NovelToon NovelToon
Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nana_Noona

Kiana hanya mencintai Dio selama sembilan tahun lamanya, sejak ia SMA. Ia bahkan rela menjalani pernikahan dengan cinta sepihak selama tiga tahun. Tetap disisi Dio ketika laki-laki itu selalu berlari kepada Rosa, masa lalunya.

Tapi nyatanya, kisah jatuh bangun mencintai sendirian itu akan menemui lelahnya juga.

Seperti hari itu, ketika Kiana yang sedang hamil muda merasakan morning sickness yang parah, meminta Dio untuk tetap di sisinya. Sayangnya, Dio tetap memprioritaskan Rosa. Sampai akhirnya, ketika laki-laki itu sibuk di apartemen Rosa, Kiana mengalami keguguran.

Bagi Kiana, langit sudah runtuh. Kehilangan bayi yang begitu dicintainya, menjadi satu tanda bahwa Dio tetaplah Dio, laki-laki yang tidak akan pernah dicapainya. Sekuat apapun bertahan. Oleh karena itu, Kiana menyerah dan mereka resmi bercerai.

Tapi itu hanya dua tahun setelah keduanya bercerai, ketika takdir mempertemukan mereka lagi. Dan kata pertama yang Dio ucapkan adalah,

"Kia, ayo kita menikah lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana_Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

(Klik dulu like-nya dan komentar yang banyak ya)

^^^^

...25 April 2023...

Jakarta sore itu tidak bersahabat. Anginnya dingin, gerimisnya pun menyiksa. Beberapa pedagang makanan di jalan bahkan harus rela menggulung tenda dan berhenti jualan. Takut-takut, pohon atau balihonya menimpa gerobak mereka, satu-satunya sarana mencari nafkah.

Kiana tak luput mencermati jalanan. Di dalam mobil, bersama mantan suami dan alunan lagu Olivia Rodrigo dengan good 4 u-nya. Ada riak dingin yang menerpa kulit Kiana. Ini hari dengan cuaca buruk. Terlebih bersama manusia si paling ac -di mana Dio tidak pernah lupa menghidupkan pendingin mobil pada posisi paling dingin.

oh ... ayolah.

Kiana hanya menggunakan atasan berwarna putih dengan model halterneck, juga bawahan shortpants selutut berbahan jeans yang tadi dikomentari Dio. Hanya itu, tanpa blazer atau sweater sebagai pelengkap. Ramalan cuaca tidak mengatakan bahwa sore ini akan memiliki cuaca buruk.

...Dio menepikan mobilnya pada jalanan lengang. Kiana celingukan. Ini bukan alamat rumah eyang lantas mengapa laki-laki itu menghentikan mobilnya....

"Jangan tegang, eyang cuma kangen katanya."

Kiana terpaku sesaat ketika mendapati laki-laki itu memakaikan jaketnya pada bahu Kiana. Tatapan mereka yang bertemu, sesaat menghilangkan semilir dingin yang sejak tadi mengusik Kiana. Seperti tak ada yang berniat memutus pandang, Kiana menggumamkan terima kasih untuk membawa keduanya pada rasa sadar.

Dio mendehem sesaat, melajukan kembali mobil, membawa mereka pada tujuan semula. Rumah eyang yang terakhir Kiana kunjungi dua tahun lalu, saat ia meminta maaf karena memilih perceraian dan mengecewakan.

Keduanya lebih banyak diam disisa perjalanan. Membiarkan alunan lagu kesukaan Kiana menjadi pemecah sunyi. Kiana sibuk menebak pertanyaan-pertanyaan apa yang akan dilontarkan eyang, sedang Dio sibuk memikirkan apa nama perasaannya untuk Kiana.

Rumah besar dua lantai dengan gaya klasik bercat putih gading itu sudah mentereng di depan Kiana. Membuat perempuan itu meneguk ludah kasar, takut-takut sebab datang tanpa persiapan. Matanya memicing pada Dio, menyalahkan paksaan laki-laki itu yang menyeretnya hari ini. Sialnya, Dio hanya mengendikkan bahu tak acuh. Berjalan mendahului Kiana awalnya, namun saat dirasa langkah Kiana terlalu lambat, laki-laki itu menggenggam tangan Kiana dan membawanya pada ritme langkah yang sama.

Kiana tak menolak. Ia butuh tameng dari petuah-petuah eyang yang bukan hanya suaranya saja yang menggelegar tapi juga kadang sedikit nyelekit. Apalagi eyang putri ... duh, Kiana jadi ingin memukul kepala Dio yang membuatnya berkunjung dengan pakaian seperti ini. Walau yah sudah lebih baik sebab bahunya kini sudah tertutup jaket Dio.

"Kia ...."

