Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Keesokannya, seperti biasa Haira harus bekerja di kedai mamahnya, karena beberapa hari libur, jadi dia harus masuk hari ini, meskipun setelah kejadian kemarin, tidak ada yang berubah perjodohan akan terus dilanjutkan
"Aku antar ya" Tawar Aza pada Haira yang sedang siap siap
Haira menggeleng "Gak usah"
"Aku mau nemenin kamu" bujuk Aza
"Gak usah, kamu kan harus kerja" Haira yang masih siap2
"Baiklah" Aza kemudian pergi keluar
...
"Ayo babe" Ucap Aza yang sudah berada di Motornya dengan mesin yang menyala
"Apa apaan? Aku pikir kamu sudah berangkat" Haira menghampiri Aza
"Aku antar, gak usah memedulikan pekerjaan ku, Ayo nanti kita telat" Haira menurut, dan akhirnya naik ke motor Aza
***
Sesampainya di kedai, Aza telah memarkirkan motor nya dan Haira mengajaknya masuk ke dalam, Dijumpainya Sissy dan Arkan yang sedang menunggu di kursi pelanggan
"Kakak" Panggil Sissy
"Hai ssy"
"Haii" Sapa Aza sambil membungkuk terhadap Sissy
"Hai juga kak Aza" Sissy terkejut melihat Aza, ini adalah pertemuan kedua mereka setelah pertemuan mereka kemarin malam, meskipun kemarin malam tidak berjalan baik
Haira lalu mengajak Aza duduk disebelahnya
"Ah apakah ini pacarnya adikmu?" Yang dimaksud Aza adalah orang disamping Sissy
"Ooh iya, Namanya Arkan"
"Ohh"
"Hai, gw dah denger banyak tentang lo dari Sissy dan Haira, gw tau semuanya, dan ternyata lo orangnya? Orang yang mau dijodohkan sama My Sweetie Sissy" Kata arkan sedikit membungkuk kepada Aza dan mengulurkan tangan
"Iya, Nama gw Aza Adinata, panggil aja Aza" Aza menerima jabatan Tangan Yangyang
"Arkan angkasa putra, Panggil arkan, gw sedikit telat masuk kuliah jadi gw seangkatan sama Haira, gw dengar lo seumuranku" Tanya arkan kepada Aza
"Ohh beneran?"
"Benarlah"
"Waah senang banget ketemu temen yang seumuran gini" kata Aza dengan gembira
Waktu berlalu meskipun hanya sebentar tapi Aza dan Arkan sudah begitu dekat.
...
Nova hari ini memang tidak pergi ke kedai, karena sibuk hal lain, jadi hanya Haira dan sissy yang menjaga kedai
***
Keesokannya, Di pagi hari Haira mampir ke rumah Nova karena Nova menelponnya untuk datang, kebetulan dirumah tidak ada siapapun kecuali Nova, Sissy belum pulang ngampus, dan Rey masih kerja
"Sudah berapa kali aku bilang, Jangan berhubungan lagi dengan Aza, Kamu masih saja berhubungan dengannya?" Kata nova karena setelah kejadian memalukan malam itu, ternyata mereka belum putus padahal nova sudah menyuruh mereka putus
"Mama, Haira gak gakk..."
"Gak gak, gak gak apa? Kamu pikir setelah kejadian malam itu, trus kami bakal batalin perjodohan, mentang mentang Aza ngomong kayak gitu, gak semudah itu ya" Nova terus saja menyudutkannya
"Maaf Ma"
"Kamu belum putus juga ya sama Aza ha?"
Haira menggeleng
"Kenapa Belum?, Dengar ya, Kalau kamu belum putusin Aza dan masih deket2 sama Aza, aku gak segan segan menghabisimu"
"Apa mama tega?"
"Kamu membahas rasa tega dengan ku? Kenapa tidak, bahkan saat masih di kandungan saja aku berambisi membunuhku, bahkan saat kau lahir pun, rasa ini slalu ada, lalu kenapa aku harus tidak tega?"
