Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 7
..."Mempunyai keluarga utuh merupakan impian semua orang, begitupun aku !"...
...Argantara bumi arsetya...
...○○○○○○○...
Dirga dan Arga tampak khusuk membaca data di depannya.Sesuai janjinya,sore ini adrian mengirimkan data lengkap amelia melalui email kepada 2 anaknya.Mereka tampak mencerna dan memahami setiap informasi yang mereka baca.Satu sudut bibirnya dirga terangkat kala membaca data sang gadis kecil.
Gotcha!!
Serasa mendapat tender besar.
Tak jauh beda dengan sang kaka,arga pun tersenyum merekah saat membacanya bahkan ia mengulangnya kembali."Bang !"
"Hmm"
"Apa lo juga ngerasain apa yang gua rasa ?"
"Hmm "
Arga berdecak kala sang kaka yang hanya menjawab pertanyaannya dengan deheman saja.Hal yang memang sudah menjadi kebiasaan sang kaka,tapi entah kenapa selalu membuat dirinya kesal.
"Bang,ko gue ngerasa kaya dapat durian runtuh ya. Impian gue kayanya bentar lagi bakal terwujud " Arga terlihat menatap langit-langit ruangannya dan tersenyum merekah.
"Iya ,sama! Abang juga merasakan hal yang sama. Ini yang abang inginkan,punya adik perempuan " Ucap Dirga namun dengan raut wajah yang biasa saja.Inilah yang selalu ia impikan,ia tidak pernah melupakan sang mama tapi ia juga butuh sosok ibu yang bisa memberikan kasih sayang yang utuh sebagai orang tua.Ia bahagia mempunyai adik seperti Arga tapi ia juga begitu menginginkan seorang adik perempuan.
"Calon adek kita lucu ya bang,cantik juga. Ah jadi gak sabar gue bang ,pokonya nanti gue bakal jadi abang pelindung buat adek.Kita harus jaga benar-benar adek kita bang,kita harus gantian jaga adek.Secara adek kita cantik dan manis,pasti bakal banyak cowo yang deketin dia.Pokoknya setiap ada yang mau deket harus lulus seleksi gue dulu harus masuk kriteria adik ipar menurut gue.Ah gue gak mau bayangin lah gimana repotnya gue ngehajar cowo-cowo itu "
Dirga menggelengkan kepalanya melihat antusias sang adik.
Belum apa-apa udah over protektif aja nih anak
"Yang lebih penting itu kalian harus saling menyayangi satu sama lain " Adrian datang dan ikut bergabung dengan sang anak.
"Kalo itu udah pasti pah, abang gak akan membedakan antara arga dan dia.Abang akan berusaha untuk adil " janjinya tak hanya pada sang ayah namun juga pada dirinya sendiri.
"Papah percaya sama kalian "
" WAIT !!"
"Apa sih ga,pake teriak-teriak segala " Tegur Dirga
"Abang gue yang dingin kaya es,dengerin gue ya!.Kayanya ada yang lupa deh "
"Apa boy ?"
"Kita belum siapin kamar buat adek kita,masa iya kamar cewe warnanya monoton cuma putih doang. Gak ada aestentic nya banget "
"Oh iya ya,papah lupa "
" tenang aja besok kita suruh tukang buat cat ulang, biar dirga yang beli barang-barang untuk adek"
" wah,gak bisa gitu dong bang,gue juga kan mau ikut andil lah buat beli barang-barang "
"Ya sudah kalian berdua barengan aja nanti belanjanya biar bisa sama-sama pilih "
"Nah gitu yang paling bener,ah gue udah gak sabar buat besok. Kira-kira apa aja ya yang di butuhin cewe. Wah gue harus searching dulu nih"
Adrian bahagia melihat antusias kedua anaknya.Ia semakin yakin untuk melangkah lebih jauh."Ternyata kalian lebih excited dari papa"
**************
Lain halnya di rumah Cia yang sederhana.Saat ini cia dan bunda sedang memasak.Semenjak memutuskan untuk menikah,amelia langsung menyerahkan surat pengunduran diri kepada pihak Hrd.
