Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bodoh Lo Rendy!
Sedangkan, Ryan yang masih di ruangannya langsung berlari keluar setelah mendapat telepon tersebut, ia segera memberitahukan pada Jack untuk membawa anak buahnya.
Sesampainya di kantor Disha, semua orang yang berjaga menunduk hormat lalu dengan gagah Ryan masuk ke dalam lobby kantor dan melihat pria yang tadi menelponnya berada tepat di hadapannya.
Tanpa basa basi, Ryan pun menarik kerah baju pria tersebut dan memukul pria itu hingga sudut bibirnya berdarah karena pukulan Ryan tidak main-main.
"Ternyata pukulan Kakak masih sangat kuat biasa ya," ucap pria tersebut.
Ryan tidak menjawab dan ia menghampiri Disha lalu melepaskan ikatan pada tangan dan kaki wanita itu, "Kamu gapapa?" tanya Ryan yang benar-benar khawatir dengan keadaan sang istri.
"I-iya, aku gapapa," ucap Disha yang begitu takut apalagi saat ia melihat Ryan yang memukul pria tersebut.
Ryan pun mengecup kening Disha dan menatap lekat wajah sang istri, "Kamu pulang dulu ya, ada hal yang harus aku urus soalnya dan mungkin aku akan telat pulangnya, kamu jangan nungguin ya. Kamu langsung tidur aja," ucap Ryan dan diangguki Ryan.
"Kalian semua juga langsung pulang dan nanti akan diinfokan lebih lanjut untuk semuanya," ucap Ryan lalu berdiri dan berjalan menuju pria tersebut.
Tanpa rasa kasihan, Ryan menyeret pria tersebut keluar dari sana dan membuat semua orang yang ada disana terkejut dan merasa takut dengan sosok Ryan.
Setelah kekacaun itu, semua orang menatap Disha dengan penuh tanda tanya. "Ke-kenapa?" tanya Disha.
Belum sempat mereka bertanya tiba-tiba seorang perempuan dengan memakain jas layaknya seorang pengawal datang menghampiri Disha, "Nyonya, mari saya antarkan Nyonya pulang. Ini perintah langsung dari Tuan Ryan," ucap perempuan tersebut.
"Ah, iya. Gue pulang dulu ya," ucap Disha lalu pergi meninggalkan semua orang dengan penuh tanda tanya.
"Disha siapanya Pak Ryan?" tanya Bella.
"Itu gak penting, yang penting sekarang kita pulang. Badan gue sakit banget, lihat tangan sama kaki gue merah," ucap Shinta.
Setelah kejadian ini, semua karyawan pulang begitupun dengan area pabrik yang ikut pulang karena tidak memungkinkan untuk kembali bekerja.
Di dalam mobil Disha melihat kearah perempuan yang duduk di depan bersama Pak Rudi, "Hem, kalau boleh tau Mbaknya siapa ya?" tanya Disha.
"Perkenalkan nama saya Hani, saya salah satu pengawal di mansion," ucap Hani dan diangguki Disha.
"Oh, makanya saya gak pernah lihat soalnya saya kurang kenal sama pengawa di mansion," ucap Disha dan diangguki Hani.
Disisi lain, Ryan yang sudah berada di markas langsung memukul pria itu, "Lo kurang ajar ya, lo gak ada kerjaan apa gimana hah, selama ini gue udah bebasin lo. Tapi, lo malah melebihi batas ta," bentak Ryan pada pria tersebut.
Bukannya marah, pria tersebut justru tersenyum pada Ryan padahal wajahnya sudah babak belur. "Tapi, dengan gini lo mau ketemu gue Kak," ucapnya dengan kesakitan.
"Bodoh lo Rendy!" bentak Ryan.
"Emamg gue bodoh karena lo gak mau maafin gue," ucap Rendy.
Ya, pria tersebut adalah Rendy. Ia merupakan Adik tiri Ryan, dimana Ayah Ryan berselingkuh dengan Ibu Rendy saat Ryan berusia 7 tahun dan tak lama setelah itu, Ibu Ryan meninggal lalu Ayah dan Ibu Rendy menikah karena Ibu Rendy sudah mengandung Rendy saat itu.