...Itu suara eyang putri. Sosok perempuan cantik dengan usia yang tak lagi muda -80 tahun- itu menyambut dengan heboh. Setengah tergesa, dipeluknya Kiana dengan hangat. Mengejutkan, namun tak urung Kiana juga tersenyum seraya membalas pelukan eyang putri....

"Eyang putri apa kabar?"

"Aku baik, nduk. Kupikir aku keburu mati sebelum bertemu kamu lagi," sindir eyang putri pedas.

Kiana meringis, "Maaf eyang," ujarnya tak enak.

"Kenapa meminta maaf? ini 'kan salah cucuku," jawab eyang putri seraya mengajak Kiana duduk. Dio yang disindir terang-terangan oleh neneknya memilih diam. Ia duduk saja di single sofa, mengambil ponsel dan tak turut campur percakapan keduanya.

"Kamu nanti nginep di sini saja. Eyang putri sudah siapin makan malam buat kalian."

...Itu suara eyang yang menakutkan. Kiana menoleh kearah pintu kamar, di jarak 10 meter, laki-laki yang lebih tua dari eyang putri itu tengah berdiri dengan tongkatnya. Dalam langkahnya yang tak lagi bisa cepat, eyang masih sibuk mengapit cerutu....

"Eyang apa kabar?"

Kiana memilih melangkah mendekat, meraih tangan eyang dan menciumnya.

"Aku loh baik-baik saja, cuma rada kesal sedikit," jawab eyang seraya duduk di dekat Dio.

Kiana tahu, ia akan kena sasaran lagi. "Kenapa eyang?" tanyanya ragu sambil kembali duduk di sisi eyang putri.

"Kamu ndak pernah nengokin kami. Mentang-mentang kami sudah sepuh. Mau kamu telantarkan tah?"

Kiana menggaruk tengkuknya yang terasa tak gatal. Aki-aki di hadapannya tengah merajuk. Pun diikuti eyang putri yang berteriak nyaring dan menimpali ucapan eyang dengan kata 'betul'. Dio sama sekali tidak membantu. Laki-laki itu malah tersenyum kecil, mengejek Kiana yang kebingungan.

Kata 'telantarkan' yang diucapkan seorang Dierja itu adalah hal teraneh yang Kiana dengar. Sebab mereka bukan lansia miskin yang tidak memiliki sanak keluarga dan dibuang di panti jompo. Pengalaman di tiga tahun pernikahannya sudah memberikan gambaran betapa hangatnya keluarga Dierja. Mereka akan selalu berkumpul di rumah eyang minimal seminggu sekali. Hanya sekedar makan malam, bertukar cerita, membuat eyang dan eyang putri agar tak merasa kesepian. Agar mereka tak merasa ditinggalkan.

Kiana yakin, tak ada yang berubah setelah kepergiannya dua tahun lalu. Hanya eksistensinya yang tak ada. Hanya ia yang menjadi pengurang hitungan setiap mereka datang. Tidak lebih.

Lantas bila eyang dan eyang putri merasa begitu kehilangan, apakah kehadirannya memang memiliki arti tersendiri di rumah ini?

"Maaf eyang," ujar Kiana pelan. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca, suaranya bahkan sulit dikendalikan. "Maaf karena perpisahan aku dan Dio seharusnya nggak mengubah apapun dalam hubungan kita. Seharusnya ...." Kiana menjeda. Kerongkongannya tiba-tiba kering, kata-kata nyangkut. Sial, matanya menitikkan bulir bening beberapa tetes.

Dio memburu, mendekat dan memeluk Kiana. Namun perempuan itu justru mencubit lengan Dio dan lewat sorot matanya meminta Dio menjauh. Dio mencebik kesal.

"Seharusnya ... aku tetap sering ngunjungin eyang," lanjut Kiana.

Eyang putri merengkuh Kiana ke dalam pelukannya. Mengusap punggung Kiana lembut. Anehnya, Kiana justru semakin terisak. Ia tidak tahu mengapa sikapnya berlebihan sekali malam ini.

"Aku juga mau bilang makasih sama eyang karena sudah membantuku dan mama soal Dewanti," lanjut Kiana disela tangisannya.

Eyang putri kemudian mengusapnya pipi Kiana yang basah dengan sesekali gumaman 'cep ... cep ... cep' layaknya menenangkan bocah.

"Aku itu senang sekali loh saat kamu mau menikah sama cucuku. Kamu itu pribadi yang gampang disukai siapapun, mudah disayangi siapapun. Tapi, dua tahun lalu, tiba-tiba kamu meminta maaf dan malah minta diizinkan bercerai. Kagetlah aku. Tahu nggak, eyang putri menangis hampir semalaman."

Kiana tidak menjawab, ia hanya menunduk. Menjadikan lantai sebagai tumpuan pandang. Tak berani, barang sedetik memandang wajah eyang yang terkesan sedang meluapkan kecewa.