"Cia,nanti setelah makan bunda bisa minta tolong kan ?"
"Minta tolong apa bun ?"
"Nanti cia mulai siapkan barang-barang yang mau cia bawa ke rumah om adrian.Kata om adrian seperlunya aja,karena di sana sudah di siapkan segala sesuatunya oleh om adrian.Om adrian juga memberikan ide agar nanti salah satu karyawannya yang akan menjaga rumah ini.Om adrian menyarankan agar tidak mengontrakan rumah ini,agar nanti jika kita ingin main kesini tidak bingung.Kalo kamu setuju nanti akan ada karyawan yang bertugas membersihkan rumah ini setiap hari nya. "
"Aku gimana baiknya aja bun,aku juga setuju dengan idenya.Jadi nanti kalo cia kangen ayah,cia bisa kesini langsung "
"Makasih ya nak,kamu selalu pengertian.Bunda hanya berpesan apapun nanti yang terjadi dengan kita,tetaplah menjadi Galencia Pramudya nya bunda.Yang selalu baik dengan semua orang serta Galencia yang selalu sederhana dan rendah hati. "
Pesan yang selalu ia ingat karena sebelum sang bunda ,ayahnya lah yang dulu sering memberinya pesan seperti itu.Walaupun kelak ia akan hidup di lingkungan atas namun Cia tetap berdo'a semoga dirinya selalu mengingat setiap nasihat dari kedua orangtuanya dulu.
Cia tidak ingin terlena oleh harta,karena ia tahu bukan harta yang akan memberikannya kebahagiaan tapi kasih sayang lah yang akan senantiasa memberikannya kebahagiaan.Dalam setiap sujudnya ia meminta semoga sosok yang kelak akan hadir di hidupnya dan bundanya akan menjadi sosok imam dan pemimpin yang baik dan bertanggung jawab untuk keduanya.
Cia duduk selonjoran di atas lantai,pintu lemarinya terbuka kemudian matanya menatap ke arah lemari dari atas hingga bawah.Ia bingung harus membawa apa saja,bajunya bisa di hitung dengan jari bahkan baju bagusnya hanya ada beberapa saja karena memang Cia hanya membeli baju baru jika hari raya lebaran saja.Cia menghela napasnya,kemudian tangannya terulur mengambil beberapa pasang pakaian yang terlihat masih bagus.Kemudian ia membereskan peralatan sekolahnya dan yang paling utama yaitu foto-fotonya bersama sang ayah dan bunda.
Cia mengusap pelan foto sang ayah,dada kembali begitu sesak. "Yah,maafkan Cia karena mungkin sudah mengecewakan ayah tapi percayalah sedikitpun ayah tidak pernah tergeser oleh siapapun.Ayah selalu tersimpan manis di dalam hati Cia sampai kapanpun,Cia hanya ingin bunda bahagia jadi Cia mohon ayah jangan marah sama Cia.Cia sayang ayah dan bunda,Cia tidak tega melihat bunda harus kerja banting tulang terus untuk Cia.Cia ingin bunda merasakan kebahagiaan di usia senja nya."
Cia beralih ke atas meja belajarnya,ia membereskan beberapa sertifikat perlombaan yang ia dapat,ini akan menjadi bekalnya nanti saat mendaftar kuliah agar bisa mendapat beasiswa.Tak hanya itu,ia juga membuka sebuah buku diary yang selama ini menjadi tempat curhatnya kala mendapat perlakuan-perlakuan seenaknya dari teman-teman sekolahnya.Cia menutup kembali dan memasukannya kedalam tumpukan pakaian di dalam tasnya.Ia harus menyiapkan hatinya untuk setiap kemungkinan yang terjadi kelak di depannya.Ia harus bisa menjadi gadis yang kuat dan tangguh.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
...♧ CR² ♧...
jangan lama up nya kk /Drool/