Karena hal itulah, Ryan begitu membenci Ayahnya meskipun begitu ia tidak mau menyalahkan Rendy atas semua yang terjadi pada keluarganya, namun ia membatasi diri pada Rendy. Ia tidak jahat pada Rendy, tapi ia tidak mau mengakui jika Rendy adalah Adik tirinya.
"Kak, gue gak punya siapa-siapa lagi, satu-satunya keluarga gue itu cuma lo," ucap Rendy.
"Gue gak punya keluarga lagi, Ayah sama Ibu gue udah meninggal dan gue anak tunggal," ucap Ryan.
"Kak, gue keluarga lo meskipun gue bukan Adik kandung lo," ucap Rendy.
"Lebih baik lo balik ke negera asal lo, udah bener juga pindah ke luar negeri, tapi malah balik," ucap Rendy.
"Kak, tolong maafin Ibu sama Ayah, mereka udah dapat balasannya. Mereka udah meninggal dengan tragis Kak, mereka meninggal dalam kecelakaan tragis Kak. Kak, Ayah itu cuma sayang sama lo, sampai dia meninggal Ayah gak pernah bilang ke publik soal gue dan Ibu, dia cuma banggain lo Kak. Tapi, gue gak masalah karena bagi gue itu semua adalah resiko yang harus gue terima karena Ibu gue udah hancurin rumahtangga Ayah sama Ibu lo, Kak," ucap Rendy.
"Gue gak mau ada urusan lagi sama lo, jadi percuma lo datang ke sini. Gue masih baik karena gue gak bunuh lo, jadi lebih baik lo pergi, lo gak usah khawatir karena gue bakal urus kepulangan lo," ucap Ryan dan meninggalkan Rendy di markasnya.
Setelah itu, Ryan memilih untuk kembali ke mansion, ia ingin melihat keadaan Disha, tak butuh waktu lama, ia pun sampai di mansion.
Ryan masuk ke dalam kamar dan melihat Disha yang merebahkan tubuhnya, "Kenapa gak tidur hem?" tanya Ryan dan menghampiri sang istri.
"Mas, gapapa?" tanya Disha dan menghampiri Ryan.
"Aku gapapa," ucap Ryan.
"Dia gak apa-apain kamu?" tanya Disha.
"Gak sayang," jawab Ryan yang membuat Disha salah tingkah.
"Tangan sama kaki kamu gapapa? dia gak jahat ke kamu?" tanya Ryan.
"Gak, Mas. Hem, dia siapa Mas? kenapa dia lakuin itu ke perusahaanku?" tanya Disha.
"Gak usah kamu pikirkan dia ya, anggap aja angin lalu," ucap Ryan.
"Tapi, aju denger kalau dia panggil kamu Kakak bahkan dia panggil aku Kakak Ipar, sebenarnya apa hubungan kamu sama dia Mas?" tanya Disha yang sudah penasaran sejak tadi.
Melihat wajah Disha yang begitu penasaran membuat Ryan meleleh, ia pun menceritakan siapa itu Rendy tanpa di tambah dan di kurangi.
"Jadi, dia Adik tiri kamu. Tapi, kenapa dia sampai ngelakuin kayak gitu?" tanya Disha.
"Huh, aku batasin dia buat ketemu sama aku. aku yang memang sengaja gak biarkan dia ngelihat aku, tapi aku gak nyangka dia bakal jadikan kamu sebagai pancingan," ucap Ryan.
"Aku tadi takut banget apalagi pas denger suara tembakan," ucap Disha.
"Syukurlah kamu gapapa, kalau sampai kamu kenapa-napa Mas akan bunuh dia," ucap Ryan.
"Mas, gak boleh bunuh orang. Manusia hidup itu adalah anugerah dan hanya Tuhan yang bisa mencabut nyawa manusia itu," ucap Disha.
"Kamu salah, Tuhan memberikan nyawa pada setiap manusia karena ingin melihat mana manusia yang baik dan jahat," ucap Ryan.
"Ya iya, tapi bukan berarti manusia bisa membunuh sesuka mereka bukan," ucap Disha.
Disha merasa takut saat melihat Ryan yang mendekat padanya dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan, "Manusia punya kendali atas dunia, itu adalah fakta," ucap Ryan dan keluar dari kamarnya.
.
.
.
Tbc...