cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Aulia masih melamun dia dikejutkan dengan kepulangan Arya.
"Aulia,jangan melamun lagi. Itu tidak baik untuk kamu. "Ucap Arya yang baru pulang dengan badan penuh dengan lumpur.
"Ini aku belikan buah dan susu buat kamu. "Ucap Arya sambil menaruh belanjaan dua ke meja dekat Aulia.
Arya menyodorkan uang seratus ribu padanya.Aulia menerima nya dengan senang hati.Dia melihat benda pipih dibelakang buku.
"Benda apa itu?. "Ucap Aulia saat melihatnya.
"Itu handphone kamu, sudah lama tidak dihidupkan saat kamu sakit. "
Semoga saja benda itu mampu mengingatkan aku pada kehidupan yang kulupakan.
Aulia mencoba membukanya. Disana dia mengingat sedikit demi sedikit. Ada foto didalam galeri, dia tidak mengingat semuanya. Ada foto Rindu yang berfoto dengannya.
"Arya duduk di dekat Aulia sambil membawa makanan. "
"Hari ini aku dapat rezeki banyak, nanti kalau sudah sembuh kita jalan-jalan. "
Melihat suaminya sudah selesai makan Aulia mengajaknya berbincang.
"Mas, tadi ada yang datang. Dia bawa anak kecil. Saat aku lihat difoto ini ada. "
Aulia menunjukkan orang yang datang bertamu di rumahnya.
"Dia kakak ketiga kamu. "Ucap Arya dengan nada tidak suka.
Aulia mencoba mengingat keluarganya, kenapa tidak ada satupun yang diingat.
"Bisa kamu ceritakan tentang keluarga aku. "
Ucap Aulia pada suaminya itu.
Arya menceritakan semua kejadian dari dia menikah sampai sekarang. Aulia masih mendengar cerita suaminya.Namun dia belum bisa mencernanya.
Arya melihat istrinya selalu berdzikir dan membaca sebuah surat pendek. Didekatnya ada buku tuntunan sholat.
"Aulia, apa sampai separah itu ingatan kamu.Bahkan dulu kamu orang yang berprestasi. " Batin Arya.
Dia meninggalkan Aulia sendirian. Aulia berusaha membaca ayat kursi, namun sayang tulisan arab itu masih kabur, namun tulisan Latin terlihat jelas baginya.
"Aku akan coba baca ini dulu, semoga saja semua bisa terang.Sang pencipta tidak tidur dia pasti mengerti hamba-Nya. " Pikir Aulia.
Setengah hari dia membaca Latin dari ayat suci itu. Tiba-tiba saja tulisan arab itu terlihat. Air mata membanjiri pipinya. Dia tidak menyangka kalau semua ini bisa terlihat.
Arya yang baru menyelesaikan pekerjaan rumahnya itu mendekati istrinya yang terlihat menangis.
"Aulia, ada apa?. "
"Mas tahu, kekuatan bacaan ini begitu besar. Aku bisa melihat huruf ini. "
Dia mencoba membaca surat ayat kursi dan menghafal nya. Arya yang melihat keadaan istrinya sungguh menyedihkan
"Oh,ya mas kita pergi ke tempat orang yang menolong aku ya."
"Apa kamu sudah bisa berdiri dan berjalan. Bagaimana kalau kita memeriksakan kamu dulu. Sekarang aku sudah bekerja walau sebagi buruh tani. "
Tok tok tok
Arya keluar dan menemui siapa yang bertamu dirumahnya sore hari.
"Mandor Ari?. "Ucap Arya terkejut, dia sudah lama tidak bekerja disana.
"Arya, bagaimana kabar kamu?. Aku kesini mau mengajak kamu kerja lagi. Bagaimana?. "
"Aku akan bicara sama istriku dulu, dia saat ini masih sakit. "
Arya pergi menemui Aulia yang ada dikamar samping.
"Aulia, mandor Ari mengajak aku bekerja lagi sebagai tukang. Bagaimana menurut kamu ?. "
"Kamu iyakan saja, toh aku sudah bisa duduk dan merangkak sendiri. "Ucap Aulia bohong. Sebenarnya dia masih merasa takut tinggal di rumah ini. Dia selalu mencari kesibukan dikala Arya mencari sesuap nasi.
"Kamu tidak apa-apa di tinggal sendirian. "Tanya Arya pada istrinya itu, dia sedikit ragu dn bingung. Keadaan Aulia belum benar-benar sembuh.
"iya, aku tidak apa-apa. "Ucap Aulia meyakinkan suaminya.
Arya menemui mandir Ari dan menyetujui usulannya.Dia juga keluar menemui ibu Ningrum untuk menjaga Aulia dirumah. Arya tidak tega meninggalkan istrinya sendiri.
Dua minggu berlalu Aulia bisa berdiri dan berjalan lagi walau masih lambat.Semua ini membuat keluarga Ary senang.
