Pernikahan Yang Tak Di Inginkan

Setelah memutuskan untuk pergi dari rumah Raffi, Disya memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya dan saat dalam perjalanan menuju rumah ibunya Disya tak sengaja berpapasan dengan Anggi di sebuah mini market.

" permisi " ucap Anggi saat seorang wanita menghalangi dirinya yang akan mengambil minuman dingin di lemari pendingin.

" Anggi ?" sapa Disya yang masih sangat mengenali Anggi mantan madunya yang sudah sengaja iya buat sedih dan terluka di hari pernikahannya.

" Disya ? " tanya Anggi memastikan karena Anggi merasa jika wanita yang ada di hadapannya sudah jauh berbeda dari saat terakhir mereka bertemu.

" apa kamu sudah selesai berbelanja ?" tanya Disya yang tiba tiba saja ingin berbicara dengan Anggi.

" sudah, hanya membeli minum " ucap Anggi sambil menunjukan sebotol minuman sari jeruk ke hadapan Disya.

" setelah selesai bisa kita bicara sebentar di luar ?" tanya Disya yang terlihat penuh harap jika Anggi mau menyanggupi permintaan nya.

" sama mas Raffi juga ?" tanya Anggi yang sejujurnya tak ingin bertemu dengan Raffi jika memang bisa.

" tidak hanya aku " ucap Disya yang tak bisa menutupi rasa sedihnya saat mengingat jika Raffi sudah tak lagi bersama dengannya.

" baiklah, Anggi tunggu di depan " ucap Anggi yang entah kenapa melihat kesedihan di raut wajah Disya sejak mereka bertemu.

Tak ingin membuat Anggi menunggu terlalu lama Disya pun hanya memberi minuman dan makanan ringan untuk menemani mereka berbicara di depan mini market yang ternyata di sediakan beberapa kursi untuk pelanggan mini market yang ingin sejenak duduk di depan sana.

" maaf membuat kamu menunggu terlalu lama " ucap Disya yang merasa tak enak karena dirinya yang meminta Anggi menunggu tapi malah dirinya yang ternyata lama saat pembayaran.

" tidak apa apa " ucap Anggi yang mencoba membuat dirinya nyaman untuk berbicara dengan Disya mantan madunya.

" bagaimana kondisi mu saat ini ?" tanya Anggi yang hanya tau jika Disya harus mengangkat rahimnya tapi tak tau dampak setelah hal itu terjadi.

" aku dan Raffi sudah berpisah karena Bu Ratna begitu sangat mengharapkan anak dari Raffi yang jelas jelas tak akan mungkin bisa aku berikan sampai kapan pun " ucap Disya sambil menahan genangan air mata yang siap meluncur dari kelopak matanya.

" bukan kah mas Raffi begitu sangat mencintai mu?"

" lalu bagaimana bisa dengan mudahnya mas Raffi melepaskan mu begitu saja ?" tanya anggi yang tak menyangka jika Raffi akhirnya menyerah untuk memperjuangkan cintanya.

" entah lah, mungkin baktinya pada orang tuanya mengalahkan cinta kami yang semakin hari semakin terkikis oleh jarak " ucap Disya.

" dan juga mungkin ini hukuman untuk ku karena merusak kebahagiaan kamu bahkan di hari pernikahan mu dan juga begitu memanipulasi Raffi saat kalian masih bersama " ucap Disya penuh sesal dan penuh kesadaran.

" sekali lagi aku minta maaf karena ku masa muda mu dan pernikahan mu tak bahagia dan berakhir bahkan sebelum semuanya di mulai " ucap Disya yang kini sudah tak bisa lagi membendung air mata penyesalan.

" Anggi sudah memaafkan semuanya bahkan jauh sebelum kamu dan mas Raffi meminta maaf " ucap Anggi tulus.

" lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang ?" tanya Anggi sekedar bertanya.

" aku akan tinggal bersama ibuku dan mulai hidup yang baru dan melupakan semua kenangan ku bersama dengan dia yang mungkin tak akan butuh waktu lama untuk kembali membuka hati dan merajut pernikahan dengan wanita pilihan orang tuanya " ucap Disya dengan senyum getir yang terlihat di sudut bibirnya.

