Cassandra Magnolia Payton, seorang putri dari kerajaan Payton. Kerajaan di bagian utara atau di negeri Willems yang dikenal dengan kesuburan tanahnya dan kehebatan penyihirnya.
Cassandra, gadis berumur 16 tahun berparas cantik dengan rambut pirangnya yang diturunkan oleh sang ayahanda dan mata sapphiernya yang sejernih lautan. Gadis polos nan keras kepala dengan sejuta misteri.
Dimana kala itu, Cassandra hendak dijodohkan dengan putra mahkota dari kerajaan bagian Timur dan ditolak mentah-mentah olehnya karena ia ingin menikah dengan orang yang dicintainya dan memilih kabur dari penjagaan ketat kerajaan nya dengan menyamar menggunakan penampilan yang berbeda, lalu pergi ke kekerajaan seberang, untuk mencari pekerjaan dan bertemulah dengan Duke tampan yang dingin dan kejam.
Bagaimana perjalanan yang akan Cassandra lalui? Apakah ia akan terjebak selamanya dengan Duke tampan itu atau akan kembali ke kerajaan nya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon marriove, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB XXII. Secuil Ingatan
Cassa dengan cepat memeluk sang Ibu, dia begitu merindukan sesosok wanita yang telah melahirkan dan merawatnya hingga kini dia sudah besar. Matanya kembali memanas, merasa bersalah kepada sang Ibu. Dia dengar bahwa ibunya pernah jatuh sakit pasca dia hilang membuat hati nya teriris dengan ribuan pisau menancam di ulu hatinya.
"I-ibu, ini Cassa. Maafkan Cassa karena meninggalkan Ibu, Ibu harus sehat terus ya? Jangan sampai Ibu jatuh sakit, Cassa tidak suka.., " eluh Cassa dengan isak tangisnya. Ibu Cassa — Christina juga ikut menangis, rindu kepada putri nakalnya sudah tidak bisa terbendung lagi.
"Tidak apa-apa sayang, kamu baik-baik saja kan selama kamu tidak tinggal di istana hm?, " tanya Christina begitu lembut, melepaskan pelukannya dan memilih untuk mengelus surai pirang yang sama persis dengan suaminya. Adegan itu disaksikan oleh beberapa orang, terharu melihat Ibu dan anaknya yang sudah bersatu lagi.
Cassa mengangguk semangat, setelah ini dia ingin menghabiskan waktu dengan Ibunya! Begitu terharu, ternyata dia disambut dengan hangat oleh keluarganya. Matanya menatap ke belakang, tersenyum manis membuat beberapa orang membalasnya. Berbeda dengan, ekhem dua lelaki itu — Alaric dan Kenzo yang salah tingkah melihat senyuman manis itu padahal bukan untuk mereka. Huh, kasian sekali~
"Nak, kamu jangan nakal-nakal lagi! Awas kamu, sebentar lagi kamu debutante dan perayaan untuk ulang tahunmu, jadilah gadis penurut pada Ayahmu!, " Jasver menasihati Cassa, namun yang dinasehati malah tidak mendengarnya dan memilih untuk berbicara dengan sang Ibu. Jasver merasa geram, dan dia punya pemikiran licik detik ini juga. Ada laki-laki yang mengakui putrinya adalah miliknya, sedangkan yang akan dijodohkan oleh putrinya adalah pilihannya. Sepertinya ini harus diputuskan oleh putrinya dan pemikiran liciknya yaitu ia ingin melihat lelaki itu — Duke Hexton kembali cemburu karena lelaki lain.
"Cassa, " panggil Jezgar tegas, Cassa menoleh takut-takut pada Ayahnya. Raut wajahnya menampilkan tanda tanya "kenapa?, " kemudian Jezgare melanjutkan perkataannya, "Kamu tahu kan kalau kita kedatangan Putra Mahkota Kenzo. Jadi Ayah ingin kamu membicarakan bagaimana persetujuan mu tentang pertunangan kalian, kalau kamu tidak mau bicarakan padanya! Kalian bicaralah di taman belakang, kami akan menunggumu. Mengerti?!, " Cassa mengangguk, tapi berbeda lagi dengan Alaric.
