NovelToon NovelToon
Kawan Serumah

Kawan Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Karangkuna

Mereka bertemu dalam tujuan masing-masing. Seperti kata temannya dalam hubungan itu tidak ada perasaan yang dipertaruhkan hanya ada profesionalitas semata.

Bersama selama tujuh bulan sebagai pasangan suami-istri palsu adalah hal yang mudah pikir mereka. Tapi apakah benar takdir akan membiarkannya begitu saja?

"Maksudku. Kita tidak mudah akur bukan? kita sering bertengkar dan tidak cocok."

"Bernarkah? tapi aku merasa sebaliknya."

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Kebenaran Terungkap

Baswara berusaha mencerna apa yang barusan dikatakan pria muda di hadapannya itu, "Apa maksudmu?".

"Tante sofia tau soal kontrak nikahmu. Dia bekerja sama dengan ayahnya Kani untuk membuat kalian berpisah," ucap Ale menjelaskan.

"Ayah Kani? Dia kembali?". Baswara mencoba mengingat sesuatu tentang infromasi wanita itu.

"Intinya tante Sofia ingin membantu ibuku untuk mengembalikanmu pada Hany. Aku tidak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka, hanya itu yang aku tau." Tanpa berlama-lama pria itu pun pamit dan pergi meninggalkan Baswara yang kini terdiam sibuk dengan pikirannya.

Jona tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Baswara, di tangannya ada sebuah map merah. Pria itu menyerahkan map tersebut pada sang bos yang kini berwajah kusut banyak pikiran.

"Apa ini?" tanya Baswara memperhatikan beberapa foto yang ia ketahui tante Sofia dengan seorang laki-laki berada di sebuah cafe tampak serius membicarakan sesuatu.

"Bos menyuruh saya untuk mengawasi pak Panji dan istrinya, ini hasil yang saya dapat. Pria ini adalah ayah kandung istri anda, sepertinya ada transaksi yang tidak biasa antara bu Sofia dengan ayah nona Kani." Wajah Baswara berubah, rahangnya mengeras, tangannya terkepal dan sorot matanya tajam menusuk. Diraihnya kunci mobil dan bergegas pergi meninggalkan ruangan itu menuju ke sebuah tempat.

***

Jam menunjukkan pukul jam sembilan malam, Baswara berjalan dengan langkah  tegap dan raut wajah penuh amarah, di tanggannya terdapat map merah yang tadi diberikan oleh sekertarisnya.

Di rumah itu terlihat Panji sedang menikmati makan malamnya bersama dengan Dira dan suaminya. Dira berhenti sejenak memandangi adiknya yang baru masuk, tampak jelas di matanya bahwa kondisi Baswara sedang tidak baik.

"Di mana tante?" tanyanya pada sang paman yang terkejut menatap ke arah pria itu.

Dia meletakkan sendoknya di samping piring dan melap sudut mulutnya, "Dia ada ruang kerja sedang menerima telepon. Ada apa Bas?" tanya Panji bingung.

Tanpa menjawab apapun pria itu berlalu dan menghampiri Sofia, sementara itu Panji mengangguk pelan seperti mengerti atas hal yang terjadi.

Pintu tiba-tiba terbuka memperlihatkan sosok Baswara keponakannya yang berdiri sambil menatapnya tajam. Sofia pun lalu bergegas menutup teleponnya dan memberikan senyuman terbaiknya pada pria itu, "Bas. Sudah pulang rupanya, ayo makan dulu," ucap Sofia sembari berjalan ke arah Baswara.

"Apa maksudnya ini? Tolong tante jelaskan." Baswara melemparkan map merah itu dan berhamburlah foto-foto yang menunjukkan Sofia sedang menyerahkan sebuah amplop besar pada seorang pria tua.

"Kau memata-mataiku?" ucap Sofia sambil mengambil sebuah foto dari lantai.

"Apa hubunganmu dengan Budi Wijaya? Apa kau menyuapnya untuk melakukan sesuatu?" tanya Baswara berang.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," ucap Sofia mengelak dan hendak berjalan meninggalkan pria itu sendirian di sana.

"Jawablah. Jika tidak aku akan menghentikan semua dana untuk sekolah anakmu di London." Sofia tersentak dan memandang ke arah pria yang ia tau bahwa tidak lagi bisa bernegosiasi dengannya, pria itu murka.

"Sial. Jangan ganggu dia Baswara."

"Jelaskan semuanya," ucap Baswara berusaha mengendalikan dirinya.

Sofia masuk kembali ke dalam ruang kerja itu bersamaan dengan Baswara di belakangnya dan pintu ruangan itu tertutup. Tak jauh dari situ ada Panji yang mendengar kegaduhan itu, matanya berkilat marah kemudian pergi meninggalkan rumah itu.

Dira menunggu sang adik dengan gusar di ruang tamu, sesekali ia melihat apakah ada tanda-tanda kehadiran pria itu.

Tak lama kemudian Baswara terlihat menghampiri kakaknya yang khawatir, disentuhnya pundak Dira pelan.

"Bas. Apa yang terjadi?" tanya Dira sambil menatap prihatin kondisi adiknya itu.

"Ayo kita mengobrol di tempat biasa," ucap Baswara melangkah keluar disusul Dira di belakangnya, mereka menuju sebuah pondok kayu yang sudah usang.

1
Koirul Rahman
kalau kalian temukan karya ini cepetan deh mulai save di rak kalian... ini cerita paling bagus buat dibaca
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya ya /Smile/
total 1 replies
Norselie
Kak, Novel ini tidak dilanjutkah?
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya /Smile/ ditunggu next part-nya ya.
total 1 replies
Murniyati Mommy
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Karangkuna: terima kasih /Smile/ ditunggu part selanjutnya ya..
total 1 replies
tae Yeon
Seru banget! 🤩
Karangkuna: thanks uda baca, ditunggu next chapter ya /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!