Malam harinya kakak laki-laki Aulia datang menjenguk dirinya. Dia melihat adiknya Aulia yang kurus dan pucat dengan mata yang agak merah itu merasa kasihan.
Setelah berbincang sejenak kakak Aulia pulang.
"Mas, tadi laki-laki itu kakak aku yanto. "
"iya."
Sudah beberapa hari ini Aulia tidak bermimpi, namun ini dia bermimpi berada di sebuah rumah mewah. Dia menari dan bernyanyi tampak henti. Bicaranya seperti tidak karuan.
Terlihat disana seorang ibu yang hanya mendiamkan anak itu. Kedua kakaknya seakan tidak peduli padanya.
Aulia terbangun dan air mata kembali membasahi pipinya. Dia teringat kejadian itu sama seperti yang dia alami. Terdengar berbagai suara yang terdengar.
Ada yang membisikkan untuk menyuruh Aulia pergi dari rumah ini. Dia sedikit bingung suara siapa itu.Ada yang menurutnya untuk terus berdzikir.
Aulia lebih memilih untuk berdzikir hingga pagi hari.Dia bergantian dengan membaca surat yang dihapal nya. Saat ini dia tertidur dan disana terlihat sesuatu yang membuat dia bingung.
Aulia melihat kakeknya mengajak ke suatu tempat disana dia melihat kakek Aulia berada di sebuah tempat dengan rumah yang begitu bagus.
"Kakek, ini rumah kakek sekarang!.
"Aulia dengarkan kakek, kamu itu cucuku yang mampu mewarisi kekuatan keluarga secara turun menurun. Apapun yang terjadi kamu harus bersabar. "
"jangan pernah membenci ibu yang telah melahirkan kamu. Jangan pula memenuhi keinginan di luar batasan kamu. "
"Kamu sudah menikah, jangan pernah membantu kakak kamu lagi kecuali kamu mampu. "
"Sekarang pergilah ikuti jalan ini kamu akan sampai dirumah kamu. "Ucap kakek itu pada Aulia.
"Kakek tidak ikut Aulia. Aku ingin bersama kakek. "Ucapnya.Aulia merasa tenang saat bersama kakek itu.
"Pulanglah, lihatlah tempat ini kelak kamu akan bersama kakek di sini,asal kamu beribadah dengan baik dan banyak berbuat baik pada orang banyak. "
Aulia terbangun dan hari sudah siang. Dia tidak melihat suaminya.
"Mas Arya paling sudah kerja. Aku akan berusaha untuk berdiri lagi. "
Aulia mulai belajar berdiri lagi dan dia terjatuh. Saat ini dua mendengar suara.
"Aulia aku akan membantu kamu menyembuhkan asal kamu berjanji padaku rahasiakan semua yang kulakukan ini. "
"..... "
"Asal tidak meminta sesuatu yang aneh-aneh, aku akan mencobanya. "Pikir Aulia.
Tiba-tiba aja tangan Aulia bergerak dengan sendirinya, dia seperti memijat kakinya.Dia memijat cukup lama hingga dia seperti mandi keringat.
Aulia berhenti memijat saat tangannya berhenti dengan sendirinya. Entah apa yang terjadi Aulia berdiri. Dia merasakan keinginan yang kuat dalam dirinya.
"Aku bisa berdiri. "Ucap Aulia senang.Namun saat ini dia bisa berdiri hanya lima menit.
"Aku harus berusaha Lagi. "Batin Aulia.
Aula berjuang untuk bisa berdiri perjuangan tidak sia-sia dua bisa berdiri setidaknya dua jam. Sia mencoba untuk melangkah namun dia belum bisa.
Mungkin sampai disini dulu, sebentar lagi suamiku pulang, aku akan menyiapkan makanan untuknya.
Aulia merangkak sampai ke dapur, kali ini dia memasak makanan dengan berdiri, tidak seperti kemarin dia duduk di kursi. Saat Arya pulang semua makanan tersaji. Dia senang istrinya segera pulih.
Sore hari kepingan ingatan muncul lagi. Gambaran tentang masa kecilnya kembali muncul. Aulia terlihat mengikuti kakek dan bermain di dekatnya.
"Kakek, itu mau buat apa?. Kenapa tidak pakai minyak?. "Itu yang di bawahnya kok dikasih ubi. "
Terlihat kakek itu menjawab Aulia dengan sabar. Saat dia membuka matanya hari sudah kembali gelap.
"Sebenarnya, apa yang terjadi dengan diriku ini. Setiap saat ada suara yang mengingatkan aku. Kadang aku seperti orang lain." Pikir Aulia.
Aulia memang ketakutan saat dia sendiri, banyak kejadian aneh selama dia berada di rumah sendiri. Dia belum berani menceritakan semua ini pada seseorang terutama suaminya.