NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:817.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehadiran Orang Ketiga

Selesai sarapan, Nateya membantu Anelis mengenakan tas sekolah mungil berwarna cokelat tua, yang dibuat dari kulit asli. Gadis kecil itu pun tersenyum cerah, meski tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

“Sudah siap, sayang?” tanya Nateya seraya memegang tangan Anelis.

Anelis mengangguk, matanya berbinar.

Mereka pun melangkah menuju halaman depan, di mana Victor sudah berdiri tegap di samping mobil. Begitu melihat atasannya datang, ia langsung membuka pintu belakang.

Namun, tepat ketika Anelis akan masuk, suara berat Elias terdengar dari belakang.

“Tidak usah, Victor. Hari ini aku yang akan mengemudi. Kau berjaga saja di rumah.”

Victor terperanjat, tubuhnya kaku sejenak sebelum menunduk dalam. “Siap, Tuan Jenderal.”

Elias melangkah maju dengan wibawa penuh, seragam militernya menambah kesan tegas. Ia membuka pintu mobil sendiri, lalu berbalik ke arah Nateya.

“Kau dan Julian ikut. Kita antar Anelis ke sekolah bersama, lalu langsung ke barak," ucapnya mengandung kepastian, bukan permintaan.

Perkataan Elias sedikit membuat Nateya terkejut. Alih-alih merasa senang, Nateya hanya menaikkan setengah alisnya.

"Terima kasih, kalau begitu.”

Mereka berempat masuk ke dalam mobil. Elias di kursi kemudi, Nateya dan Julian duduk di belakang bersama Anelis.

Suasana hening sebentar, hanya suara mesin mobil yang menderu pelan. Jalanan pagi masih lengang, pohon-pohon asam dan kelapa di tepi jalan bergoyang diterpa angin.

Begitu sampai di sekolah, Elias menghentikan mobil tepat di halaman depan. Kehadiran keluarga Jenderal Elias sontak menarik perhatian. Beberapa guru yang sedang berdiri menundukkan kepala penuh hormat, sementara para murid berbisik-bisik kagum melihat mobil mewah itu berhenti.

Nateya bergegas keluar, membantu Anelis turun dengan hati-hati. Ia berlutut sejenak, merapikan kerah seragam putih putrinya, lalu merengkuhnya dalam pelukan hangat.

“Belajar yang rajin, ya. Mama selalu menyayangi Anelis.”

Anelis mengangguk cepat, senyumnya merekah. Ia melambaikan tangan kecilnya ke arah Nateya, Julian, dan akhirnya ke Elias.

Untuk sesaat, ada pancaran bahagia di wajah gadis itu. Ia tampak senang diantar oleh ayah ibunya sekaligus.

Setelah tubuh mungil Anelis menghilang melewati gerbang sekolah, Nateya kembali ke mobil. Ia duduk dengan tenang di samping Julian.

“Sudah saatnya berangkat," tuturnya kepada Elias.

Tanpa menjawab, Elias langsung menginjak pedal gas. Mobil meluncur meninggalkan halaman sekolah, menuju arah barak militer.

Sepanjang perjalanan, Nateya mencondongkan tubuh sedikit ke arah Julian, menunjukkan pemandangan di luar jendela.

“Lihatlah gedung tinggi bercat putih, itu kantor residen. Dan di seberangnya, ada pasar tradisional, orang-orang menjual buah, kain batik, juga rempah. Kalau di jalan itu ada delman dengan kuda yang gagah.”

Julian menatap penuh minat, matanya berbinar.

“Indah sekali, Mama. Rasanya, aku bisa menggambar semua ini nanti.”

“Kalau begitu, jadikanlah menggambar sebagai latihanmu di rumah. Dunia ini terlalu luas untuk tidak kau abadikan," balas Nateya mengusap pucuk kepala putranya.

Elias, yang mendengarkan dari balik kemudi, menoleh sekilas melalui kaca spion. Pandangannya sulit ditebak, tetapi jelas ada secercah heran di sana.

Istrinya yang dulu dianggapnya manja, pemarah, dan egois kini tampak begitu sabar, penuh perhatian, dan hangat terhadap anak-anak. Sebuah sosok ibu yang sejati.

Mobil akhirnya berbelok masuk ke kawasan barak militer. Bangunan tinggi dengan cat krem kusam berdiri tegak, dikelilingi halaman luas dengan tiang bendera Belanda yang menjulang.

Suara teriakan prajurit berlatih menggema, “Satu! Dua! Tiga! Empat!” Suasana penuh disiplin dan wibawa militer terasa menekan sejak mereka turun dari mobil.

Belum sempat mereka melangkah jauh, seorang perwira muda mendekat dengan langkah cepat. Wajahnya tegang, topi militernya miring sedikit karena tergesa. Ia berhenti tepat di hadapan Elias, memberi hormat.

“Lapor, Jenderal!” suaranya lantang. “Saya Letnan Willem. Tuan Jenderal sudah ditunggu di ruang tamu utama.”

Elias mengerutkan kening. “Oleh siapa?”

Letnan Willem menundukkan kepala sedikit, tampak ragu sebelum menjawab. “Nona Amara, Tuan.”

Suasana mendadak beku.

Elias menahan napas sejenak, sebelum bersuara dengan berat. “Baik, aku akan menemuinya."