Kata-kata eyang soal dirinya yang 'mudah disukai siapapun' tiba-tiba terasa begitu menohok. Sebab Dio selalu menjadi pengecualian. Dalam tiga tahun pernikahannya, Dio tidak juga kunjung mencintainya. Padahal, laki-laki itu yang Kiana harapkan akan jatuh pada pesonanya. Nyatanya, ia menjadi yang tak terjangkau juga.

Ah ... Kiana akhir-akhir ini sering bernostalgia luka lama.

"Dan aku tahu kalau ayahmu ternyata sudah dirusak Dewanti sekitar setahun lalu. Jujur saja, aku loh masih marah sama kamu yang memutus hubungan begitu saja. Jadinya, ya aku nggak jadi ikut campur. Meskipun setelah akhirnya ayahmu wafat, aku loh berubah pikiran. Ingat kamu lagi, eyang putrimu bahkan pengen boyong kamu sama mamamu ke sini kalau sampai Dewanti rebut semuanya."

Kiana membeku mendengar pengakuan itu.

"Setelah ayahmu wafat, aku panggil anak itu," tunjuk eyang pada Dio. "Aku suruh dia cari kamu dan bawa kamu kemari lagi. Kami ini keluargamu, harusnya kamu kemari untuk meminta bantuan. Dewanti itu backingan-ne loh yang punya Astin Hotel. Aku dan eyang putrimu itu takut kamu kenapa-kenapa."

Kiana terharu, tentu saja. Ia dan mamanya memang tidak memiliki kerabat di sini. Jakarta adalah kampung halaman ayahnya, sedang mama Kiana datang dari pelosok negeri bernama pesawaran, salah satu kabupaten di Lampung. Menyakitkannya, selepas ayah menikahi Dewanti sebagai isteri kedua, lambat laun kerabat ayah menjadi memasang benci pada Kiana dan mamanya. Entah sihir atau hasut apa yang disebarkan Dewanti. Nyatanya, Kiana dan mamanya hanya tinggal memiliki satu sama lain.

Tapi ... eyang dan eyang putri dari mantan suaminya justru mengkhawatirkannya disaat ia memutuskan hubungan dalam kurun waktu yang lama. Tidak berkunjung, tidak tahu kabarnya. Memilih memutus komunikasi demi usaha move on-nya.

"Maafin Kia, eyang, eyang putri."

Kiana kembali tersedu dalam lirih. Membuat eyang putri merengkuh, menjadi tempat hangat untuk menuang haru. Eyang juga tidak lagi memasang wajah kesal. Memandang Kiana kasihan dan juga sayang.

Dio?

Dia memilih larut dalam heningnya sendiri.

"Kalau kamu merasa begitu menyesal, bisa kan menikah lagi sama cucuku?"

^^^

1
Neneng
biarkan kia pergi thor jgn sm dio
jahat bgt ih..
pgn tak geprek si dio
anak orang
boleh ga Dio buat tumbal aja kog aku Gedeg banget ya
Yestri Yunara
Rasanya masih kurang aja eps nya, padahal udah panjang bangett🤭
Nana_Noona: lebih dari 2000 kata kak 😁
total 1 replies
Neneng
thor tlong Kiana jgn sm dio dong.. gedeg aku bacanya
Nana_Noona: Hujat Dio kak hujaaaaatttt
total 1 replies
Rully Kristiana
bagus
Rully Kristiana
Biasa
Rully Kristiana
anjriitt udh pernah baca di tik tok tapi masih nyesekk aja /Sob/
Nana_Noona: Sedih banget kaaaaannn
total 1 replies
anak orang
jahat
Maizaton Othman
,tatabahasa tersusun serta alur cerita yg bagus menjadikan karya ini sebuah naskhah yg menarik,tidak sabar menunggu update setiap episod nya.
Maizaton Othman
kia..jgn mudah luluh..please,
Maizaton Othman
please Kia,belajarlah dari pengalaman masa lalu..jgn jatuh dilubang yg sama 2x,jgn mudah terpedaya dgn sesiapa pun yg ingin mengambil kesempatan diatas " rasa" cintamu yg masih "ada",benteng lah hati mu seteguhnya.
Maizaton Othman
oke
anak orang
lagiiiiiii
Maizaton Othman
good decision,mama,jgn sesekali izinkan..hargai Kia,kasihan dia...
Sunria Riayah
aku menungguuuuuuu
anak orang
gara gara eyang ganggu,aku kasih bintang 5 🤣
anak orang
eyang ganggu lhoooo🤣
Nana_Noona
Nanti malam kita up lagi ya kakkkk
Rita Ningsih
mana lanjutan nya dong
Neneng
kiana plin plan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!