NovelToon NovelToon
Menantu Bar-bar Itu Aku

Menantu Bar-bar Itu Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Selingkuh / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Chicklit
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Ainun

menikah dengan laki-laki yang masih mengutamakan keluarganya dibandingkan istri membuat Karina menjadi menantu yang sering tertindas.
Namun Karina tak mau hanya diam saja ketika dirinya ditindas oleh keluarga dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15. prasangka Andrew

Semua orang menoleh kearah pintu, dan rasa terkejut menyergap mereka ketika melihat siapa yang baru saja datang.

"Mama..."

"Karina..." seru Lusi dan Aldo secara bersamaan.

Sementara Andrew, hanya bisa diam, tak mengucapkan sepatah kata pun ketika Karina masuk ke dalam.

Karina tersenyum manis. "Halo Aldo. Aldo, sakit apa?"

"Ma, aku nggak sakit kok. Cuma kangen sama mama saja," jawab Aldo dengan senyum manis.

Karina melihat bubur di atas nakas masih utuh, dan ia yakin kalau Aldo belum memakannya.

Karina mengambil bubur tersebut. "Aldo pasti belum makan, kan? Tante suapin mau?"

Dengan cepat Aldo menganggukkan kepalanya. Karina mulai menyuapkan bubur ke mulut Aldo, yang dengan patuh menerima suapan itu.

Melihat cucunya mau makan, Lusi pun mengajak Andrew keluar ruangan. Agar Aldo dan Karina memiliki waktu bersama tanpa gangguan.

"Ma... Kenapa Karina bisa sampai sini? Apakah Mama yang menelpon dia?" tanya Andrew dengan penasaran.

Lusi duduk di kursi yang ada didepan ruangan, diikuti oleh Andrew.

"Mama tidak menelpon Karina, tapi mama mendatangi ke rumahnya dan meminta Karina untuk menjenguk Aldo."

Andrew terkejut mendengar jawaban dari mamanya. Padahal, Andrew sudah berulang kali meminta agar Aldo tidak bertemu dengan Karina lagi.

"Ma... Aku kan sudah pernah bilang, kalau Aldo tidak boleh bertemu dengan Karina lagi," ucap Andrew dengan suara kesal.

Lusi menghela napas panjang. "Andrew, bisa tidak kamu menurunkan ego dan keras kepalamu, itu! Apa salahnya kalau Aldo bertemu dengan Karina. Mama yakin, kalau Karina itu wanita yang baik-baik. Coba lihat ke dalam sana, Aldo hanya mau makan dengan Karina. Harusnya kamu berterima kasih kepada Karina, Ndrew!"

Setelah mengatakan itu, Lusi masuk ke dalam meninggalkan Andrew sendirian.

"Wuah, buburnya bisa habis ternyata. Aldo, doyan apa lapar?" tanya Lusi dengan suara sedikit meledek.

Aldo tersenyum lebar memperlihatkan wajahnya yang ceria dan bahagia. "Ini karena mama yang nyuapin aku, Oma."

"Yaampun, terus kalau Tante Karina tidak kesini, berarti Aldo nggak mau makan dong? Memangnya tidak lapar?"

Lapar sih, Oma. Tapi aku cuma mau disuapin sama mama Karina."

"Yasudah, Aldo sekarang istrahat lagi ya! Biar cepat sembuh."

"Iya, Oma. Mama, jangan pergi, ya!"

Karina mengangguk dan tersenyum manis, gemas sekali dengan kelakuan Aldo.

Lusi beralih kepada Karina. "Memangnya suami dan mertuamu mengijinkan nak Karina kesini?"

"Alhamdulillah, mereka akhirnya mengijinkan kok, Tante."

"Kok bisa secepat itu berubah? Bukannya mertuamu sangat menentang."

Karina tersenyum mengingat ingat kejadian saat di rumah..

FLASHBACK ON..

"Rudi, ibu bosan makan makanan kaya gini. Udah seminggu tidak pernah masak ayam," ucap Bu Marni.

