NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 : Nasihat dari Sahabat

Setelah beberapa suapan makanan, Alfaro akhirnya merasa cukup nyaman untuk membuka diri. Dia menatap Elvano, yang menunggu dengan penuh perhatian, dan mulai menceritakan kisahnya dengan Maya.

"Kami bertemu di sekolah menengah," Alfaro memulai, suaranya sedikit bergetar. "Waktu itu, aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan menjadi orang yang begitu penting dalam hidupku."

Elvano mendengarkan dengan seksama, merasakan kedalaman emosi yang terkandung dalam setiap kata Alfaro. "Kami mulai dekat saat proyek kelompok. Dia sangat pintar dan selalu bisa membuatku tertawa. Kami menghabiskan banyak waktu bersama, dan aku mulai merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar teman," lanjut Alfaro, senyumnya mengingat kenangan indah itu.

"Tapi, seperti yang sering terjadi, semuanya tidak berjalan mulus. Kami berdua memiliki impian dan tujuan yang berbeda. Sementara aku merasa terikat di sini, bahkan sampai sekarang aku tidak tahu tujuan Maya apa." Alfaro menjelaskan, nada suaranya mulai berubah menjadi lebih serius. "Kami berusaha untuk bertahan, tetapi akhirnya kami harus berpisah."

Elvano mengangguk, memahami betapa sulitnya situasi itu. "Itu pasti sangat menyakitkan," katanya, berusaha memberikan dukungan.

"Ya, itu sangat menyakitkan. Aku merasa kehilangan bagian dari diriku sendiri," Alfaro melanjutkan, matanya mulai berkaca-kaca. "Setelah kami berpisah, aku mencoba untuk move on, tetapi kadang-kadang, kenangan itu kembali menghantuiku. Dan semalam, saat berbicara dengan Maya, semua perasaan itu muncul kembali."

Elvano merasakan beratnya kata-kata Alfaro. "Jadi, kau masih memiliki perasaan untuknya?" tanyanya, ingin memastikan bahwa dia memahami situasi dengan baik.

"Aku tidak tahu. Bagaimana bisa aku melupakan seseorang yang pernah begitu berarti bagiku?" Alfaro menjawab, suaranya penuh keraguan. "Tapi aku juga tidak ingin menyakiti perasaanmu atau hubungan kita. Aku merasa terjebak."

Elvano menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Kau tidak perlu merasa terjebak. Kita bisa mencari cara untuk menyelesaikan ini bersama. Yang terpenting adalah kejujuran. Jika kau merasa ada sesuatu yang belum selesai dengan Maya, mungkin kau perlu membicarakannya dengan dia," sarannya, berusaha memberikan perspektif yang lebih jelas.

Alfaro mengangguk, merasa sedikit lebih lega setelah berbagi. **"Terima kasih, El. Aku tahu ini sulit, tetapi aku menghargai dukunganmu. Aku akan memikirkan saranmu,"** katanya, senyumnya mulai kembali.

Makan siang yang awalnya terasa canggung kini menjadi momen penting bagi keduanya. Alfaro merasa lebih ringan setelah menceritakan masa lalunya, dan Elvano tahu bahwa persahabatan mereka akan terus tumbuh meskipun ada tantangan yang harus dihadapi.

Setelah mendengarkan cerita Alfaro tentang Maya dan perasaannya yang rumit, Elvano merasa penting untuk memberikan nasihat yang bisa membantu temannya. Dia tahu bahwa situasi ini tidak hanya melibatkan perasaannya terhadap Maya, tetapi juga hubungannya dengan Kayyisa, sahabat istrinya.

"Alfaro," mulai Elvano dengan nada serius, "aku tahu ini semua sangat membingungkan. Tapi ingatlah, dalam setiap hubungan, kejujuran adalah kunci. Kau harus jujur pada dirimu sendiri dan pada orang-orang yang terlibat."

Alfaro menatap Elvano, merasakan kedalaman kata-kata itu. "Aku tahu, tapi aku tidak ingin menyakiti Kayyisa. Dia adalah sahabat baikku dan istrimu," jawabnya, suaranya penuh keraguan.

Elvano mengangguk, memahami kekhawatiran Alfaro. "Aku mengerti. Tapi kau juga harus ingat bahwa perasaanmu penting. Jika kau terus menyimpan perasaan ini, itu hanya akan menyakitimu lebih dalam. Dan pada akhirnya, itu juga bisa mempengaruhi hubunganmu dengan Kayyisa."

"Tapi bagaimana jika itu merusak segalanya?" Alfaro bertanya, wajahnya menunjukkan ketakutan akan konsekuensi dari kejujuran.

Setelah Alfaro membuka diri dan menceritakan masa lalunya dengan Maya, Elvano merasa perlu memberikan nasihat yang menyentuh untuk membantu temannya itu. Dia tahu bahwa Alfaro juga masih memiliki hubungan dengan Kayyisa, sahabat istrinya, sehingga situasi ini menjadi semakin rumit.

