Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ingin menikah lagi!
Keira Olsen adalah wanita cantik, lembut dan penyayang. Dia berprofesi menjadi guru TK ternama di Kota London. Meski memiliki gaji yang lumayan besar, tapi kehidupannya sangat sederhana. Ia tinggal di apartemen minimalis modern.
"Bagaimana hari ini Kei? Apa kau merasa kesulitan menghadapi murid-murid baru?" tanya Bibi Jolie ketika mengantarkan makan malam ke apartemen Keira.
"Semua berjalan dengan lancar, Bi. Ya, meskipun awalnya agak berat tapi mereka sudah mulai beradaptasi," jelas Keira pada Bibi Jolie yang merupakan tetangga sebelahnya.
Bibi Jolie adalah wanita sebatang kara, suaminya meninggal sudah lama dan tidak memiliki anak. Ia sudah menganggap Keira sebagai putrinya sendiri.
"Syukurlah. Bibi senang mendengarnya." Bibi Jolie tersenyum lembut pada wanita muda itu.
"Terima kasih makan malamnya, Bi. Harusnya Bibi tidak perlu repot seperti ini," ucap Keira seraya memperlihatkan goodie bag yang ia pegang.
"Tidak repot sama sekali. Kau harus makan banyak biar tetap sehat dan bugar untuk menghadapi kerewelan anak-anak TK," ucap Bibi Jolie seraya menepuk bahu Kiera sambil terkekeh.
"Bibi bisa saja." Keira jadi ikut terkekeh.
Bibi Jolie pamit pulang setelah ngobrol dengan Keira.
Keira sangat bersyukur karena Bibi Jolie sangat baik dan menyayanginya. Ia pun segera ke meja makan dan menyantap makan malamnya dengan nikmat.
Di ruang kerja.
Logan garuk-garuk kepala memikirkan permintaan putrinya.
"Mommy baru? Astaga! Kepalaku rasanya mau pecah memikirkan itu!" gumam Logan seraya mengacak rambutnya frustrasi, kedua siku tangannya bertumpu di meja kerja dan kepalanya tertunduk lesu, kedua matanya pun memejam erat. Tidak pernah terlintas di benaknya untuk menikah lagi. Selama ini banyak sih wanita yang mendekatinya, bahkan kedua orang tuanya pun beberapa kali menjodohkannya dengan wanita cantik, tapi dia selalu menolak dengan alasan ingin fokus mengurus putrinya.
"Daddy!!!" seru Mia berlari kecil saat memasuki ruang kerja sang ayah.
Logan mengangkat kepalanya yang tertunduk, menatap putrinya yang kini sudah berdiri di dekatnya.
Mia mengulurkan kedua tangannya bertanda ingin duduk di pangkuan sang ayah. Dan Logan pun mengabulkan permintaan putrinya.
"Ada apa, Sayang? Kenapa belum tidur?" tanya Logan, lembut seraya mencium gemas pipi putrinya.
"Aku tidak bisa tidur karena sangat bahagia sebab sebentar lagi aku akan memiliki mommy," ucap Mia sambil tertawa cekikikan.
"Oh, begitu ya," jawab Logan, lesu.
Mia mengangguk penuh semanga, lalu mendongak menatap ayahnya. "Daddy, Bu Guru di sekolah sangat cantik dan baik," ucap Mia, tersenyum lebar.
Wah! Perasaan Logan mulai tidak enak mendengar ucapan putrinya.
"Lalu?" sahut Logan, berusaha untuk tersenyum.
"Daddy 'kan tampan, dan Ibu Guru sangat cantik, jadi aku rasa kalian akan cocok," jelas Mia dengan segala kepolosannya.
"Tapi, Daddy dan Bu Guru belum saling kenal jadi tidak akan bisa menikah." Logan berusaha menjelaskan pada putrinya, sekaligus menolak sih sebenarnya.
"Kata Paman Aston, tak kenal maka tak sayang!" sahut Mia, cemberut.
Logan menarik nafas panjang, semakin dibuat frustrasi dengan tingkah putrinya. Dan lagi, ia mengutuk saudara kembarnya karena bicara seperti itu kepada putrinya.
"Aku ingin Daddy dan Bu Guru bertemu, mau ya!" Mohon Mia seraya menatap ayahnya dengan matanya yang bening dan menggemaskan.
Dengan terpaksa Logan mengangguk pelan, "Oke, Daddy besok akan mengantarkanmu sekolah untuk bertemu dengan Bu Guru, tapi janji dulu kalau Daddy tidak suka dengan Bu Guru maka jangan di paksa," ucap Logan seraya mengulurkan jari kelingkingnya.
"Aku jamin Daddy pasti langsung suka dengan Ibu Guru," jawab Mia sangat yakin, lalu menyambut jari kelingking ayahnya.