NovelToon NovelToon
Mas Dosen, Ayo Cerai!

Mas Dosen, Ayo Cerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:135.4k
Nilai: 5
Nama Author: za.zhy

Nala Purnama Dirgantara, dipaksa menikah dengan Gaza Alindara, seorang Dosen tampan di kampusnya. Semua Nala lakukan, atas permintaan terakhir mendiang Ayahnya, Prabu Dirgantara.

Demi reputasi keluarga, Nala dan Gaza menjalani pernikahan sandiwara. Diluar, Gaza menjadi suami yang penuh cinta. Namun saat di rumah, ia menjadi sosok asing dan tak tersentuh. Cintanya hanya tertuju pada Anggia Purnama Dirgantara, kakak kandung Nala.

Setahun Nala berjuang dalam rumah tangganya yang terasa kosong, hingga ia memutuskan untuk menyerah, Ia meminta berpisah dari Gaza. Apakah Gaza setuju berpisah dan menikah dengan Anggia atau tetap mempertahankan Nala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon za.zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Dua Pria Tua

Gaza memilih menemui Surya yang saat ini sedang berada di kedai kopi milik istrinya. Gaza tau berbicara pada Surya tidak akan mendapat masukan selain semua kesalah diberikan padanya. Tapi itu lebih baik daripada dia kebingungan, menurutnya Surya sudah ahli dalam hal itu, jadi wajar saja jika pria itu menasehatinya.

Nala tidak menunjukkan sikap baik padanya, istrinya seolah menunjukkan perlawanan. Awalnya Gaza pikir mudah, tapi mendekati Nala berangkat KKN hatinya mulia tidak tenang, Nala sulit dijangkau, hatinya tidak tersentuh. Usaha Gaza seolah tak memberika efek apapun.

“AKu kira cinta yang ada di hatinya bisa membantu, nyatanya dia tetap berkeras hati” gumam Gaza pada dirinya sendiri sebelum memberikan mobilnya di depan kedai kopi Surya.

Gaza turun, langkahnya pasti saat membuka pintu kedai kopi tersebut. Aroma kopi langsung menyapa berpadu dengan wangi kayu pinus. dinding-dinding terbuat dari kayu yang berwarna gelap tapi tetap terlihat modern dan elegan. Atmosfer kedai terasa menyenangkan, tapi tidak bagi Gaza, ia mendengus kesal saat melihat dua pria yang duduk di samping jendela. Surya dan Dani.

Surya melambaikan tangannya, harusnya tak perlu dilakukan karena Gaza sudah melihatnya. Dani yang melihat kehadiran Gaza tak seantusias Surya, ia hanya melirik sekilas kemudian kembali sibuk dengan pikirannya.

“Dua pria yang punya masalah dengan perempuan,” ucap Surya sambil tertawa lebar, tawa yang terdengar mengejek.

“Masalahku lebih serius,” ucap Gaza sambil menarik kursi dan duduk di samping Surya.

Dani hanya melihat kemudian membuang wajahnya ke samping jendela, ia melihat hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang.

“Masih gagal?” tanya Surya.

Gaza hanya mengangguk kemudian memanggil staf kedai untuk memberitahu pesannya. Seorang staf datang dengan pulpen dan buku catatan kecil di tangannya.

“Espresso, satu!” ucap Gaza membuat staf kedai mencatat dan berlalu dari meja mereka.

“Espresso? Gak sesuai sama karakter kamu, Za!” tegur Dani.

Gaza hanya melirik sekilas, perasaan hubungannya dengan Dani baik-baik saja. Entah kenapa pria itu terkesan sinis dan kesal padanya.

Surya kembali tertawa. “Pengacara kalau sudah bermasalah sama perempuan pasti gak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Gak sesuai sama kamu, Dan.” Surya membalikkan ucapan Dani.

Pramusaji datang dan meletakkan pesanan Gaza, aroma kopi terlalu pahit untuk mereka yang memilih hidup semanis madu.

Gaza meneguk cairan pekat itu dengan sekali teguk, rasa pahitnya menjalar memenuhi tenggorokannya seperti masalah yang dihadapinya saat ini memenuhi hati dan pikirannya.

Surya hanya bisa menggeleng pelan melihat Gaza dan Dani yang galau seperti remaja yang baru saja ditolak oleh gadis pujaan hatinya.

“Gini ya…” Surya  menegakkan duduknya. “Kamu Dan, Selesaikan secara bijak, masalah ini tidak sesulit semua kasus yang kamu hadapi, setidaknya kamu bisa menggunakan cara itu untuk menghadapi Zanna.” 

“Zanna? Adikku?” tanya Gaza terkejut. “Dia menolakmu?” tanya Gaza lagi.

