NovelToon NovelToon
Cinta Sejati

Cinta Sejati

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rania Alifah

Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.

Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?

Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Suasana di malam itu semakin sunyi. Tiger dan Melisa menunggu hingga Raja sadar dari kritisnya. Namun ketiga sahabat Raja duduk bertiga di kursi tunggu yang berbeda. Mereka mengobrol dengan masalah mereka sendiri.

"Rik, apa kau sudah menghubungi Laila ?" tanya Ivan di sebelah Erik.

Erik hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, dan Haikal melihat itu mengeluarkan suaranya.

"Iya Rik, sebaiknya kita hubungi Laila. Biar dia nggak khawatir." sambung Haikal.

"Selama Raja masih kritis, jangan hubungi atau beritahu dia. Ponsel Raja juga sudah dimatikan oleh Kak Tiger untuk sementara waktu." sahut Erik.

Kedua teman Erik saling pandang, mereka akan menjawab apa nanti jika Laila menanyakan soal Raja. Namun keputusan Erik ada benarnya, lebih baik jangan beritahu siapapun. Karena keluarga Raja akan menyelidiki semuanya soal kecelakaan Raja.

*

Pagi hari, seperti biasanya Laila bersiap untuk berangkat. Dia merasa galau, karena sejak semalam pesan nya tidak dibalas oleh Raja. Entah kemana perginya sampai tak membalas pesan darinya. Pikir Laila.

"Kemana sih dia ? Sekarang malah nggak aktif ponselnya." Laila menggerutu karena menelfon Raja tapi tidak aktif.

Dia akhirnya keluar dari kamar dengan wajah cemberut karena kesal. Belum ada satu orang pun yang mengabari Laila tentang keberadaan Raja saat ini.

Abah Faris yang melihat wajah Laila kesal lalu bertanya padanya.

"Kau kenapa La ? Kenapa pagi-pagi wajahnya ditekuk begitu ?" tanya Abah Faris yang duduk di meja makan.

"Nggak pa pa kok Bah, Laila cuma lupa nggak ngerjain tugas." sahut Laila berbohong.

Dia kini duduk di depan Abah nya dimeja makan karena akan mengisi perutnya sebelum berangkat. Saat sedang menggigit roti di mulutnya, ada suara salam dari luar.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam." sahut Abah Faris berjalan ke arah pintu melihat siapa yang datang. "Bunga. Duduk dulu, Laila sedang sarapan." ujar Abah Faris lagi dengan senyum ramah.

"Iya Bah.."

Setelah melihat Bunga duduk, Abah Faris kembali masuk dan duduk di depan Laila. Beliau lalu memberitahu padanya ada Bunga yang sudah menunggu diluar.

"Ada Bunga La, cepat selesaikan sarapannya."

Laila mengangguk sambil mengunyah. Tak lama Laila berdiri dan menghabiskan susu nya dalam gelas dan menyalami sang Abah berpamitan untuk berangkat ke kampus.

"Laila berangkat dulu Bah, Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam." sahut Abah Faris sembari menatap punggung sang putri keluar.

Laila berjalan menyusuri gang bersama Bunga. Mereka mengobrol tentang Raja, Bunga hanya menjawabnya sebisa nya yang ada di dalam otak.

"Lalu sekarang ? Apa masih nggak aktif ?" tanya Bunga yang memeluk bukunya di dada.

"Belum.." sahut Laila singkat.

Keduanya kini menunggu jemputan Raja dan ketiga sahabatnya. Sampai jam delapan pagi keduanya menunggu Raja dan gengnya tak juga muncul akhirnya memutuskan untuk naik angkutan umum.

"Kamu dimana Raja ? Kenapa kamu nggak ada kabar ? Apa kau marah padaku karena aku tidak mau kabur bersamamu ?" ucap Laila dalam hati sambil menatap keluar jendela di angkutan tersebut.

Bunga yang melihat Laila gelisah mengusap bahunya. Laila menoleh menatap Bunga dan keduanya saling melempar senyum.

"Tenang La, siapa tahu dia lagi ada keperluan yang nggak perlu kamu tahu." kata Bunga berusaha menenangkan Laila.

Keduanya kini telah sampai di gerbang kampus setelah melakukan perjalanan selama lima belas menit. Raka yang melihat kedatangan Laila dengan Bunga hanya tersenyum miring.

"Lihat itu, pujaan hatinya jalan sendirian dengan wajah sedih." ujar Raka pada beberapa teman gengnya.

"Ha..ha..ha.. Rasain lu, dasar cewek belagu."

*

Dirumah sakit, Tiger yang masih setia menemani Raja di ruang tunggu terlelap dengan posisi duduk dan bersedekap dada. Dokter yang baru datang langsung masuk dan memeriksa kondisinya.

"Bagaimana perkembangannya Sus ?" tanya Dokter.

"Belum ada tanda-tanda pergerakan Dok." sahut Suster yang berjaga malam.

