelap, tinjunya mengepal kuat.

Sorot matanya penuh amarah saat menatap Lucian dan Seraphina.

Leonhardt tidak percaya bahwa dirinya bisa kalah.

Dia adalah salah satu petarung terkuat, seseorang yang telah berlatih bertahun-tahun untuk mencapai puncak.

Namun, dalam sekejap, Tim 7 telah menjatuhkannya dari tahtanya.

"Lucian… Seraphina…" gumamnya dengan suara rendah.

Rahangnya mengeras.

"Aku bersumpah, ini tidak akan berakhir di sini."

Mata merahnya memancarkan kebencian yang mendalam.

"Suatu hari nanti, aku akan menghancurkan Tim 7 dan mengembalikan kehormatanku."

Leonhardt lalu berbalik, meninggalkan arena dengan wajah marah.

Timnya mengikuti dari belakang, tetapi suasana di antara mereka penuh ketegangan dan kekalahan.

Sementara itu, Lucian hanya menyeringai sinis saat melihat kepergian mereka.

"Menarik," katanya pelan. "Sepertinya kita baru saja mendapatkan musuh baru."

Seraphina, yang berdiri di sampingnya, hanya tersenyum samar, seolah tidak peduli.

"Kalau dia ingin membalas dendam, biarkan saja. Aku tidak keberatan mengalahkannya lagi."

---

Setelah pertarungan final, Tim 7 dipanggil ke podium utama.

Para pemimpin Kuil telah menyiapkan penghargaan khusus untuk mereka.

Kael Duskbane, yang sejak awal memperhatikan mereka dengan penuh ketertarikan, kini berdiri di hadapan mereka.

"Selamat," katanya dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Kalian telah membuktikan diri sebagai salah satu tim terbaik di angkatan ini."

Tim 7 menerima penghargaan mereka dengan penuh kebanggaan.

Selain itu, mereka juga dinaikkan ke tingkat pemburu yang lebih tinggi, yang berarti mereka sekarang bisa menerima misi-misi yang lebih berbahaya dan bergengsi.

Bagi Seraphina dan Lucian, ini hanyalah awal dari perjalanan panjang mereka.

Namun, satu hal yang pasti: mereka telah mendapatkan pengakuan yang pantas.

---

Setelah menerima penghargaan, Tim 7 tidak langsung beristirahat.

Sebagai bagian dari hadiah kemenangan mereka, Kael Duskbane menjadi mentor mereka selama dua minggu penuh.

Pelatihan ini jauh lebih sulit dari yang mereka bayangkan.

Kael mungkin berasal dari Kuil Obat, tetapi kemampuannya dalam berbagai bidang tidak bisa diremehkan.

"Menjadi seorang pemburu bukan hanya soal kekuatan," katanya saat pelatihan dimulai. "Kalian harus belajar bertahan hidup, strategi, dan bagaimana membaca situasi."

Pelatihan mereka mencakup banyak aspek, mulai dari bertarung dengan tangan kosong, menggunakan senjata, strategi tempur, hingga pengobatan dasar dan bertahan hidup di alam liar.

Kael bahkan mengajarkan mereka cara mendeteksi racun, menggunakan tanaman obat, dan teknik penyembuhan darurat.

Lucian dan Seraphina, yang sudah terbiasa dengan pertempuran, mengikuti pelatihan ini dengan serius.

Namun, ada satu hal yang menarik perhatian Kael.

Dia terus memperhatikan Seraphina, seolah dia menyadari sesuatu yang tidak diketahui orang lain.

Seraphina juga merasakan tatapan pria itu, tetapi dia tetap berusaha bersikap biasa saja.

---

Setelah dua minggu penuh pelatihan keras, akhirnya pelatihan selesai.

Tim 7 telah tumbuh jauh lebih kuat, baik secara fisik maupun mental.

Mereka kini lebih solid dan memiliki koordinasi yang lebih baik.

Sebagai perayaan atas kerja keras mereka, Kael mengundang mereka untuk makan malam bersama.

Malam itu, mereka berkumpul di sebuah restoran terkenal di kota Nordin, menikmati hidangan lezat sambil berbincang santai.

Lucian, seperti biasa, tertawa santai sambil mengolok-ngolok anggota tim lainnya.

Seraphina lebih diam, tetapi ada senyum kecil di wajahnya.

Sementara itu, Kael sesekali menatapnya, seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi mengurungkan niatnya.

Setelah makan malam, mereka akhirnya berpisah.

Setiap anggota tim memiliki tujuan mereka sendiri setelah ini, tetapi satu hal yang pasti—

Mereka akan bertemu lagi, dalam petualangan yang lebih besar di masa depan.

1
MissHalu🐌🐢
mereka yg bertempur Mak yg cape
MissHalu🐌🐢
makin di baca makin banyak hal yg tak terduga.. semua teka-teki nya penuh dengan misteri
MissHalu🐌🐢
waalaikumsalam..
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: aamin/Cry/
Sean71: amin🤲🏻
total 2 replies
MissHalu🐌🐢
kembali otak Mak di penuhi dengan pertanyaan yg masih menjadi misteri
MissHalu🐌🐢
bener kan Seraphina bisa
MissHalu🐌🐢
lanjutkan thor Mak betah kok, karna disini penuh teka-teki dan perjalanan nya sangat menegangkan /Determined//Determined//Determined/
MissHalu🐌🐢
semangat Seraphina aku yakin kamu bisa/Determined//Determined//Determined/
P®iπ©£ ®@πd0m§
keren,, lanjuuut
MissHalu🐌🐢
huaaa banyak teka tekinya ini mh,kaya TTS
MissHalu🐌🐢
keren.. mak ijin mampir ya,jangan marah kalo Mak betah/Facepalm/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞Arlingga✿꙳❂͜͡✯࿐
keren,,, semangat say,,,
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: maksih say/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!