NovelToon NovelToon
PAMANKU SUGAR DADYKU

PAMANKU SUGAR DADYKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / Anak Yatim Piatu / Dokter Genius / Beda Usia
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: AMIRA ARSHYLA

"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 29

Setelah mengurus administrasi pembayaran perawatan Alena, Geri kemudian langsung berjalan masuk ke dalam ruangan Alena.

"Alena ayo kita pulang."ujar Geri.

"baiklah."ujar Alena sambil tersenyum lebar.

Geri dan Alena kemudian langsung berjalan keluar dari dalam rumah sakit tersebut.

Setelah itu mereka berdua kemudian langsung berbelanja kebutuhan makanan dan kemudian langsung pulang ke apartemen Alena.

"Alena buahnya aku taruh di atas meja ini ya, di kulkas juga ada beberapa makanan Frozen, terus."ujar Geri.

"ah...sudah, sudah cukup, emangnya kamu sedang memelihara seekor b*b* ya...?"ujar Alena memotong ucapan Geri.

"alena, kamu ini benar-benar suka membuat orang khawatir ya."ujar Geri sambil melirik ke arah Alena.

Geri kemudian mengomeli Alena.

Alena kemudian mengorek telinganya.

Setelah itu Alena kemudian langsung mendorong Geri keluar dari dalam apartemen.

"besty, barangnya sudah kamu beli semua kan..? Sekarang kamu sudah boleh pulang."ujar Alena sambil tersenyum lebar.

"iya sudah, jika kamu perlu apa-apa telpon saja aku ya, kamu Jagan memaksakan diri...!"ujar Geri.

"iya aku tahu..! Kamu itu benar-benar kayak ibu-ibu ya."ujar Alena sambil tersenyum.

"Jagan lupa kunci pintunya...!"ujar Geri.

"iya...iya bawel, bey...bey...!"ujar Alena sambil melambaikan tangannya.

Geri kemudian langsung berjalan meninggalkan apartemen Alena.

Alena kemudian langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Hachu...!

Alena kemudian langsung mengusap hidungnya.

"gawat, kayaknya aku terkena pilek nih."ujar Alena sambil berjalan mendekati meja yang berada di sebelah tempat tidurnya.

Tidak lama kemudian terdengar suara ponsel Milik Alena berdering.

Terlihat nama kak Jo di layar ponselnya.

"hallo...kak Jo...?"ujar Alena mengangkat telponnya.

"hai cantik, kebetulan sekali hari ini aku yang bertugas mengantarkan makanan untukmu lagi, ada yang perlu aku antarkan yang lain ke atas gak...?"ujar suara dari ujung sambungan telepon tersebut.

"oh..? Untunglah...! tolong bawakan aku obat pilek ya, bisa gak...?"ujar Alena sambil tersenyum lebar.

"kamu sedang pilek ya...? Oke...! Tidak masalah."ujar kurir makanan tersebut.

"terima kasih ya...!"ujar Alena.

"iya, sama-sama...!"ujar kurir tersebut sambil mematikan sambungan teleponnya.

tidak lama kemudian.

Tok...!

Tok...!

Tok...!

Terdengar suara pintu apartemen Alena di ketuk dari luar.

Alena yang mendengar suara pintu di ketuk, kemudian langsung berjalan mendekati pintu apartemennya.

"siapa...?"ujar Alena.

"aku Jo."ujar kurir itu sambil tersenyum.

"oh...kak Jo, silahkan masuk."ujar Alena sambil membuka pintu apartemennya.

Jo kemudian langsung berjalan masuk ke dalam apartemen Alena.

"ini makananmu dan ini obatnya."ujar Jo sambil mengeluarkan makanan dari tas yang di bawanya.

"terima kasih."ujar Alena.

"ingat ya, habis makan kamu harus langsung meminum obatnya, terus minum air putih yang banyak dan segera pergi tidur."ujar Jo sambil berjalan keluar dari dalam apartemen Alena.

"oke aku mengerti, terima kasih kak Jo...!"ujar

Alena.

dari kejauhan terlihat sepasang mata dengan sorot mata yang tajam melihat ke arah Alena.

"kalau begitu aku pergi dulu ya, kalau tidak nanti pelanggan akan komplain lagi."ujar Jo sambil tersenyum.

"maaf ya sudah mengganggu waktumu."ujar Alena.

"kamu tidak perlu sungkan begitu, seorang cewek tinggal sendirian dan gak ada yang jaga, kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri baik-baik ya, kalo ada apa-apa Jagan segan-segan untuk menelpon aku."ujar Jo.

