NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Jatuh Cinta

“Luca, apa yang kamu lakukan?” Keshi keluar dari kamarnya dan mendapati sosok Luca sedang menulis sesuatu di kertas.

Luca mendongakkan kepalanya, membalas tatapan bingung dari majikannya.

“Aku sedang menulis barang-barang yang sekiranya di butuhkan untuk kita, dan menulis beberapa makanan yang mulai berkurang.” jawab Luca.

Keshi mengangguk, ia berjalan mendekati pria itu dan duduk di sebelahnya. Kepalanya melongok ingin melihat isi tulisan di sana.

“Lalu bagaimana untuk membeli barang-barang dan makanan itu? Tidak ada mobil di sini.” Keshi bertanya.

“Berjalan kaki?” Luca balik bertanya.

Keshi mencebik. Berjalan kaki melewati hutan lebat ini? Pastinya jalan menuju luar hutan ini sangatlah jauh dan menempuh waktu berjam-jam.

“Kamu serius ingin berjalan kaki?”

Luca melirik jendela di sebelahnya yang menunjukkan hutan di luar sana.

“Tidak masalah.” jawab Luca singkat.

Apa tidak kasihan dengan kakinya yang digunakan untuk berjalan jauh seperti itu?

Keshi beranjak berdiri dan mengangkat kedua tangannya keatas dengan semangat.

“Yosh, aku juga mau ikut kalau begitu. Mari kita berjalan bersama!” kata Keshi semangat.

“Perjalanannya jauh, Nona Keshi. Kakimu bisa sakit.” Luca menasihati.

Keshi mengulas senyum lebar dan mengacungian ibu jarinya kearah Luca.

“Tidak masalah! ‘Kan ada kamu, Luca. Lagipula aku juga ingin sekalian olahraga.”

Luca tak tahu harus menanggapi bagaimana. Apakah boleh membiarkan Keshi ikut dengannya? Apakah itu tidak berbahaya?

...\~\~\~...

Keduanya sekarang tengah berjalan beriringan di sepanjang jalan menuju luar hutan. Hari ini matahari masih berada di atas sana, menyinari dunia ini sehingga hutan ini tidak terlihat seram.

Keshi bersenandung riang selama mereka berjalan menuju luar hutan yang menghubungkannya dengan jalan raya dan beberapa pertokoan. Keduanya sudah berjalan selama 25 menit, dan Keshi masih sanggup untuk berjalan.

“Luca, apa aku boleh tahu nama lengkapmu?” Keshi mendongak, menatap wajah tampan Luca yang di timpa oleh silau cahaya matahari di atas sambil bertanya pada bodyguardnya itu.

Luca menunduk, membalas tatapan polos Keshi.

“Luca Luciano.” Luca menjawabnya dengan pelan, takut jika orang asing dapat mendengar ucapannya barusan.

“Luciano? Nama yang keren.” Keshi menjawabnya senang.

Mereka berdua kembali berjalan dengan diam, membiarkan keheningan menyelimuti keduanya untuk beberapa saat sampai akhirnya Keshi kembali membuka suara.

“Luca, ceritakan aku tentang kehidupanmu dulu saat masih menjadi koki.” pinta Keshi, kepalanya celingak-celinguk melihat hutan di sekitarnya.

Luca mendongak, melihat matahari yang membungbung tinggi di atas sana sehingga ia merasa panas dan keringetan. Luca berjalan semakin dekat pada Keshi, berusaha menutupi tubuh gadis itu dengan tubuh besarnya supaya Keshi tidak terkena terik matahari yang panas.

“Luca?” Keshi mendongak dan bertanya karena Luca tidak kunjung menjawab.

“Dulu aku hanya lulusan SMP karena kedua orangtuaku sudah meninggal, jadi aku hanya tinggal berdua saja dengan adikku. Pekerjaan apapun akan aku lakukan supaya aku dan adikku bisa makan, sehingga pada saat itu aku di tawari kerja di bagian dapur. Mungkin karena instingku dalam menahan lapar selama itu, aku bisa memasak banyak makanan yang dulunya selalu aku inginkan, dan pada akhirnya aku di angkat menjadi seorang koki di restoran saat aku bekerja dulu.”

Perkataan panjang lebar dari Luca membuat Keshi tanpa di sadari tersenyum tipis. Sedikit tidak menyangka pria dingin seperti Luca bisa berbicara sepanjang itu.

“Adikmu pasti sangat bangga sekali mempunyai kakak hebat sepertimu.” sahut Keshi, kepalanya menunduk dengan senyum semakin lebar, di tambah sekarang wajahnya entah kenapa memerah padam.