Alaric protes, tidak ingin gadisnya hanya berduaan dengan seorang lelaki apalagi bukan dia! Jasver yang mendengarnya, pura-pura tuli tidak mau mendengar. Hanya menyeringai seram dan Christina hanya menatap mereka dengan bingung, siapa lelaki bersurai hitam dengan mata merahnya? Apa dia menyukai putrinya? Astaga, putrinya begitu pintar mencari suami.
Setelah Kenzo dan Cassa menghilang dari pandangannya, Alaric hendak menyusul mereka tapi dihalangi oleh Jezgar dengan angkuhnya, "Kau ingin menyusul Cassaku, Calon Adik Ipar?, " ejek Jezgar membuat Alaric geram.
"Cih, apa kau tidak lihat bahwa Cassie ku pergi hanya berdua dengan seorang lelaki?!, " marah Alaric, dia tidak suka melihat Cassanya pergi dengan Kenzo apalagi dia adalah lelaki yang akan dijodohkan olehnya.
"Kau takut?! Kau pasti sudah tahu bukan kalau Adikku tidak mau bertunangan dengannya, kenapa kau jadi takut kalah saing begitu?, " sepertinya hobi baru Jezgar yang baru adalah memanasi Duke Hexton didepannya yang begitu menyimpan rasa cinta dengan jumlah besar untuk sang Adik.
Alaric tersenyum remeh, "Ck, tidak mungkin aku kalah saing! Hanya bersaing dengannya saja itu masalah kecil, aku lebih tampan dan lebih kaya, lalu kata Adikmu aku juga hot. Jadi aku tidak akan kalah dengan temanmu itu!, " kepercayaan diri dari Alaric mengundang tawa dari Jezgar, ternyata Calon Adik Iparnya begitu lucu! Dia seperti budak cinta kepada Adiknya, padahal ia dengar dari desas-desus bahwa Duke Hexton adalah lelaki yang dingin, kejam dan tidak memiliki hati.
"Sayang, apakah dia menyukai putri kita?, " tanya Christina kepada sang Suami dan diangguki Jasver, seketika membuatnya tersenyum lega. Akhirnya suaminya tidak memaksakan lagi dan menyerahkan keputusan di tangan Cassa sendiri.
***
"Ada yang ingin kamu bicarakan, San?, " tanya Kenzo lembut. Astaga, ternyata dia jatuh cinta kedua kalinya kepada gadis didepannya, jatuh cinta kepada Cassandra dan juga hampir saja jatuh cinta pada sesosok Laviora.
"Salam Putra Mahkota Kenzo, eum disini saya ingin menyuarakan pendapat saya.. Eum, sepertinya saya tidak bisa menerima ajakan menikah dengan Anda. Saya hanya akan menikah dengan lelaki yang saya cintai, jadi mohon maaf jikalau Anda tersinggung dengan perkataan saya.., " Kenzo memaksakan tersenyum, dia sudah tahu pasti tentang jawaban ini. Sandra, kapan kamu bisa mengingatku? — Kenzo sadboy.
"Sandra.." panggil Kenzo lembut, Cassa mendongak menatap Kenzo yang lebih tinggi darinya. Mata itu.. Menyiratkan kerinduan dan kesedihan yang begitu mendalam, membuat Cassa bisa ikut merasakannya, seperti ada ikatan khusus diantara mereka. Apa?