Seolah tak terpengaruh oleh kehadiran adik tirinya, Nateya tetap berjalan mantap sembari menggenggam jemari Julian. Ia sama sekali tidak menoleh pada Elias. Nateya tidak mau kehilangan fokus, sebab tujuan utamanya adalah menemui Ragnar.

“Julian, kita langsung ke barak pengobatan. Mama ingin menjenguk Mayor Ragnar,” pungkas Nateya pada sang putra.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, Elias tiba-tiba menyusul cepat. Ia berdiri di depan Nateya, menghalangi sang istri pergi.

“Seruni, tunggu dulu. Aku hanya perlu menemui Amara sebentar. Setelah itu, kita bisa bersama-sama menemui Ragnar.”

"Lalu, aku harus menunggu kau selesai menemui kekasihmu?" balas Nateya sinis.

Elias hendak menjawab, tetapi pada saat yang sama terdengar suara langkah sepatu hak kecil mendekat. Ketiganya menoleh hampir bersamaan.

Dari arah beranda, muncul seorang wanita bergaun lebar. Amara berjalan dengan wajah berseri.

Gadis itu mengenakan gaun katun putih dengan renda halus yang menghiasi leher dan lengan bajunya. Sementara rambutnya dihiasi topi bundar kecil berhias bunga mawar.

Di tangannya, Amara membawa sebuah kotak rotan yang ditutupi kain putih bersulam. Senyum lembut segera merekah di wajahnya ketika melihat Elias.

Namun, senyum itu seketika goyah begitu matanya menangkap sosok Nateya di samping Julian.

“Oh, ada Kak Seruni juga rupanya,” ucap Amara dengan nada terkejut, meski berusaha terdengar ramah. Ia bergerak lebih dekat, menundukkan kepala sedikit seolah menyapa dengan sopan.

Elias tampak kaku. Tatapannya bergeser sekilas ke arah Nateya, yang wajahnya tetap dingin tanpa ekspresi.

Melihat Elias tak langsung menghampirinya, Amara tersenyum lagi sembari mengangkat kotak di tangannya.

“Aku datang untuk berterima kasih atas pertolongan Kak Elias semalam. Aku ingin mengantarkan makanan kesukaan Kak Elias.”

Sengaja, Amara berhenti sejenak, sebelum ia mengalihkan pandangan kepada Nateya.

“Kak Seruni tidak marah, kan?”

Julian menoleh cepat ke arah ibunya, penasaran dengan reaksi Nateya. Elias sendiri tak bergeming. Wajahnya sulit dibaca, antara bimbang, canggung, dan ingin segera menghentikan situasi yang memanas itu.

1
Yani Cuhayanih
umumkan dong pake microfon bahwa sesungguhnya nyonya seruni adalah calon istriku ...😄
vivi oh vivi
lanjutttt
Nia Nara
Ya elah, makanya kalau masih jadi milik tuh dihargai, tegas dikit jadi laki. Sekarang, menyesal pun tiada arti
Wega Luna
udah Elias kamu masih bertugas jangan lengah 😂
kalea rizuky
halu tingkat dewa author mah hehehe pinter bgt kayanya atau author pernah team travel bneran/Casual//Facepalm/
chataleya
ikutan baper aku ... ya ampun Aldrich 🙈🤣🤣🤣
Yani Cuhayanih
Ayolah sekalian pengumuman perkenalkan nyonya seruni calon istri ku begitulah kata aldrich.😄
Dewi hartika
nah cemburu kan makanya andai kamu setia ngak akan kehilangan seruni,sekarang seruni memulai hidup baru menuju kebahagiaan ok up nya semangat 🙂🙂🙏🙏
Ze♒👻☠️
Udah, Elias. mending kamu fokus memberantas bajul hitam saja. Seruni sudah sepenuhnya bahagia sama Aldrick
Maya Maya
dulu waktu masih jadi suami seruni kemana AZ lu elias
lin
udh jd mntan msih aj gak rela, pdhl beruntung seruni disukai sm aldrich yg tulus, plus jabatannya lbih tinggi, jgn cari masalah nnti terancam karir Lo elias 🤭
Dewiazizah
bagus thor cerita nya, maap yg kemarin keliru
Dewiazizah
suka sekali dengan cerita mu thor😍😍
Erna Fkpg
duh gk sabar nunggu kejutan ulang tahun aldric 😘😘😘
Yani Cuhayanih
Aslinya othor bisa bhs Belanda atau othor sebenarnya sarjana bahasa sastra belanda.gk mungkin kan othor berenkarnasi dari jaman penjajahan belanda ,dan othor adalah nateya /Gosh/
snowwhite risca: maunya saya jadi Nateya Kak, biar bisa jadi dokter, tapi sayangnya gak kesampaian 🤭. Akhirnya jd penulis he3x.
total 1 replies
Yani Cuhayanih
selamatkan seruni othor gk mungkin kan dia reikarnasi dua kali
Ayu Padi
kl Elias tugas keluar gak bisa dtng ke ultah aldric doong....sayng bngt GK bisa lihat seruni dan aldric dansa biar makin panas dia
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
doain nyonya cornelia suami nya di rebut gundik juga biar dia kena karma anak nya jahat gasih 🤪
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ngelawan orang manipulatif emang kudu di maniputaifin balik wkwk ini bukan jahat ya ini nama nya mengimbangi 🤪
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
bukan ga ada yg ngasitau ya ege, ngana sibuk sendiri sm gundik ya mana tau, dasad kocak 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!