" Anggi tau mungkin akan sangat berat akhir akhir ini, tapi Anggi yakin jika kamu pasti akan bisa melewati semuanya dan Tuhan akan memberikan kebahagiaan yang jauh lebih besar dari yang kamu dapatkan saat bersama dengan mas Raffi " ucap Anggi yang hanya bisa memberikan support untuk mantan madunya.

" Anggi pamit " ucap Anggi yang memang tak ingin membuat kakak dan ibunya khawatir karena dirinya pergi terlalu lama.

Anggi pun pergi meninggalkan Disya yang masih mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan perjalanannya menuju rumah ibunya yang masih satu jam dari posisinya saat ini.

Berbeda dengan Raffi yang kini merasakan kekosongan setelah Disya benar benar pergi dari rumah ini, bahkan rasa bersalah kini mulai menghantui hati dan pikirannya.

" maafkan aku yang tak bisa menepati janjiku sendiri padamu " ucap Raffi tapi lagi dering ponselnya mengusik lamunan Raffi yang tenggelam memikirkan nasib rumah tangganya yang hanya bisa bertahan seumur jagung meski dirinya memiliki dua istri sekaligus.

" halo Fi, apa kamu sudah membicarakan semuanya dengan wanita itu ?" tanya Bu Ratna tak sabar.

" Raffi dan Disya sudah berpisah tapi untuk kali ini biarkan Raffi yang memilih sendiri wanita yang Raffi inginkan menjadi ibu untuk anak anak Raffi nantinya " ucap Raffi yang langsung saja di bantah oleh Bu Ratna karena Bu Ratna tak percaya jika Raffi akan bisa mendapatkan wanita seperti yang iya inginkan.

" ibu tak setuju !"

" ibu tak ingin jika kelak wanita yang kamu pilih seperti dia !" ucap Bu Ratna yang malah memancing sisi yang tak pernah Raffi tunjukan selama ini pada kedua orang tuanya.

" sampai kapan ibu dan ayah terus mengatur ngatur hidup Raffi ?"

" apa Raffi itu boneka yang bisa ibu atur dan ibu arahkan kemana ibu ingin ?" tanya Raffi yang cukup membuat Bu Ratna tak percaya jika Raffi lah yang mengatakan semuanya tapi sejenak Bu Ratna berpikir jika Raffi berkata seperti itu karena mereka hanya berbicara di sambungan teleponnya.

" kenapa kamu berkata seperti itu !"

" apa kamu lupa jika kamu sedang berbicara dengan orang tua mu ?" tanya Bu Ratna yang memang seumur hidupnya baru kali ini Raffi bersikap seperti itu pada dirinya.

" Raffi tau, tapi Raffi lelah terus di atur dalam hal apapun olah ibu " ucap Raffi yang langsung menutup sambungan teleponnya tanpa memikirkan apa yang mungkin ibunya rasakan saat ini.

Bu Ratna terdiam saat sambungan teleponnya sudah di putus oleh Raffi dan hal itu terlihat jelas di mata pak Anton yang juga mendengar apa yang istri dan anaknya bicarakan karena memang Bu Ratna meloadspeaker sambungan teleponnya dengan sengaja.

" kenapa Raffi tiba tiba bersikap seperti itu ?" tanya Bu Ratna yang merasa sakit mendengar kata kasar putranya.

" apa ibu salah jika ibu ingin yang terbaik untuk putra kita ?" tanya Bu Ratna yang tak terasa bulir air mata kini sudah mulai membasahi pipinya.

" beri Raffi waktu untuk sementara dan jangan dulu membahas tentang jodoh atau pun istri untuknya " ucap pak Anton yang hanya bisa menengahi antara istri dan anaknya.

" dan mungkin juga benar jika kita terlalu ikut campur dengan setiap urusan Raffi selama ini hingga membuat Raffi merasa terkekang karena nya "

" doakan saja apapun yang terbaik untuk putra putri kita dan biarkan mereka mengambil jalan hidup mereka seperti yang mereka inginkan "

✍️✍️✍️ apa bisa Raffi mendapatkan pendamping seperti yang iya harapkan lalu bagaimana dengan Anggi dan Disya ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘 😘 😘