"Apa kamu tahu, Sandra? Kita dulu adalah sepasang sahabat yang begitu dekat disaat kamu masih berumur lima tahun dan aku berumur delapan tahun. Kita selalu menghabiskan waktu bersama dengan Kakakmu, Jezgar. Setiap aku berkunjung ke Kerajaanmu pasti aku langsung pergi ke kamarmu untuk mengajak bermain, kita bermain petak umpet, membuat kenakalan kepada pelayan, para pengawal, dan masih banyak lagi, San. Asal kamu tahu, saat kamu hilang ingatan karena sebuah alasan, membuatku begitu sedih. Aku mengurung diriku dan tidak ingin makan sama sekali, karena waktu aku berkunjung padamu, kamu tidak mengingat ku sama sekali dan kini? Aku menyuruh Ayah untuk melamarmu tapi kamu menolaknya, padahal aku ingin sekali membuatmu jatuh cinta. Aku ingin kamu menjadi milikku. Tapi apalah dayaku, sekarang aku tidak akan memaksamu lagi, San.., "
Begitulah cerita Kenzo, dia sudah tidak bisa menahan diri untuk mengatakan fakta itu didepan gadis pujaannya. Sudah banyak yang ia korbankan, tapi kenapa kebahagiaan dengan gadis pujaannya tidak pernah datang-datang, apalagi sekarang Cassa sudah memiliki tambatan hati dan bukan dirinya. Dia tahu bahwa Cassa memiliki perasaan yang sama dengan Duke Hexton itu melewati tatapan matanya, karena mata tidak akan pernah berbohong. Apa boleh dia egois mulai sekarang?
Cassa yang baru saja mendengarkan cerita panjang itu tertegun begitu lama. Dia tidak tahu, bahwa dia adalah sahabat kecil dari lelaki didepannya. Dia tahu, dia saat berumur lima tahun mengalami hilang ingatan tapi dia tidak tahu kenyataan sedalam ini. Kepalanya tiba-tiba saja berdenyut sakit, ukhh..
"Putra Mahkota, kepalaku begitu sakit, " eluhnya membuat Kenzo panik, dia menenangkan Cassa dan membawa kepelukannya. Dia tidak tahu harus apa, dia berharap pelukannya membuatnya lebih nyaman dari sebelumnya. Dia pernah mendengar bahwa orang yang pernah mengalami hilang ingatan akan merasakan kepalanya sakit apabila dia sudah bisa mengingat ingatan lama. Apakah ini kabar buruk atau baik?
Cassa sudah tenang seperti awalnya, dia melepas pelukannya dan menatap Kenzo dengan dalam-dalam. Tangannya terulur untuk membelai wajah tampan itu, Kenzo yang diperlakukan itu sempat tertegun tapi menikmati belaian lembut di wajahnya. Senyum manis terlukis dibibir seksinya, "Kak Enjo?, " panggil Cassa.
Kenzo berjingat kaget, dia merindukan panggilan kecilnya! Dia mengeluarkan air matanya dan langsung memeluk Cassa dengan erat, enggan melepaskan. Akhirnya, gadisnya mengingat dia kembali.
Cassa memberontak kecil di pelukannya dan akhirnya Kenzo melepaskan pelukan itu. Dia merasa lega, bahwa Cassa sudah mengingat dirinya kembali. Ini adalah pencapaian luar biasa yang menakjubkan seumur hidupnya!
"Maaf, Kak.. Maaf, aku melupakanmu. Sekarang aku ingat, jadi Kak Enjo adalah lelaki kecil yang selalu mengejekku itu kan?!, " sengut Cassa sebal, dibalas tawa Kenzo dengan keras. Kenzo akhirnya bisa tertawa begitu lepas dengan lebarnya setelah sebelas tahun lamanya dan itu berkat Cassa! Cassa mendengus dan hendak pergi meninggalkannya karena sangat kesal, tapi dicekal oleh tangan besar milik Kenzo.
"Hahaha, sudahlah kecil. Jadi bagaimana, kamu masih kekeh dengan pendirianmu?, " tanya Kenzo penuh harap tapi pupus karena pertanyaannya diangguki mantap oleh gadis didepannya.
"Ya, Kak. Maaf, aku tidak bisa memaksakan perasaanku. Kalau Kak Enjo ingin dekat denganku, pasti aku memperbolehkannya!, " Kenzo mengangguk, melihat kepergian Cassa yang lama makin lama kabur dalam jangkauannya.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta, San. Jika aku tetap tidak bisa, aku akan berusaha mengikhlaskan mu.. Aku mencintaimu, San. You're the first thing that i need." Kenzo bergeming dalam hatinya, dia begitu bersungguh-sungguh untuk membuat Sandra kecilnya jatuh cinta padanya. Dia sangat yakin!
