NovelToon NovelToon
Terjerat Pernikahan Dengan Pria Kejam

Terjerat Pernikahan Dengan Pria Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Romansa Modern / Masokisme / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nadziroh

Demi menghindari bui, Haira memilih menikah dengan Mirza Asil Glora, pria yang sangat kejam.

Haira pikir itu jalan yang bisa memulihkan keadaan. Namun ia salah, bahkan menjadi istri dan tinggal di rumah Mirza bak neraka dan lebih menyakitkan daripada penjara yang ditakuti.

Haira harus menerima siksaan yang bertubi-tubi. Tak hanya fisik, jiwanya ikut terguncang dengan perlakuan Mirza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur bersama

Tak hanya di mall mata Kemal berbinar. Setibanya di kamar hotel, bocah itu tak mengedipkan mata saat melihat ruangan yang luas dan indah, juga ranjang yang sangat besar dan empuk. Kakinya ingin mengayun masuk, namun ia tak bisa bertingkah semaunya mengingat sang mommy yang ada di belakangnya. 

"Ini kamar untuk Kemal selama kita tinggal di sini. Nanti kalau sudah pulang, kamar Kemal lebih bagus lagi," ucap Mirza membantu pelayan meletakkan barang bawaannya. 

Kemal menatap Haira. Meminta persetujuan dari wanita itu untuk masuk. Setelah mendapatkan izin, ia langsung berlari naik ke atas ranjang. 

Haira hanya mematung di ambang pintu. Ia tak tergoda sedikitpun dengan ruangan mewah itu. Kemewahan yang diberikan Mirza seperti sebuah momok yang mengingatkan dengan masa lalu pahit dan penuh luka. Dari lubuk hati yang terdalam, masih takut dengan sikap Mirza yang pernah memperlakukannya tidak adil. 

"Wow, ini bagus sekali, Om," ucap Kemal seraya melompat-lompat di sana.

Haira meremas ujung bajunya. Ragu untuk masuk, sedangkan Mirza pun sibuk merapikan mainan milik Kemal. 

Mirza menoleh ke arah Haira lalu menghampiri wanita itu. 

"Kamu mau tidur di sini apa di kamar sebelah?" 

"Saya tidur bersama Kemal saja, Tuan." Haira menjawab dengan cepat.

"Ra, jangan panggil aku Tuan. Kamu bisa, kan?" 

Haira mengangguk kecil tanpa suara. Ia tak berani membantah, takut jika Mirza marah-marah seperti yang dulu dilakukan.

Aku merindukan kamu, Ra. Tapi kenapa kamu bersikap seperti ini padaku. 

Mirza menarik tangan Haira dan mengajaknya duduk di sofa. Membuka beberapa paper bag dan menunjukkan semua baju yang ia beli. 

"Ini baju untuk kamu, nanti kalau kita sudah pulang, kamu bisa pilih sendiri yang kamu suka." 

Haira hanya melirik sekilas lalu menatap beberapa mainan Kemal yang berjejer di bawah. 

"Ini terlalu berlebihan, Tuan. Nanti Kemal manja."

"Nggak papa, sekarang kamu mandi aja dulu, aku mau keluar."

Mirza memeluk Haira lalu mencium pipinya dengan lembut. Mengurai kerinduan yang terpendam selama tujuh tahun. 

"Nanti kalau butuh apa-apa panggil saja, aku di kamar sebelah."

Masih sama, Haira hanya mengangguk tanpa suara. 

Baru saja membuka pintu, pelayan datang membawa makanan membuat Mirza kembali masuk.

Seperti layaknya keluarga kecil yang hangat, mereka bertiga makan bersama di selingi dengan canda.

"Mommy, boleh nggak aku memanggil om dengan sebutan Daddy?"

Seketika itu Haira tersedak makanan yang hampir ia telan.

Mirza langsung mengambilkan air untuk Haira. "Boleh, Nak. Anggap saja om ini Daddy kamu."

Itu memang Daddy kamu, Nak. Maafkan mommy yang tidak jujur pada kalian.

Usai makan, Mirza langsung pergi karena ada urusan lainnya. Sementara Haira masih berpikir untuk mengutarakan semuanya dengan pelan.

Sebenarnya apa maksud Tuan Mirza baik padaku, aku tidak mau tersakiti lagi, cukup waktu itu aku menderita, sekarang aku ingin bahagia bersama Kemal. 

Mirza menemui Aslan dan Erkan yang ada di ruang pertemuan. Ia duduk dengan wajah yang tampak lesu. Sikap Haira membuat pikiran Mirza keruh. 

"Informasi apa yang kalian dapatkan?"

"Kata warga kampung, Nona Haira datang ke sana dalam keadaan hamil, Tuan. Dia tidak mau mengakui siapa nama suaminya. Dia hanya bilang pada warga, kalau suaminya sudah meninggal. Semua warga tidak ada yang menyukainya. Bahkan mereka memperlakukan Nona Haira dengan buruk. Menganggapnya wanita murahan dan Kemal itu sebagai anak haram. 

"Lalu, apa tidak ada yang membelanya?"

Menatap tajam ke arah Aslan dan Erkan secara bergantian. 

"Ada,Tuan. Namanya nenek Sella, dia juga warga asing. Rumahnya agak jauh dari rumah Nona Haira. Saya dan Tuan Aslan tidak sempat ke sana karena sudah hampir malam." 

Erkan menceritakan apa yang ia ketahui. Melaporkan semuanya pada Mirza apa yang sebenarnya Haira alami di tempat tinggalnya. 

"Lalu, kapan hasil tes dna nya keluar?" tanya Mirza lagi. 

"Satu minggu lagi, Tuan." 