“Zanna gak mau membalas pesanku, semalam menolakku karena tau aku membantumu. Kamu memang pembawa sial, Za. Harusnya aku tidak mendengarkan kamu untuk membantu Nala.” Dani terdengar sangat frustasi dan menyesal.

Gaza tertawa sinis. “Ya salah sendiri…” 

Dani yang mendengarkan  itu terlihat kesal, tapi ia menahan diri agar tidak memarahi Gaza.

“Sudah-sudah!” Surya melerai. “Kalian sadar gak? Kalian itu sudah tua!” ucap Surya dramatis.

Gaza dan Dani hanya melihat sekilas kemudian kembali diam, enggan menanggapi ucapan Surya yang memang benar adanya.

“Anakku sudah dua. Kalian? Nol!” tegas Surya sembari menyatukan jari telunjuk dan jempolnya membentuk angka nol. “Bisa gak kalian menyelesaikan masalah kalian secara dewasa.”

“Kami kurang dewasa?” tanya Gaza kesal.

“Iya jelas! lihat saja ini.” Surya menunjuk keduanya yang terlihat tak bersemangat.

“Terus menurutmu kami harus bagaimana? Aku sudah usaha, Sur. Tapi Nalanya masih keras kepala.”

“Kamu yang keras kepala!” Dani mencela.

“Kamu juga Dan,” ucap Surya membuat Gaza tertawa kecil.

“Kalian yah, dengerin kata aku yang sudah berpengalaman. Jangan menyerah! Kalian tau salahnya dimana? perbaiki!” Surya menasehati secara menggebu-gebu.

“Salahku dimana?” tanya Dani lemah, ia menghela nafasnya pelan.

Surya memejamkan matanya, ia kembali menarik nafas panjang dan mengumpulkan semua kesabarannya. 

“Kalian bisa dewasa ‘kan?” Surya mulai kesal. “Kalian menghadapi perempuan yang baru lepas dari masa remaja. Mereka sedang mencari jati diri dan kalian sudah bikin mental mereka ancur-ancuran, terutama kamu Za. Nala kehilangan ayahnya, nikah sama kamu. Setahun dia bertahan dan sadar kamu gak cinta dia saja itu luar biasa. Keputusannya buat berpisah pun gak gampang, saat sudah mau berpisah, kamu menahan. Dia pasti bimbang kamu beneran cinta atau hanya sekedar wasiat saja seperti alasan kalian menikah.” 

Gaza diam, tatapannya hanya tertuju pada gelas espresso yang ada di mejanya asapnya tak lagi mengepul, tapi aroma pahitnya masih mengudara. Dia sekejam ini ternyata, jadi wajar kalau Nala sulit untuk kembali percaya, bahkan jika perempuan itu gak minta pisah, untuk percaya pada Gaza saja pasti akan sulit. 

“Jadi aku harus berjuang lebih keras lagi?” tanya Gaza pelan.

Surya menjentikkan jarinya, “Iya harus, gak sebanding sama semua sakit yang kamu berikan selama ini. Sama ini…” Surya menjeda. “Gunakan otakmu sesekali,” ucapnya menyindir.

Gaza mengerutkan keningnya, memangnya selama ini dia tidak menggunakan otaknya, lalu apa arti dari rasa pusing yang selama ini dirinya rasakan.

“Kamu juga gitu, Dan.” Surya memarahi Dani.

Dani yang mendengar namanya disebut hanya bisa memejamkan matanya, ia mau tak mendengar tapi rasanya sepupunya akan terus berbicara jika dirinya tak menanggapi.

“Perasaan Zanna gak akan sama seperti dulu lagi, jadi kamu kejarlah dia seperti orang dewasa pada umumnya. Jangan seperti itu, dia bukan akan sepuluh tahun yang terima-terima aja perasaannya dimanfaatkan.”

“Hem… Akan aku kejar, gak akan aku lepaskan lagi,” ucap Dani pelan.

Surya menyandarkan tubuhnya, nyatanya ucapan tak sesuai dengan keadaan. Dani katanya akan mengejar, tapi lihatlah, pria itu masih sibuk memandang hiruk pikuk jalanan.

“Sepertinya aku harus menangani kasus lagi biar ketemu jalan untuk membujuk Zanna.” Suara Dani terdengar sedikit bersemangat.

“Hem, betul! Kamu harus belajar dari kasus-kasus kamu,” ucap Surya setuju.

Dani segera membuka telepon genggamnya, senyumnya lebar saat menekan tombol panggilan hingga terdengar suara berdering, Dani dengan cepat menekan icon loudspeaker.

“Halo… Assalamualaikum, Pak Dani.” Suara di seberang telepon berhasil membuat Gaza yang tadi bersandar lesu segera menegakkan bahunya,

Dani tersenyum melirik Gaza. “Iya Bu Nala, begini… Saya siap membantu Ibu untuk mengajukan gugatan ke pengadilan agama.”