"iya baiklah."ujar Alena.

Alena kemudian langsung menutup pintu apartemennya tanpa melihat ke sekelilingnya.

Jo kemudian langsung berjalan meninggalkan pintu apartemen Alena.

Mata Jo dan narendra saling bertatap, sorot mata narendra tampak sangat menyeramkan.

"anak ini, bisa-bisanya dia dekat dengan seorang pengantar makanan, dia tidak pernah bersikap waspada sama sekali."ujar Narendra dalam hatinya.

Narendra kemudian langsung berjalan mendekati pintu apartemen Alena.

sementara itu di dalam apartemen.

"wah...baunya wangi sekali, kelihatannya sangat enak."ujar Alena sambil membuka bungkus makanan yang di pesannya.

Ketika Alena baru saja akan makan, tiba-tiba saja terdengar suara pintu di ketuk dari luar.

Tok...!

Tok...!

Tok...!

Alena kemudian langsung menaruh kembali sendok yang berada di tangannya, Alena kemudian langsung berjalan mendekati pintu.

"eh...siapa ya itu...?"ujar Alena dalam hatinya.

Alena kemudian langsung mengintip dari mata kucing yang terpasang di pintu apartemennya.

"hah...! kenapa paman bisa berada di sini...?"ujar Alena dalam hatinya.

"aduh, apa yang harus aku lakukan sekarang...? Bagaimana dengan tampang ku sekarang ini."ujar Alena dalam hatinya.

Alena terkejut bukan main, ketika tiba-tiba saja ponselnya berdering.

terlihat bahwa yang menelponnya adalah narendra.

Mendengar suara ponsel Alena dari dalam, Narendra kemudian langsung memanggil Alena dari balik pintu.

"Alena...?"ujar Narendra.

Alena kemudian mengembuskan napas yang berat sebelum dia membuka pintu apartemennya.

setelah pintu di buka, terlihat Narendra berdiri di depan pintu apartemen dengan raut wajah yang dingin.

"pa...paman, kenapa kamu bisa ada di sini...?"ujar Alena sambil berusaha untuk tersenyum.

"aku pergi ke sini untuk rapat dinas."ujar narendra berbohong.

"oh...bagitu ya...?"ujar Alena sambil tersenyum.

"ehem...!"Narendra berdehem.

"ada apa paman...?"ujar Alena.

"bagaimana keadaan kepalamu itu...?"ujar Narendra sambil melihat ke arah kepala Alena.

"eh...?" ujar Alena kaget dengan pertanyaan Narendra.

"ah...bukan... maksudku, ada apa dengan kepalamu itu...?"ujar Narendra gelagapan.

"ah...ini, aku tidak sengaja terpeleset di jalan paman."ujar Alena berbohong.

"anak ini ternyata tidak mau bicara jujur kepadaku."ujar Narendra dalam hatinya.

"apakah kamu sudah pergi ke rumah sakit...?"ujar narendra sambil menatap ke arah Alena.

"sudah, aku juga sudah menjalani pemeriksaan dan katanya tidak ada yang salah."ujar Alena sambil tersenyum lebar.

"rumah sakit mana...? pemeriksaan apa..? Aku mau lihat hasil pemeriksaannya."ujar Narendra.

"eh...iya baiklah, aku akan mengambilnya dulu."ujar Alena gugup.

"Alena kamu...!"ujar Narendra sambil mengepalkan tangannya.

"Alena, apakah kamu Tidka bermaksud untuk menyuruh aku masuk ke dalam ya...?"ujar Narendra dengan intonasi suara yang agak keras.

"bu...bukan begitu, paman sebenarnya kamar tidurku berantakan sekali."ujar Alena sambil memanyunkan bibirnya.

"eh...! tunggu sebentar ya, aku akan membereskan kamarku dulu....!"ujar Alena sambil menutup kembali pintu apartemennya.

"aku tidak boleh membiarkan paman tahu jika kepalaku ini di pukul oleh orang, jika tidak dia akan menyeret aku pulang ke kota H."ujar Alena dalam hatinya sambil menyembunyikan laporan medisnya.

setelah itu, Alena kemudian langsung kembali membuka pintu apartemennya.

Narendra kemudian langsung berjalan masuk ke dalam apartemen Alena.

setelah narendra masuk ke dalam apartemen, Alena kemudian langsung kembali menutup pintu apartemennya.

1
Jeonghan svt 🩷
benar itu kata dokternya Alena
ARMILA06: kayaknya Alena sengaja deh minum itu alkohol
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!