Luca menarik senyum tipis. “Ya, seharusnya dia bangga memiliki kakak sepertiku.”

Keshi kini mendongak menatap wajah Luca. “Bolehkah kapan-kapan aku bertemu dengan adikmu? Pasti akan menyenangkan.” ucapnya penuh semangat.

Keduanya berhenti di tengah hutan, saling berhadapan.

“Dia sudah meninggal sejak lama.”

Jawaban Luca membuat Keshi yang tadinya tersenyum lebar, kini melunturkan senyumnya. Matanya membola besar, terkejut dan panik seketika. Keshi maju mendekati Luca dengan wajah bersalah.

“Luca, maafkan aku. Aku tidak bermaksud. Luca, tolong maafkan aku.” wajah gadis itu memerah menahan tangis, ia tidak bermaksud apa-apa dan sekarang merasa bersalah.

Tangan Luca naik untuk merapihkan anak rambut Keshi yang terbang terkena angin, sebisa mungkin ia mengulas senyum tipis pada majikannya.

“Tidak apa-apa. Ini bukan salahmu. Kamu tidak perlu sampai meminta maaf seperti itu.” jawab Luca lembut.

Keshi menekuk bibir bawahnya sedih, ia dengan impulsifnya malah memeluk tubuh kekar Luca dengan erat, membenamkan wajahnya pada dada Luca.

“Maafkan aku, Luca. Jika kamu butuh teman curhat, ada aku yang akan selalu mendengarkanmu. Aku akan selalu membantumu seperti kamu yang selalu membantuku.” ucap Keshi dengan sepenuh hati, ia benar-benar ingin selalu ada untuk Luca.

Sama halnya seperti Luca yang selalu ada untuk dirinya.

“Terima kasih banyak.” Luca menjawabnya dengan pelan, tangannya mengelus belakang kepala Keshi.

Luca sedikit takut sekarang, takut jika Keshi tahu bahwa jantungnya sedari tadi berdetak sangat cepat. Sejujurnya Luca tahu mengapa ia bisa mendapatkan perasaan ini, ini adalah perasaan nyaman karena bersama dengan Keshi, dan ini adalah perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta.

Luca sadar sepenuhnya ia sudah jatuh cinta dengan majikannya sendiri.

“Nona Keshi, mari kita lanjutkan perjalanannya karena hari semakin panas.” Luca mengingatkan.

Keshi melepas pelukan itu, wajahnya sekarang sangat memerah dan terasa hangat. Gadis itu mengalihkan wajahnya kearah lain supaya Luca tidak dapat melihatnya.

“Y-ya, ayo.”

...\~\~\~...

Keduanya sudah sampai di luar hutan, di depan sana terlihat ada jalan beraspal yang cukup untuk di lalui dua mobil, di seberang jalanan beraspal itu terdapat beberapa pertokoan.

Luca menggandeng tangan Keshi saat mereka akan menyeberang jalanan. Lagi dan lagi wajah Keshi memerah, setiap dia berdekatan dan bersentuhan dengan Luca, wajahnya pasti akan memerah dengan mudah.

Luca baru melepaskan pegangan tangan itu saat keduanya sudah berada di seberang jalan.

Kepala Keshi menoleh kanan dan kiri, hanya segelintir orang saja yang berjalan menuju pertokoan di sana.

“Sepertinya kamu sudah pernah ke sini, ya?” tanya Keshi pada Luca.

“Sebelum ini aku dan Dante harus tahu apa saja yang ada di sekitar hutan ini, menghitung jarak jauh dari sini menuju rumah, mengecek danau yang ada di bagian selatan rumah supaya kita berdua tetap baik-baik saja selama tinggal di rumah kecil dan terpencil itu.”

Keshi tersenyum lebar, Luca benar-benar bekerja keras supaya dirinya tidak terluka. Tidak heran jika Keshi akan dengan mudah jatuh cinta kepada pria seperti Luca.

“Aku senang bertemu denganmu, Luca.” ucap Keshi selama mereka berjalan menuju pertokoan itu.

Luca menoleh, melihat wajah memerah Keshi. Pria itu menatap kearah lain sambil berdeham.

“Aku juga.”

1
Betty yenni Hursepuni
bertahanlah Luca ayo tetao swmangat...
Betty yenni Hursepuni
semakin seru ceritanya...👌🏽👍🏾
Shanum Ramdhan
suka bngt keren
Amoramor: terimakasih🤗
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!