"Iya ,mas. Aku juga bosen banget, pengen makan ayam atau ikan gitu," sahut Rina.

Rudi menghela napas berat. "Untuk saat ini, aku tidak bisa memberikan uang banyak untuk membeli sayur. Kalian yang sabar ya, seminggu lagi gajian kok, nanti setelah gajian pasti Karina akan masak ayam atau ikan."

"Bilang dong kalau mau makan ikan. Tenang mas, besok aku bakalan masak ikan," kata Karina dengan santainya.

Rudi melotot tajam. "Karin, kamu kan tadi dengar, kalau aku lagi tidak bisa ngasih uang banyak buat beli sayur."

Karina tersenyum penuh arti. " Tenang mas, uang belanja 30 ribu juga cukup kok buat beli ikan."

"Yang benar, kamu?" tanya Rudi penasaran.

Karina mengangguk. "Benar dong. Oh ya mas, aku boleh ijin untuk ke rumah sakit."

"Kamu sakit?"

"Tidak mas, aku mau..."

"Menjenguk anak selingkuhannya," sahut Bu Marni.

"Bu.. Ibu itu apa-apaan sih. Aldo itu bukan anak selingkuhanku, mas."

"Tidak boleh! Kamu tidak boleh pergi ke rumah sakit," ucap Rudi dengan lantang.

Karina menghela napas berat. "Yasudah, kalau memang kalian tidak mengijinkan aku ke rumah sakit. Berarti besok batal makan ikannya dan jangan harap besok aku mau masak!"

"Kamu mengancam kami?"

"aku tidak mengancam mas, aku cuma ngasih pilihan saja. Gimana, boleh atau tidak?"

"Kenapa kamu kekeh ingin ke rumah sakit sih? Jangan-jangan memang benar kalau..."

Karina menatap nyalang ke arah Rudi memperlihatkan raut wajah yang tidak bersahabat. Rudi yang ditatap seperti itu pun, mendadak kesulitan untuk menelan salivanya.

"Jangan pernah mengalihkan pembicaraan, mas! Kamu tinggal jawab saja, boleh atau tidak."

"I-iya.. Tapi jangan lama-lama," jawab Rudi dengan suara terbata.

Karina pun mengangguk dan tersenyum manis mendengar jawaban dari suaminya.

"Rudi, kenapa kamu ijinkan Karina ke rumah sakit? Kamu tahu kan, anak itu adalah..."

"Bu, cukup! Biarkan saja Karina pergi sebentar."

Karina tersenyum puas. "Baiklah, artinya besok aku akan masak ikan untuk kalian semuanya."

FLASHBACK END..

"Jadi begitulah Tante ceritanya. Tapi entahlah besok bisa tidak untuk masak ikan."

"Memangnya, suamimu sedang kesulitan keuang? Sampai-sampai mau makan ikan harus menunggu gajian dulu," tanya Lusi, yang sedari tadi pertanyaan tersebut mengganjal dipikirannya.

Karina terhenyak, ia baru sadar bahwa telah menceritakan aib keluarganya terutama suaminya.

"Ah, tidak kok, Tante. Memang kami sedang berhemat saja," jawab Karina, tentu saja berbohong.

"Jangan bohong Karina! Tante tahu kalau kamu berbohong. Cerita sama Tante, siapa tahu Tante bisa menolong."

Karina menundukkan wajahnya, ingin sekali bercerita, tapi malu. Disisi lain, dirinya juga harus segera mendapatkan pekerjaan.

"Suami saya sebenarnya mempunyai gaji yang lumayan, Tante. Seharusnya, gaji itu sudah lebih dari cukup untuk hidup berdua, apalagi kami belum memiliki anak. Sayangnya dia selalu pelit sama saya, termasuk urusan dapur. Tapi, giliran untuk ibu dan adik-adiknya, suami saya sangat royal, Tante. Aku berencana mencari pekerjaan Tan, supaya bisa punya penghasilan sendiri. Mungkin Tante Lusi tahu informasi dimana ada lowongan pekerjaan yang tersedia?"