"Mama? Mama kejam sekali"
"Aku belum sekejam itu, Kejam itu saat... " Nova pergi kebelakang mencari pisau lalu kembali ke Haira dan menarik rambutnya lalu menyodorkan pisau itu ke wajah Haira,
Haira ketakutan setengah mati dan matanya mulai berkaca kaca
"Mah, apa yang mama lakukan "
Nova menjambak rambut Haira, sehingga Haira tidak bisa bergerak, apalagi pisau yang ada diwajahnya, karena kalau Haira gerak sedikit ia bisa tergores pisau itu, jadi Haira hanya pasrah diam saja sambil merinding ketakutan
"Aku akan menusukmu menggunakan benda ini, aku harus mengecek apakah ini tajam atau tidak"
Nova mengusap usapkan ujung pisau itu ke pipi Haira, Haira menangis ketakutan
Tiba tiba Rey datang lalu mengambil pisau dari tangan nova dan menyimpannya ke tempat yang aman dan memeluk Haira, menenangkan nya
"Nova apa yg kamu lakukan, Kamu mau menyakiti anakmu sendiri, kamu udah gila" Rey memeluk Haira yang ketakutan
"Gila? Siapa yang kamu bilang gila Rey, Aku? Aku hamil, Orang itu, orang yang aku cintai meninggalkanku, DIA YANG GILA" Nova tiba2 saja menjadi depresi
"KALAU DIA TIDAK HADIR, KEKASIHKU TIDAK AKAN MENINGGALKANKU HUAA" Nova berteriak sambil menunjuk ke arah Haira
Rey langsung melepaskan pelukannya terhadap Haira dan memeluk Nova agar depresi nya tidak kambuh lagi
"Haira kamu Pulang dulu, biar aku urus mama mu" Suruh Rey sambil memeluk dan menenangkan Nova
"Tapi..."
"Cepet pulang"
Haira lalu berlari ketakutan keluar rumah nova
"Novaaa, apa kamu tidak minum obatmu?"
"Obat? Rey, aku tidak perlu minum obat, aku akan langsung sembuh"
" caranya? "
"Menghabisinya, iya, aku akan sembuh setelah dia gak ada rey"
"Apa yang kamu bicarakan nova, kamu pasti sudah gila"
"Gila? Aku memang sudah gila sejak dulu Rey, Pacarku menghamili ku, tidak mau tanggung jawab, dan lebih memilih menikahi gadis lain? AKU TANYA APA KAU TIDAK SAKIT JIKA DIPERLAKUKAN SEPERTI ITU HA?"
"Aku paham, Tenanglah, aku disini, untukmu, jangan melakukan hal hal yg menyakiti siapapun lagi ya"
"Dia menyakitiku Rey, apa kamu gak paham?"
"Aku mengerti nova, kamu harus bisa belajar dari masa lalu dan jangan terus hidup dimasa lalu"
"Aku ambilin obat dulu, tunggu disini"
***
Haira berjalan ketakutan, ia keringat dingin, ia tidak menyangka nova mamahnya tega melakukan itu padanya
"Maaf" Ucap seorang cowok saat tidak sengaja menabrak Haira
Haira tidak menggubris, ia masih sangat ketakutan, ia mengigit tangannya
"Haira?" Sadar laki2 itu kalau yang ia tabrak adalah Haira
Haira yang sadar kehadiran laki-laki itu tiba2 langsung Memeluknya dan menangis tersedu-sedu disana.
"Kenapa Baby?"
"Sayang, Aku takut banget" Haira memeluk erat cowok itu yang tak lain adalah kekasihnya, Aza.
" Hei, ada apa" Aza melepaskan pelukan Haira lalu mengusap air matanya dan merapikan rambutnya yang berantakan
"Aza
Za, Aku rasa kita harus putus"
"Putus?, Kenapa? Aku gak mau putus sama kamu Haira"
"Mama akan membunuhku"
"Ha? Gak mungkin dia setega itu, bagaimanapun juga kamu ini anaknya"
"Bukan bagi Mama, aku bukan anaknya, Aza
Za, aku cuma mau diakui dan disayang sama Mama, Mama lebih penting daripada hubungan kita"
"Baby-..... "
"Kita putus, jangan ganggu aku lagi" Haira pergi meninggalkan Aza disana
Aza membeku, rasanya sangat sakit diputusin kayak gini, rasanya Aza ingin teriak dan nangis di sana tapi, ia tidak melakukannya, ia berusaha mengejar Haira saat sudah bisa menggapai Haira, ia memeluk tubuh Haira dari belakang hingga membuat Haira terhenti
"Jangan putusin aku Babe, aku cinta sama kamu" Aza menyandarkan dagunya di bahu Haira
Haira dengan mata berkaca-kaca berusaha kuat, bagaimanapun juga ia memutuskan Aza bukan karena sudah tidak cinta tapi karena keadaan memaksa mereka berpisah seperti ini
Haira berbalik ke arah Aza
"Aza
Za, Mau dipertahanin kyk gimana juga, gak ada gunanya, ujung ujungnya, kamu bakal nikah sama Sissy"
"Aku bakal nikahin kamu, I Promise"
"Jangan janji, kalau gak sanggup nepatin"
"Pegang omonganku, Aku bakal nikahin kamu dan batalin perjodohan ini"
"Jangan, Mama akan membunuhku"
"Gak ada yang boleh membunuh Haira Ku"
"Kamu gak mau aku mati kan? Jadi jangan ganggu aku lagi, maka aku akan hidup dengan bahagia, kamu mau aku bahagia kan? Lupakan aku, Terimalah perjodohan ini, dan Ingat satu hal, KITA UDAH PUTUS" Haira pergi dari sana
Aza tak bisa menahan air matanya, meskipun ia adalah laki2 tapi tetap saja, itu adalah hal yang menyakitkan baginya.
***
Aza baru saja pulang ke rumahnya, bukan apartemen nya dan
Saat hendak ke kamarnya ia melewati kamar orang tuanya dan tidak sengaja mendengar obrolan mereka
"Kita harus mempercepat pernikahannya" Ucap mia mama Aza
"Aku sudah merundingkan hal ini dengan pihak keluarga Rey, dan mereka setuju mempercepatnya" Kata Farel
"Jadi kapan?" Tanya Mia
"Lusa"
Aza terkejut mendengar kalau ia akan menikahi Sissy Lusa, sangat diluar perkiraan, rencana awal mereka akan dinikahkan saat Sissy lulus kuliah tapi kenapa tiba2 mempercepatnya seperti ini?
"Lusa? Apa tidak terlalu cepat sayang?" Tanya Mia
"Lebih cepat lebih baik, lagi pula, anak haram itu, slalu nempel nempel sama Aza, aku sangat gak suka melihatnya"
"Kau benar, lebih cepat lebih baik, dengan begitu, anak haram itu gak akan bisa mendekati Aza kesayanganku lagi, karena dia sudah jadi iparnya"
"That's right, That's right"
Aza membeku di sana, ia tidak habis pikir mereka akan mempercepat pernikahan ini, Aza dengan segera pergi ke kamarnya mengambil beberapa kebutuhan nya dan pergi dari sana tanpa sepengetahuan siapapun
***
Di apartemen Aza
Haira kini sedang membereskan barang barangnya yang tertinggal di apartemen Aza, terlebih di kamar, ia meninggalkan banyak barang dan baju.
Tiba2 seseorang masuk ke sana
"Ra cepet kamu beresin barang barang kamu" Pinta Aza dengan tidak canggung sekali mengingat kejadian tadi.
"Aku sedang melakukannya" Haira sedang memasukkan Baju2 nya di Koper
"Baiklah, aku juga akan membereskan barang2 ku" Aza pun ikut membereskan barang2 nya
"Kamu mau pulang ke rumah?"
"Hmmm... "Aza menggantung kata2 nya
"Sudah selesai?" Tanya Aza setelah membereskan barang2 nya
"Sudah, aku pulang dulu, makasih ya karena telah mengijinkanku tinggal sementara disini" Ucap Haira sambil membawa Koper di tangannya
"Aku antar"
"Jangan, Kalau Mama lihat dia akan.."
"Gak akan lihat, Ayoo" Aza menarik tangan Haira dan mengajak keluar dari sana dan menaiki mobilnya
...
"Mobil siapa ini?" Tanya Haira saat tau itu sepertinya bukan mobil Aza
"Aza
Hesa"
"Kenapa kamu membawa mobil Kak Aza
Hesa?"
"Akan kuceritakan nanti, sekarang naiklah, cepet" Haira lalu naik ke mobil Aza (ah lebih tepatnya mobil Aza
Hesa)"
"Sebelum itu aku minta kamu matikan handphone mu dulu" Pinta Aza yang sudah berada di mobil Aza
Hesa
"Kenapa?"
"Matikan aja dulu"
"Taapii.."
"Kamu percaya sama aku kan? Aku bukan orang jahat, jadi tolong matiin dulu ya" Aza meyakinkan Haira
"Baiklah" Meskipun sedikit Ragu tapi Haira menuruti Aza dan menonaktifkan Handphone nya
"Sudah kan?"
"Sudah, Emangnya kenapa harus dimatikan sih?"
Aza menyalakan mobil dan mengendarinya
Pertanyaan Haira belum juga dijawab, Setelah dirasa sudah agak jauh, Aza menjawab pertanyaan Haira
"Biar mereka gak bisa melacak kita"
"Ha? Melacak? Emang kita mau kemana?"
"Kita Kabur dari sini"
***
.
.
.
.