"Alfaro, aku tahu ini bukan situasi yang mudah bagimu," Elvano memulai, suaranya penuh empati. "Kau memiliki banyak hal yang harus kau pikirkan - masa lalumu dengan Maya, hubunganmu dengan Kayyisa, dan juga perasaanmu sendiri."

Alfaro mengangguk, matanya merefleksikan keragu-raguan. "Aku merasa terjebak, El. Aku tidak ingin menyakiti siapapun, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan perasaanku," ujarnya, suaranya terdengar berat.

Elvano mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Alfaro dengan lembut. "Kau tahu, kadang-kadang, kita harus berani menghadapi perasaan kita sendiri, meskipun itu terasa sulit," katanya, matanya menatap Alfaro dengan penuh keyakinan. "Kau tidak sendirian dalam menghadapi ini. Aku akan selalu ada di sisimu, mendukungmu."

Alfaro merasakan kehangatan dari genggaman Elvano, dan sedikit beban di hatinya terangkat. "Terima kasih, El. Aku benar-benar beruntung memiliki sahabat sepertimu," ujarnya, senyum tipis mulai terbentuk di wajahnya.

"Ingatlah, Alfaro, bahwa kita harus jujur dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita," Elvano melanjutkan, suaranya penuh kebijaksanaan. "Jika kau masih memiliki perasaan untuk Maya, maka kau harus berani mengungkapkannya. Tapi juga jangan lupakan Kayyisa. Dia juga berhak tahu apa yang kau rasakan."

Alfaro mengangguk, merasakan kekuatan dari kata-kata Elvano. "Kau benar. Aku harus berani menghadapi semua ini, dan bersikap adil pada semua orang yang terlibat," ujarnya, tekad mulai terbentuk di matanya.

"Itu bukan jalan yang mudah, tapi aku yakin kau bisa melakukannya," Elvano berkata, memberikan senyum dukungan. "Aku akan selalu ada di sini, mendukungmu, apapun keputusanmu nanti."

Mendengar nasihat Elvano yang tulus dan menyentuh, Alfaro merasa semakin yakin untuk menghadapi tantangan yang ada di depannya. Dengan sahabat seperti Elvano di sisinya, dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi situasi yang rumit ini.

...****************...

Setelah kembali ke kantor, suasana di antara Alfaro dan Elvano terasa lebih ringan. Namun, ketenangan itu segera terputus ketika telepon Elvano berbunyi. Dia melihat layar dan tersenyum lebar, mengenali nama Shereny, istrinya.

"Oh, ini Shereny!" serunya, menjawab telepon dengan semangat yang menular.

Alfaro menggelengkan kepala, melihat betapa ceria dan berbunga-bunganya ekspresi Elvano saat berbicara dengan Shereny. "Kau pasti sedang berbicara tentang sesuatu yang menyenangkan," ujarnya, sedikit menggoda.

Elvano tertawa, "Kau tahu, Shereny selalu bisa membuat hariku lebih cerah. Dia di rumah menjaga anak-anak, dan selalu ada cerita menarik darinya."

Dari ujung telepon, suara Shereny terdengar ceria dan penuh semangat. "Sayang, aku baru saja menyelesaikan beberapa kegiatan dengan anak-anak, dan mereka happy! Aku juga lagi coba resep baru untuk makan malam nanti," katanya, suaranya penuh keceriaan.

Alfaro tidak bisa menahan senyum melihat betapa bahagianya Elvano saat mendengar suara istrinya. Namun, di dalam hatinya, dia merasa sedikit cemburu. "Sementara itu, aku masih terjebak dalam kebingungan perasaanku," pikirnya.

Elvano terus mendengarkan Shereny dengan penuh perhatian, sesekali tertawa dan memberikan komentar. "Keren banget sayang! Aku tahu kamu bisa melakukannya! Anak-anak pasti sangat senang," katanya, semangatnya menular ke Alfaro.

Melihat Elvano yang begitu bahagia, Alfaro merasa teringat akan perasaannya sendiri. "Kenapa aku tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sama?" tanyanya dalam hati. Dia menggelengkan kepala lagi, berusaha mengusir pikiran negatif itu.

Setelah beberapa menit berbincang, Elvano menutup telepon dengan senyum lebar. "Shereny benar-benar buat mood aku up banget! Dia selalu tahu bagaimana cara membuatku merasa lebih baik," ujarnya, wajahnya bersinar.

"Keren banget ya, enaknya punya istri seperti Shereny," Alfaro menjawab, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan keraguan. "Tapi, kadang-kadang aku merasa terjebak dalam perasaanku sendiri."

Elvano menatap Alfaro dengan serius. "Ingat, Alfaro, setiap orang memiliki perjalanan mereka sendiri. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Fokuslah pada apa yang kau rasakan dan hadapi dengan berani," nasihatnya, mengingatkan Alfaro untuk tetap jujur pada dirinya sendiri.

"Kamu benar, El. Aku harus berani menghadapi semua ini," Alfaro menjawab, merasakan semangat baru muncul di dalam dirinya. Dengan dukungan Elvano dan inspirasi dari kebahagiaan Shereny, dia merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang ada di depannya.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!