setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebuah janji
Bunyi suara pintu tiba-tiba mengagetkan anak-anak, dari sudut ruang terlihat seorang lelaki dengan raut wajah masamnya.
"Itu ayah!" Pekik bobi sembari berlari ke arah pintu
"Kenapa tiba-tiba kau ada disini?" Tanya salman heran
"Memangnya tidak boleh, aku datang untuk melihatmu tau. Maaf yumi paman akan berhenti bermain, kamu bisa melanjutkannya dengan bobi" ujar barra seraya beranjak bangkit dari sofa
"Paman, kapan paman akan datang lagi kemari?" Tanya yumi
"Kenapa?"
"Bermain dengan paman sangat menyenangkan sekali, apa paman akan datang lagi besok?"
"Tidak, besok aku ada pekerjaan"
"Kalau begitu senin depan?"
"Aku juga sedang sibuk hari itu"
"Lalu bagaimana kalau senin depan, atau kalau tidak bisa senin berikutnya lagi" rengek yumi sembari memegang ujung lengan jas barra.
"Aku mohon paman, ayo bermain baduk lagi saat bertemu!" Pinta yumi
"Baiklah, ayo kita bermain kembali saat bertemu lagi nanti" ujar barra tak tega melihat raut wajah yumi yang hampir menangis, dan seketika wajahnya yang cemberut langsung berubah riang gembira mendengar persetujuan dari barra.
"Paman akan menemuimu lagi nanti lain kali"
"Baik paman, aku kan selalu menunggu paman" ujar yumi dengan wajah senangnya.
Mungkin karena barra berpikir selama 3 minggu itu telah berlalu, anak-anak akan cepat melupakan , jadi dia pikir semua akan baik-baik saja kalau dia tidak berniat untuk datang lagi ke rumah Salman dalam waktu yang sangat lama. Tapi siapa yang akan menyangka kalau daya ingat yumi berbeda dengan anak lain yang gampang melupakan janji orang dewasa, yumi sudah terlahir cerdas sejak bayi, dia anak yang berbeda sebab ia akan selalu mengingat setiap ucapan dan janji seseorang yang sangat ia sukai.
Selang beberapa menit kemudian setelah barra dan salman pergi daei rumah oliv pun datang untuk menjemput yumi pulang.
"Oh, oliv"
"Hai maudy"
"Masuklah, yumi ada di dalam"
Mendengar suara ibunya yang telah datang, yumi langsung berlari mendekat dan memeluknya.
"Ibu!"
"Iya sayang, maaf ya ibu datang terlambat"
"Lain kali jangan terlambat lagi ya bu"
"Iya sayang, oh iya, maaf ya maudy saya jadi merepotkan anda, menjaganya pasti sqngat sulit untuk anda" ujar oliv tak enak hati
"Tidak apa-apa liv, bobi bahkan yang memintanya sendiri pada yumi, saya juga tidak keberatan kalau yumi mau bermain lagi ke rumah!" Ucapnya tulus
"Tapi tetap saja, saya merasa sudah sangat merepotkan anda"
"Padahal saya tidak merasa di repotkan loh, saya sangat berterimakasih pada yumi, karena berkat yumi bobi jadi lebih mandiri dan tidak rewel seperti sebelumnya, jadi anda tidak usah ragu untuk menitipkan yumi kemari kapanpun"
"Aduh, mana bisa saya melakukan itu semau saya maudy"
Setelah bercakap-cakap akhirnya oliv dan yumi pun pulang ke rumahnya. Berjalan melewati jalan ramai hingga masuk ke gang perumahan yang mulai sepi karena waktu sudah agak larut malam.
"Seharian setelah pulang sekolah di rumah bobi apakah menyenangkan nak?"
"Iya"
"Apa yang menyenangkan, coba beritahu ibu?"
"Rahasia"
"Kok rahasia?"
"Ibu hari senin berkut, berikut, berikutnya, aku harus datang ke rumah bobi lagi ya?!"
"Kenapa harus menunggu sampai 3 minggu nak, kalau kau mau main lagi besok ibu juga akan mengijinkannya"
"Tidak bu, aku maunya hari itu, aku bisa datang lagi kesana kan bu?"
"Tentu saja sayang" ucap oliv sembari mengelus kepala anaknya.
Di waktu yang berbarbarengan, tampak barra dan salman tengah menikmati minuman sambil duduk di depan supermarket.
"Maafkan aku" ucap barra setelah menenggak minuman soda dalam kemasan kaleng.
"Kenapa kau minta maaf?"
"Aku minta maaf karena telah bersikap kasar padamu" ucap barra to the point
Tiba-tiba saja wajah salman langsung memerah dan matanya pun berkaca-kaca ketika mendengar sahabat lamanya mengatakan hal yang tak pernah lagi ia katakan sejak 7 tahun berlalu.
"Jadi, apa kau benar-benar berpikir bahwa aku berada di sisi ibumu?"
"Tentu saja tidak!"
"Masak sih?!" Rajuk salman
"Serius"
"Baiklah, tapi aku masih tetap agak kecewa dengan kau yang sempat mengatakan itu beberapa hari lalu"
Tentu saja dia tidak akan tahu kenapa aku bisa sangat kecewa swkali padanya, batin salman.
"Iya baiklah aku minta maaf, lain kali aku akan selalu menjaga ucapanku agar tak menyakiti hati siapapun lagi"
"Bagus"
7 tahun yang lalu, barra yang salman kenal sebelum terjadinya insiden kecelakaan naas itu adalah sosok pria yang memiliki mata cerah dengan lebih banyak tersenyum dan lebih hangat di bandingkan dengan barra yang sekarang ini.
Karena akibat kecelakaan 7 tahun yang lalu, salman jadi kehilangan sosok teman dekat yang ia miliki. Entah mengapa barra selalu terlihat tenang dan dingin saat di luar, meski demikian salman selalu mengetahui bahwa ada sesuatu yang selalu mengganjal di dalam diri temannya.
"Kawan, katakanlah sesuatu yang terasa tak enak di hatimu padaku, kalau itu ada aku akan dengar dan mencoba membantumu" ujar Salman dengan tatapan sendu
Aku sangat ingin membantumu keluar dari jeratan masa lalumu, aku selalu ingin membuatmu bisa keluar dari sana. Tapi, tak ada cara bagiku untuk melakukannya. Jadi, yang bisa aku lakukan hanyalah tetap berada di sisimu sampai kapanpun, batin salman.
"Kenapa aku harus bilang padamu?!" Ucap barra begitu cuek
"Karena aku kan temanmu, jujur saja, aku juga sangat berharap kau bisa bahagia nantinya"
"Terima kasih, tapi aku sudah bahagia dengan hidupku yang sekarang" ucap barra berbohong lagi. Mendengar kawannya berkata seperti itu salman hanya bisa mendengus kesal sebab keras kepalanya yang cukup mengesalkan.
"omong-omong makasih sudah menengokku sambil bawa buah segala pula, aku juga mau minta maaf karena ikut marah dengan mu waktu itu. Tapi kalau boleh tahu, apa yang membuatmu terpikirkan untuk datang ke rumahku dan berbaikan seperti ini?" ucap salman penasaran.
"tidak ada, aku hanya berpikir karena kau adalah temanku" ucap barra sambil mengenang kata-kata yang terucap oleh oliv saat itu.