Hening. Tak ada jawaban dari seberang telepon. Sedangkan Gaza mulai gelisah, ingin rasanya ia membuang Dani ke tengah jalan saat ini.

“Siapa, La?” Suara Zanna terdengar membuat Dani menegang. 

“Pak Dani…” Jawaban Nala terdengar ragu, hal itu semakin membuat Dani menunggu jawaban Zanna.

“Oh… cari orang lain aja. Menurutku dia gak profesional!” Suara Zanna terdengar sedikit berteriak seolah sengaja agar suaranya terdengar oleh Dani.

“Maaf, Pak Dani, nanti kita lanjutkan lagi.” Sambungan telepon di putuskan sepihak.

“Halo… Zanna!” panggil Dani panik. Rahangnya mengeras ketika, ia menatap Gaza yang juga menatap ke arahnya, tatapan permusuhan jelas terlihat.

Surya yang melihat itu hanya diam, nyatanya ucapanya hanya angin lalu bagi dua orang yang sama-sama sedang gunda gulana ini.

“Maksud kamu apa, Dan?” tanya Gaza dengan nada berat.

Dani tak menjawab, ia memalingkan wajahnya agar tidak menatap ke arah Dani. 

“Kamu berniat menghancurkan hubunganku dengan Nala?” tanya Gaza lagi.

“Hubungan kalian memang sudah hancur, kamu aja yang gak sadar. Asal kamu tau ya, setiap berbicara pada Nala aku bisa melihat tekadnya untuk berpisah itu sama besarnya seperti cinta yang dia punya!” Dani berbicara tanpa melihat Gaza.

“Sudah-sudah!” Surya kembali melerai. “Kalian berdua harus sadar! Satunya kecintaan sampai lupa yang dilakukannya benar atau salah. Sedangkan yang satunya gak sadar kalau sudah jatuh cinta tapi lihat istrinya dekat dengan laki-laki lain cemburu.”

Gaza dan Dani kembali diam, meski hati penuh dendam tapi keduanya berusaha untuk tidak meluapkan emosi yang ada di hati mereka.

“Jangan-jangan Nala dan Zanna sedang jalan-jalan sama teman-teman KKNnya yang ganteng-ganteng itu ya?” tanya Surya.

Gaza dan Dani berdiri bersamaan membuat kursi yang mereka duduki berdecit nyaring.

“Mereka memang jalan, tapi gak tau kemana,” ucap Gaza cepat.

“Akan ku lacak!” Dani mengambil telepon genggamnya. “ketemu, di mall gak jauh dari sini! Kita kesana!” ucap Dani yang di angguki oleh Gaza.

Surya yang melihat itu semua hanya bisa menahan tawa. Senang rasanya bisa ngerjain dua pria tua yang tak bisa menyadari kesalahannya di mana.

“Dasar pria tua!”

1
Aidil Kenzie Zie
penasaran siapa yang teror Zanna
Herman Lim
waduh bisa bacok2 kan ne gaza klo tau ada 2 cow yg naksir Nala 🤭🤭 zanna u di awasi sama Dani
Sonya Nya
nahhh,,,, kan , kebakaran jenggot la da tu pakdos dikasi bumbum lagi sma si teraZanna , makin berasap lahhhhh ubun2nye pakdos😂
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat doubel up
Rahmat Zakaria
zana ada pengagum rahasianya
tambah marah tu si dani
Alim
lanjut thor
Risti Hayuningtyas
Kak…..semangat up nya….jgn lama2….😭
Jeng Ining
ya Allah ngeness bgt.. air hujan menyamarkan airmata yg ikut turun🥹🥹
Sonya Nya
KK othor yg baik hati , TDK sombong & rajin menabung,,,
up nya jangan lame2 dong,
berase nunggu pengumuman hilal hari Raye je da ni🤭
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat doubel up
Rahmat Zakaria
ternyata anak pak kades to
Bunda Idza
hey lelaki ....bikin penasaran aja.
tak kira tadi yang punya kesayangan pada nyusul tapi pke teka-teki 🤔
Fitria Syafei
Waduh siapa gerangan pria tersebut 🙄 Kk cantik kereeen 😘😘
Herman Lim
lanjut Thor
Hoca Fahmi
terus kenapa malah milih nala kampret /Sob/
Zanahhan226
baru nyadar aku ternyata namanya mirip aku..
🤭🤭🤭
Nabila Azahra
kak boleh nga misuh iii ibuknya Gaza itu🤣
Nabila Azahra
sampai sini aku nga bisa mennyerna karepe Gaza Iki piye
mimief
ternyata...ga semua yg kita impikan menjadikan sebuah kenyataan itu indah
kok jadi kyk uji nyali yaaa🤣🤣🤣
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen 😍😍 terimakasih 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!