Lusi menganggukkan kepalanya, paham dengan situasi yang Karina alami. "Tante turut prihatin dengan apa yang kamu alami. Akan saya bantu mencarikan pekerjaan ya, nanti. Oh ya, boleh saya minta nomor HP nak Karina?"

"Boleh Tante." Karina menulis nomornya di hp Lusi, kemudian menyimpannya.

"Oh ya Tante, kalau begitu saya permisi pulang dulu ya. Aldo juga sudah tidur, besok kalau ada waktu insyaAllah aku kesini lagi."

"Iya, kamu hati-hati ya, nak Karina. Ini ada sedikit ongkos untuk pulang." Lusi memberikan uang sebanyak 500 ribu.

Karina pun langsung menolak, "Tidak Tante, maaf saya tidak bisa menerimanya."

"Jangan menolak rejeki! Ini juga bisa kamu gunakan untuk membeli ikan besok."

Kedua mata Karina nampak berkaca-kaca diperlakukan baik oleh orang lain. "Tante, terimakasih. Tapi ini terlalu banyak."

"Kamu simpan untuk pegangan kamu, ya."

****

Karina memutuskan untuk pulang menggunakan ojek, karena biayanya lebih irit. Rasanya terlalu sayang mengeluarkan uang banyak untuk naik taksi.

"Sebenarnya apa yang kamu cari dari anakku?" ucap Andrew.

Karina yang sedang fokus menunggu ojek pesanannya pun menoleh.

"Apa maksud anda?"

"Saya tau, orang seperti kamu itu. Kamu cuma mau uang, kan? Kamu memanfaatkan Aldo, yang menganggap kamu itu mamanya hanya untuk kepentinganmu sendiri. Berapa yang kamu minta? Akan saya berikan, asal kamu jauhi Aldo mulai saat ini! Jangan pernah mencari kesempatan hanya karena wajahmu yang mirip dengan mamanya Aldo. Kamu dan mamanya Aldo itu beda jauh, ibarat langit dan bumi."

Karina tersenyum sinis, mendengar ucapan Andrew yang tidak mendasar, membuat hati Karina sakit. Karina menyayangi Aldo tulus dari hatinya, namun penilaian Andrew berbanding terbalik.

"Anda tidak perlu repot-repot memberikan saya uang. Saya memang orang miskin, tapi bukan berarti anda bisa menuduh saya seperti itu. Saya sangat menyayangi Aldo, dan perasaan saya itu tulus dari hati. Tapi jika anda meminta saya untuk menjauh dan melarang saya menemui anak anda, maka mulai saat ini juga akan saya lakukan. Permisi..."

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
cm istri bodoh yg d selikuhi msh trma, apa pun alasannya kalo berbahi hati jg body g bakalan nyaman, so mending ngalah demi kewarasan mental
mama Ainun: nanti ada waktunya kak🙏🏻
total 1 replies
aries
ceritanya menarik
mama Ainun: terimakasih banyak kak
total 1 replies
aries
🤣🤣🤣 makan tuh ikan cue
mama Ainun: 🤣🤣🤣 ikan cue juga enak kak
total 1 replies
aries
ati2 Karina, pelakor jaman sekarang ngeriw
mama Ainun: betul kak
total 1 replies
aries
aduh, mertua begini enaknya diapain ya.
aries
jadi Karina selalu salah 😌
mama Ainun: tidak pernah benar kak
total 1 replies
wong jowo
Terima saja Karina. kan lumayan 10 JT, aku juga mau.
mama Ainun: 10 juta, kapan lagi ya, kak.
total 1 replies
wong jowo
harusnya Andrew bisa lebih dewasa. kasihan Aldo.
wong jowo
ceritanya bagus.. menantu tidak bisa ditindas begitu saja 👍👍👍
mama Ainun: terimakasih banyak sudah mampir kak🙏🏻
total 1 replies
wong jowo
Double up thor
mama Ainun: ditunggu ya kak
total 1 replies
Sena Kobayakawa
Semangat terus penulisnya!
mama Ainun: terimakasih banyak kk semangatnya 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!