Mirza menyeruput kopi yang mulai menghangat. Lalu meninggalkan Aslan dan Erkan. 

Malam semakin larut, Haira berdiri di balkon kamarnya. Sementara Kemal sudah terlelap setelah kelelahan bermain. Entah kenapa, malam ini ia tidak bisa tertidur meskipun ngantuk menyerang. 

Selain memikirkan sikap Mirza yang berubah drastis, Haira juga memikirkan langkah selanjutnya tentang status Kemal yang masih tertutup rapat. 

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Haira yang hampir melayang ke Turki. Ia teringat dengan sang nenek yang pasti merindukannya. 

Merapikan penampilannya. Berjalan pelan membuka pintu. 

"Ada apa Tuan malam-malam ke sini?" tanya Haira pada Mirza yang sudah mematung di depan pintu. 

Mirza tersenyum lebar. "Ada yang ingin bicara dengan kamu."

Menghadapkan layar ponsel di depan Haira. 

Wajah tua yang Haira rindukan nampak menangis sesenggukan di balik layar. 

"Nenek," cicit Haira dengan suara lirih. 

"Haira, cucuku," tangis nenek Zubaida pecah. Jariya terus mengusap layar ponsel yang menampakkan wajah Haira. 

"Kakak," sapa seorang gadis yang nampak lebih dewasa. 

"Nada, kamu apa kabar?" tanya Haira dengan bibir bergetar menahan tangis. 

"Aku baik, Kak. Cepat pulang, aku dan nenek kangen."

"Kamu ke mana saja, Ra? Cepat pulang." 

Haira tersenyum renyah. Menatap Mirza yang ada di belakang ponsel. "Aku akan segera pulang, Nek. Aku punya kejutan untuk kalian." Hanya melirik Kemal dan tak ingin menunjukkannya sekarang. 

"Satu minggu lagi kami pulang, Nek." Mirza berdiri disamping Haira hingga wajah keduanya tampak di layar. 

Seketika itu senyum Nada meredup saat melihat kedekatan Mirza dan Haira. Bahkan mereka berdua saling tersenyum membuat Nada sedikit kesal. 

Sambungan terputus. Mirza langsung memasukkan ponselnya di saku celana, sedangkan Haira semakin tidak sabar untuk segera tiba di tempat kelahirannya. Namun, ia tak berani mengungkapkan isi hatinya pada Mirza. 

"Dari mana Tuan tahu kalau itu nenek saya?" tanya Haira basa-basi. Mengalihkan pandangannya dari tatapan Mirza. 

"Kita bicara di dalam." Mirza menggiring Haira masuk ke kamar. Ia mengunci pintunya lalu mendudukkan wanita itu di tepi ranjang. Menyelimuti tubuh mungil Kemal. 

"Aku pernah datang ke rumah nenek untuk mencarimu." 

Haira mengerutkan alisnya, seakan tak percaya dengan ucapan Mirza. 

"Apa nenek tahu tentang pernikahan kita?" tanya Haira. 

Mirza menggeleng pelan, ia memang belum berani mengatakan pada nenek Zubaida tentang statusnya dan memilih bungkam. 

"Maafkan aku karena pernah menyakitimu. Izinkan aku untuk menjadi suami kamu."

Mirza menggenggam kedua tangan Haira lalu menciumnya. Mendongak, menatap wajah Haira yang nampak datar. 

Haira memberanikan diri mengusap pundak Mirza dengan lembut. Menuntut seperti apapun, waktu tidak akan bisa terulang kembali. Ia berharap hanya ada kebaikan kedepannya. 

"Sudah malam, lebih baik Tuan tidur."

Untuk yang kesekian detik, akhirnya Haira membuka suara. 

"Aku ingin tidur di sini bersama kamu dan Kemal."

Haira mengangguk tanda mengizinkan.

1
fiza
cmner ea..rasa dh kotor pon mirza tu,nasib haira sempat dtg..klo x..tapi eeeww..masih rasa kotor,mukin tringat2 nanti bila nk bersama😔
Safa Almira
suka
Esti Esti
Luar biasa
Esti Esti
seru aku suka
Rini Astria
Luar biasa
Listra Puli Manullang
haira kau jangan lah yang aneh aneh haira wkwkwkkwk
Listra Puli Manullang
emang mafia bisa di lawan aku tanya kau murad hahahhak lain kali kalo nyali mu Masi nyali ayam ga usah sof jagoan
Listra Puli Manullang
he Murat betumbuk kita .udah bahagia pun haira sama rumah tangga nya masih saja cari masalah
Listra Puli Manullang
kan manusia gitu di tolong gak tau diri
Listra Puli Manullang
bikin Mirza cemburu Thor biar aga panas dulu kita ini 🤣
Listra Puli Manullang
buka baju mu haira Lewat video call ajah biar langsung sabun mandi pelampiasan Mirza wkwkwkkwk
Listra Puli Manullang
tanda tanya besar aku sama kau Arini
kau baik saja Arini dunia sudah tua
Listra Puli Manullang
Thor gak cape bikin komplik mulu
Listra Puli Manullang
eh belatung
jangan jadi racun dalam rumah tangga kakak' mu Mirza aku tabok kelak
Listra Puli Manullang
lebah jantan sama lebah betina adu mekanik gak Thor😆
Listra Puli Manullang
Mirza aja gak pernah nyentuh
Listra Puli Manullang
aduh Mirza terus terus terus saja minta jatah
Listra Puli Manullang
baper kita cok
Dewi Ansyari
Astaga 😱 ujian lagi buat Cinta Nada dan Erkan ,jangan2 ibu Erkan ini saudara kandung Veonika astaga 😱
Dewi Ansyari
🤣🤣🤣🤣🤣Mirza bikin ngaakkk dN juga Erkan🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!