...****************...
Setelah perbincangan empat mata dengan Kenzo, dia akhirnya kembali ke ruangan semula. Disitu sudah ada Alaric yang berkelahi dengan Kakaknya, begitu kekanakan. Bahkan mereka tidak sungkan melayangkan kata pedas didalamnya, Cassa melihat orangtuanya hanya menatap tidak niat memisahkan, Nathanio juga hanya diam seperti sedang melihat sebuah pertunjukan.
"Jangan lupa kalau kau telah meninjuku tadi! Jadi jika ingin meminta restuku harus lakukan yang berkesan dan tidak akan terlupakan!, " Jasver tersenyum penuh kemenangan melihat emosi Alaric yang sudah ingin keluar tapi ditahan. Alaric barusaja ingin menjawab, tapi disela oleh bawahannya.
"Nona Peri! Eh, Nona Laviora! Bukan bukan, Tuan Putri Cassa!!, " seru Nathanio tidak beraturan, membuat dua atensi lelaki yang sedang bertengkar itu terdiam dan beralih menatapnya, diikuti juga oleh Ayahnya dan Ibunya.
Alaric berlari kecil menghampirinya, memberikan bom pertanyaan kepadanya membuat dirinya pusing, "Cassie? Kamu tidak apa-apa, hm?? Kamu tidak diapa-apakan oleh Putra Mahkota Veldris itu kan?!,"
"Diam! Jangan membuatku pusing, Duke!, " Alaric membelalak, menggoncangkan tubuh Cassa dengan kencang.
"Cassie~ jangan formal padaku. Ayo ceritakan padaku, apa Putra Mahkota Veldris memaksamu untuk menerima perjodohanmu? Jika iya, maka aku tidak segan-segan untuk menyatakan perang dengan Kerajaan Veldris dan mengerahkan 40.000 pasukanku untuk menyerang!," semua orang yang mendengarnya terkejut bukan main, bisa-bisanya seorang Duke dengan mudah menantang seorang Putra Mahkota dan malah ingin menyatakan perang dengan jumlah prajurit tak main-main.
"Maksud Anda, Duke? Anda ternyata ingin mengkhianati Kerajaan saya, " sela Kenzo yang baru datang, tatapan tajamnya mengarah ke satu arah. Alaric tersenyum smirk, jalan mendekat ke arah Kenzo. Tangannya menarik kerah baju Kenzo, saling adu tatapan dan adu kekuatan mana membuat ruangan seketika menggelap. Aura tidak main-main keluar dari mereka berdua, tapi tidak ayal bahwa Alaric lebih unggul dari Kenzo.
"Sial, kalau kalian ingin bertengkar jangan disini! Keluar kalian, aku tidak mood, " perkataan Cassa membuat dua lelaki itu menciut. Menatap Cassa dengan puppy eyesnya, berusaha membujuk.
"Hahahahaha, astaga. Duke kejam itu menjadi tidak tahu malu! Aku harus melaporkannya kepada Nyonya. Berita bagus, berita bagus~, " Nathanio bersiul, dia senang bisa menggosip tentang Alaric tanpa diketahui oleh sang empu.
Berbeda terbalik dengan semua orang, Jasver menggelap. Pertama kalinya ia mendengar bahwa putrinya mengumpat, "Cassa.., " suara itu begitu dingin dan datar. Cassa gelagapan, apa yang terjadi pada Ayahnya?! Apa dia mendengarkan umpatannya? Sial-sial..
"Ayah datangkan guru tata krama untukmu! Kamu sudah berani mengumpat padahal Ayah ada disini, anak nakal memang tetap anak nakal!, " tamatlah riwayatnya.
"TIDAK AYAHHH, AKU TIDAK MAU!, "
...— Bersambung —...