Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup Kapten Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'. Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
Disisi lain, kehidupan Letnan Auriga tak kalah sadis. Demi sang kakak dan juga sang istri membuatnya harus melawan pahit dan kerasnya dunia sekeras hati dan jiwanya hingga petaka besar datang mengubah seluruh hidupnya. Dalam kesepian hatinya, Tuhan mengirim Payung hitam penenang jiwanya.
KONFLIK TINGGI. SKIP bagi yang tidak cocok KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Berjuang untuk damai.
Hari ini seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah Bang Arre. Bang Ribas pun sudah tiba disana bersama mbak Niken. Suasana masih nampak memanas apalagi Lira dan Shita belum terlihat ada tanda ingin berbaikan.
"Apakah sebagai sesama saudara kita akan ribut seperti ini terus???? Apalagi yang kalian perdebatkan adalah laki-laki b******k macam Priyadi." Tegur Bang Ribas.
Lira dan Shita menunduk, memang tidak ada yang salah dari ucapan Bang Ribas namun kenyataannya semua tidak semudah seperti yang di ucapkan. Lira dan Shita sudah masuk perangkap.
Dokter kejiwaan sudah menyimpulkan bahwa Lira dan Shita dalam keadaan normal hanya saja sebagai antisipasi dokter memberikan mereka sedikit 'penenang'.
Kini permasalahan mereka terletak pada Sertu Priyadi yang masih tidak sadarkan diri dan terbaring di rumah sakit dalam keadaan yang sulit untuk di jelaskan.
"Kalian pahami, bumi kita ini tidak hanya 'kita', nanti kita sama-sama mencari informasi dimana tempat Sertu Priyadi meminta 'bantuan'..!!" Kata Bang Arre.
"Siap.. Bang..!!" Respon Bang Bayu.
"Siap..!!"
Hanya tatap mata Bang Riga yang nampak tenang seolah tanpa beban tapi siapa sangka hati dan pikirannya berperang hebat.
...
Status sebagai 'Om', tentu saja Bang Rilo mengajak Lira menemui Shita untuk meminta maaf lebih dulu pada keponakannya. Memang rasanya tidak nyaman jika harus bersitegang dalam keluarga apalagi masalah cinta tapi seperti biasa, Lira selalu menolak bertemu dengan keponakannya.
"Tidak baik begitu, sayang. Bagaimana pun juga Shita adalah keluargamu, keluarga kita. Sudahi semuanya..!! Mengalah bukan berarti kalah." Ajak Bang Rilo lembut. "Atau mungkin kamu tetap masih ada rasa dengan Priyadi?" Tanya Bang Rilo.
Untuk kesekian kalinya pertanyaaan tersebut membuat Lira seperti kehilangan nyawa, nada bicara Bang Rilo mungkin memang tidak kasar tapi tatap matanya seakan mencekiknya hidup-hidup. Lira pun menggeleng.
"Kalau memang masih suka dengannya, katakan saja..!! Kita harus menyelesaikan masalah ini dengan segera. Saya juga tidak ingin kamu tersiksa menikah dengan saya..!!" Dan hal ini juga sudah kesekian kalinya Bang Rilo utarakan. Kenyataannya belajar sabar tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Lira memberanikan diri menatap mata Bang Rilo dan menyentuh lengannya. "Tolong.. tolong buat Lira jatuh cinta sama Om..!! Lira sudah mencoba untuk mencintai Om Rilo, tapi semua terasa sulit. Sungguh Lira ingin melupakan Bang Priyadi..!!"
"Kamu sudah ikhlas????" Tanya Bang Rilo.
Lira mengangguk, kini ia sungguh pasrah asalkan bisa melupakan sosok laki-laki yang sudah merusak hidupnya.
Bang Rilo mendekap Lira, ia mendekatkan wajahnya pada bibir istri kecilnya. Tidak ada penolakan sama sekali dari Lira, Bang Rilo pun melanjutkannya, ia terbuai dengan perasaannya, rasa rindunya menggelegak menuntut hal lebih. Tak menunggu waktu lama akhirnya Bang Rilo membawa Lira ke dalam kamar.
Langkahnya pelan tak melepaskan kecupan dari bibir Lira. Entah apa yang terjadi, Lira seakan 'kehausan' oleh rasa demikian.
Bang Rilo mendorong daun pintu dan menutup kamarnya rapat tapi kemudian Lira menarik diri, wajahnya memerah.
"Nggak apa-apa. Kamu bebas melepaskan inginmu, asalkan dengan saya..!!" Kata Bang Rilo.
Tak banyak membuang waktu, Lira balik menarik tengkuk Bang Rilo hingga membuat suaminya itu lupa daratan.
"Balas 'hitam' tidak bisa, kita balas pakai cara manual saja ya Bu Danki..!!" Bang Rilo merebahkan Lira dan akhirnya ia mulai 'menindih' tubuh sang istri.
//
"Nggak mauuuu minta maaf..!!!!!" Tolak Shita mentah-mentah.
"Apa laki-laki seperti itu yang kamu inginkan???? Kalau kamu mencintai Raja Brunei atau pangeran Malaya, saya ikhlaskan kamu.. tapi yang kamu cintai se kapasitas codot, dek..!!!" Bentak Bang Bayu seakan habis kesabaran membujuk Shita.
"Shita nggak cinta lagi sama Bang Pri tapi Shita nggak bisa lupa. Shita ingin hanya ingat Om Bayu saja.. kepala Shita selalu sakit kalau mengingat wajahnya. Dekat dengan Om selalu buat seluruh tubuh Shita sakiiiitt. Shita harus bagaimana, Om?????" Teriak Shita mendadak histeris.
Bang Bayu menarik nafas dan membuangnya, semua seakan terasa berat. Ia menggigit bibirnya bingung bagaimana caranya agar masalah pelik ini segera usai.
"Shita nurut sama Om Bayu, ya..!!!" Bang Bayu menepuk pahanya agar Shita bisa duduk di pangkuannya.
Shita menurut meskipun dirinya masih terisak dalam tangisnya.
"Salah atau benar biar 'urusan belakang', saya hanya ingin menyelamatkan kamu." Bisik Bang Bayu di telinga Shita.
Shita terkejut sampai terkesiap mendengarnya. