Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Bab 1

Gus Arzan berpamitan kepada istri dan kedua orangtuanya untuk menghadiri acara di kota Bandung. Teman bisnisnya mengundang Gus Arzan menyaksikan peresmian perusahaan baru milik temannya itu.

Awalnya dia menolak. Namun karena si pemilik acara terus membujuk, akhirnya Arzan merasa tidak enak dan memutuskan untuk pergi.

"Kamu pergi sendiri bang? Ardi tidak ikut?" tanya umi Zulfa. Entah mengapa mendadak perasaan hatinya tidak tenang membiarkan anak sulungnya pergi. Padahal sudah biasa sebulan sekali pasti putranya melakukan dinas ke luar kota.

Gus Arzan tersenyum, "Ardi sedang banyak pekerjaan di kantor umi, jadi tidak bisa menemani Abang. Tidak akan lama kok, nanti setelah acaranya selesai Abang akan langsung pulang."

Umi Zulfa semakin erat menggenggam tangan putranya. "Bang, entah mengapa perasaan umi tidak tenang nak, seperti ada sesuatu yang membuat umi tidak ingin Abang pergi."

Kyai Rafiq langsung menenangkan istrinya. "Umi, jangan seperti itu, nanti Abang berat langkahnya. Jika ada perasaan umi yang tidak enak, sebaiknya umi istighfar. Doakan Abang yang baik-baik."

Umi Zulfa menurut. Beliau beristighfar seperti yang dikatakan suaminya.

"Kamu hati-hati ya bang. Umi selalu doain Abang. Jangan lupa kabarin kalau ada apa-apa."

Arzan menanggapi dengan memeluk uminya, Lalu abinya.

Setelah berpamitan kepada orang tuanya, Arzan beralih menatap istrinya yang kelihatan menekuk wajahnya. Tak rela jika harus berpisah dengan suaminya. Namun apa boleh buat.

"Mas berangkat ya sayang. Kamu hati-hati dirumah . Jika ada apa-apa langsung bilang sama Abah ummi," ucap Arzan lembut.

Anisa mengangguk mengiyakan. "Mas jangan lama-lama ya,"

"Abang jangan lupa oleh-olehnya." Suara adik Ibnu tidak lupa ikut menyertai kepergian sang Abang.

"Iya bawel. Biasanya juga Abang beliin oleh-oleh kan?!"

Sang adik hanya meringis sebagai jawaban. Memang setiap keluar kota Arzan tidak pernah absen membelikan oleh-oleh untuk adiknya itu.

Setelah berpamitan, Arzan langsung menuju mobilnya. Dia berencana menyetir sendiri karena Ardi tidak bisa ikut. Dirinya juga tidak mungkin membawa sopir dari rumah karena nanti akan repot jika umi atau abinya akan berbergian.

***

Setelah magrib, Arzan sudah sampai di Bandung. Dia juga sudah janjian dengan temannya bertemu di depan alamat yang tertera di undangan.

"Kok ke hotel?" tanya Arzan pada Rendi, teman bisnisnya yang juga tamu di acara ini.

"Emang kenapa kalau hotel? Wajar lah orang yang punya acara aja Bella." Balas Rendi apa adanya. Memang orang yang punya acara bukan orang sembarangan jadinya wajar saja jika acaranya diadakan di hotel. "Gue ke rekan bisnis gue dulu," pamit Rendi.

Sebenarnya kalau tahu acaranya dihotel Arzan akan memilih untuk tidak berangkat. Dirinya risih dengan tatapan-tatapan mata wanita yang tertuju kepadanya.

"Astaghfirullah," batin Arzan.

"Assalamualaikum Gus," sapa Bella si pemilik acara. Wanita dengan gaun panjang tapi dengan belahan dada rendah ditambah belahan bagian bawah hingga menampakkan kaki jenjangnya membuat Ibnu kembali beristighfar didalam hati.

"Waalaikumsalam," jawab Arzan sekenanya.

Bella tersenyum lebar, tidak menyangka jika Gus Arzan mau datang ke acaranya.

"Terimakasih atas kedatangannya Gus, suatu kehormatan bagi saya,"

Arzan hanya mengangguk mengiyakan tanpa melihat wanita yang berbicara kepadanya. "Selamat atas pencapaiannya. Semoga berkah dan tetap rendah hati,"

Bella terkekeh. "Terimakasih Gus. Mari ikut saya biar saya kenalkan pada rekan-rekan yang lain." Ajak Bella. Namun Arzan menggeleng.

"Tidak perlu. Saya hanya sebentar karena banyak sekali pekerjaan di Jakarta." Ucap Arzan.

Raut wajah Bella seketika muram. "Kalau begitu silahkan diminum atau dimakan dulu Gus jamuannya."

"Tidak perlu Bu Bella, saya tadi sudah makan dijalan sebelum berangkat kesini."

Bella tak kehabisan akal, dirinya terus membujuk agar Arzan bersedia. "Tidak baik loh Gus menolak rezeki." Bella langsung mengambilkan segelas jus jeruk yang kebetulan lewat di depan mereka.

"Ini jus jeruk Gus. Setelah minum anda bisa pulang. Saya marah loh kalau anda tidak minum."

Arzan mengela nafas. Agak bimbang sebenarnya mau minum, tapi dia juga merasa tidak enak dengan Bella. "Maaf," dan setelah mengucapkan itu Arzan langsung meneguk habis minuman itu.

Seketika senyum miring langsung tercetak di bibir Bella.

***

Satu jam kemudian, "Kenapa tubuhku terasa sangat panas begini." Arzan berulang kali mengipasi lehernya yang tiba-tiba merasa panas tak nyaman. Rasa-rasanya dia ingin membuka semua yang melekat pada tubuhnya. Tapi gila saja!

"Ya Allah," lirihnya. Arzan sudah meminum air dingin yang dibelinya di warung dekat hotel sampai lima botol namun reaksi tubuhnya sama saja.

Saat Arzan bangkit dari duduknya, tiba-tiba saja dua orang berbadan besar menariknya secara paksa. Jelas Arzan langsung terkejut.

"Lepas! Kalian mau bawa saya kemana?!!"

"Diam!" Bentak salah satunya. Mereka membawa Ibnu masuk ke dalam salah satu kamar yang memang sudah dipesan terlebih dahulu. Setelah memastikan Ibnu aman mereka langsung mengunci pintu kamar dan keluar dari sana. Namun, kunci itu masih menggantung di handle pintu dan tidak mereka cabut.

"Tolongg,,, tolong saya!" Namun tidak ada yang mendengarnya.

***

"To-long," sebuah suara mengagetkan seorang gadis cantik yang sedang mengepel lantai. Mata bulat yang indah itu langsung menatap sekeliling yang ternyata sepi tidak ada orang. Berarti hanya dirinya sendiri di lantai 10 ini.

"Ya ampun. Masa hantu sih siang-siang begini." Buku kuduknya sudah berdiri sejak dirinya mendengar suara minta tolong. " Jangan dong."

Tangan lentiknya memegang tengkuk lehernya. Bibir mungilnya menggunakan istighfar berulang kali.

Meskipun tidak mengenakan hijab, tapi gadis cantik itu sedikit tahu tentang agama. Almarhum ibunya lah yang mengajarkan sedikit ilmu agama kepadanya.

"Ya Allah lindungilah Sheyza. Sheyza cuma mau kerja buat makan besok, jadi jangan diganggu ya,"

Gadis cantik bernama lengkap Babby Zivilia Sheyra itu melanjutkan pekerjaannya. Mengambil pel yang sempat dia letakkan tadi dan mulai menyapukannya di lantai.

Baru beberapa kali menyapukan pelnya dilantai, Sheyza kembali dikejutkan dengan sebuah suara.

Dug dug dug

"To-long, siapapun diluar. Tolong saya buka pintunya!"

Mata Sheyza terbelalak saat suara itu terdengar lagi dan kali ini lebih jelas lagi. Jantungnya berdegup kencang. Genggaman tangannya semakin mengerat pada gagang pel.

"Ada yang minta tolong? Manusia kah? Bukan hantu kan??" Batin Sheyza bertanya-tanya sendiri.

"Siapa yaa?" Tanya Sheyza sambil mendekat ke arah sebuah pintu kamar hotel yang ada di lorong itu.

"To-long ba-ntu saya. Keluarkan saya dari sini."

Sheyza langsung yakin kalau yang dia dengar itu suara manusia bukan hantu. Sheyza berniat mencari pertolongan namun matanya tidak sengaja melihat kunci yang masih menggantung di handle pintu. Langsung saja tangan lentiknya itu memutar kunci yang ada di pintu, dan...

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan langsung menampilkan seorang pria bertubuh tinggi tegap memakai baju putih bersih sebersih wajahnya berdiri di depan Sheyza.

Seettt

"To-long saya," bisik pria itu lirih.

Sheyza mengerjapkan bola matanya cantik lalu mengangguk. "Baik, mari saya antar anda kebawah," ucap Sheyza yang bingung mau bagaimana menolong pria yang ada di hadapannya saat ini.

Arzan mengangguk. Namun tak sengaja matanya melihat kaki milik gadis di depannya. Hal itu membuat sesuatu yang sedari tadi dipendamnya kembali muncul. Dirinya mendesis merasakan pening yang sangat hebat mendera dirinya. Bahkan Arzan sudah beristighfar berulang kali namun nafsu mengalahkannya.

Seeetttt

Arzan menarik tangan lentiknya itu untuk masuk lebih dalam kamar hotel itu.

Sheyza terkejut. Dia terus meronta minta dilepaskan pada pria yang tidak dikenalnya itu. Tapi jelas saja tenaganya tidak sebanding dengan pria yang menariknya.

"Lepas! Lepaskan saya!!" Namun Arzan seakan tuli dan tidak mengindahkan rintihan gadis yang sekarang berada dibawahnya.

Terpopuler

Comments

A Writer a book

A Writer a book

minimal kalau mau buat karya itu hasil pemikiran sendiri kak, jangan plagiat punya orang.

2025-05-21

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

nyimak, cuma ko namanya tokoh utamanya Arzan apa Ibnu sih ko bolak-balik ganti🤔

2025-02-11

0

Wina Rni

Wina Rni

kak ini cerita nya ada di wp? kok kayak hampir sama gitu cerita nya sma yang d wp cuman aku lupa judul nya apa atau cuman perasaan aku aja ya hehe

2025-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!