Dokter lalu mengeluarkan alat medisnya dan memeriksa Raja dibantu oleh kedua Suster yang bertugas. Saat sedang memeriksa, tangan Raja bergerak membuat Dokter terkejut.

Suster yang bertugas disana segera menyiapkan semua alat karena perintah sang Dokter untuk memeriksa semuanya. Raja yang sudah membuka matanya tapi tak mengeluarkan suaranya.

Dia hanya menatap ke satu arah dengan tatapan kosong tanpa bergerak. Dokter yang melihat itu langsung mengajukan beberapa pertanyaan padanya.

"Raja.. Apa yang kau rasakan ?" tanya Dokter.

Namun tak ada jawaban darinya. Tatapan Raja masih dengan satu arah tanpa suara. Dokter yang melihat itu mengangguk pada Suster untuk kembali membawanya keruang Rontgen.

Tiger dan Lisa yang melihat pembaringan pasien di dorong langsung berdiri. Keduanya terus memanggil Raja yang hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Raja sayang, kau sudah sadar ? Apa yang kau rasakan ? Kau mau makan apa sayang ? Katakanlah, nanti Kakak akan memasaknya untukmu.."

Tak ada jawaban, tatapan Raja tetap pada satu Arah. Suster yang sudah membawa Raja ke ruang Rontgen menahan Tiger dan Lisa agar tidak ikut masuk. Dokter yang akan masuk langkah nya terhenti karena akan menyampaikan sesuatu pada Tiger.

"Pak Tiger, ini adalah pemeriksaan akhir. Berdoalah yang terbaik untuknya. Semoga Raja cepat pulih dari sakitnya." ujar Dokter.

"Lakukan yang terbaik untuk Raja Dok, berapapun biayanya tidak jadi masalah. Yang terpenting adikku harus kembali pulih seperti dulu.." balas Tiger dengan isak tangisnya.

"Saya akan melakukan yang terbaik, kalau begitu saya permisi dulu."

Dokter melangkah masuk ke ruang Rontgen, kepala Raja kembali di periksa. Bahkan Dokter juga memanggil Dokter psikologi dan Dokter gangguan mental agar bisa lebih diketahui apa yang di alami Raja saat ini.

Semua rangkaian pemeriksaan telah di lakukan, ketiga Dokter bermusyawarah tentang kondisi Raja. Mereka lalu menemukan titik letak permasalahan kondisi yang Raja alami. Dan ketiga nya sepakat bahwa Raja dalam kondisi kehilangan akal sehatnya.

Dokter keluar dari ruangan tersebut dan menemui keluarga Raja. Ketiga sahabat nya telah datang sesuai kabar dari Tiger agar tetap mendampingi Raja dirumah sakit.

"Gimana keadaan adik saya Dok ?" tanya Tiger setelah menunggu empat jam pemeriksaan.

"Mari keruangan saya Pak, Bu. Saya akan menjelaskan semuanya."

Tiger dan Lisa bergandengan mengikuti langkah Dokter menuju ruangannya. Kini keduanya telah duduk dihadapan Dokter setelah Dokter menyuruhnya duduk. Dokter menarik nafas dalam sebelum bicara.

Karena ini menyangkut kesehatan pasien yang baru ia tangani saat ini. Dokter membenarkan duduknya sembari membereskan beberapa alat yang berserakan dimejanya kemudian mengeluarkan suaranya.

"Begini Pak, Bu. Mengenai kondisi Raja, saya dan kedua Dokter yang menangani Raja, sepakat bahwa Raja kehilangan akal sehatnya." ujar Dokter menjeda ucapannya.

"Bagaimana bisa Dok ? Apa penyebabnya sampai adikku seperti itu ?" tanya Melisa dengan isak tangisnya.

"Maaf Bu, otak Raja mengalami keretakan hebat dan sangat sulit untuk di perbaiki. Kalaupun harus melakukan Operasi, resikonya sangat tinggi dan nyawa taruhannya. Jaringan saraf sebelah kiri dan kanannya terputus. Hal itu yang membuat Raja tidak bisa berfikir normal apalagi bicara, sama saja dengan anak yang lahir cacat otak. Begitu lah kondisi Raja saat ini."

Mendengar penjelasan Dokter Tiger dan Lisa tidak bisa lagi membendung air matanya. Keduanya menangis mendengar kondisi Raja yang sudah cacat mental seumur hidupnya.

...----------------...

Bersambung...

1
CintaAfya
kk Cinta mampir di sini thor...
Miss Ra: /Kiss//Kiss//Kiss/

trimakasih kak afya
total 1 replies
Abdulharis Middini
Luar biasa
Miss Ra: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
/Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat 🙏
Miss Ra: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
/Kiss//Kiss//Kiss/
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: ma sama . biar makin mangat up nya🙏✌
total 3 replies
Sa'diah Nur M(Sasa)_-ll
oh mampir juga kak ke novel saya
Miss Ra: oke aku paati baca sampai the end yaa
total 1 replies
Sa'diah Nur M(Sasa)_-ll
wau bagus kak semangat ya👍
Miss Ra: /Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!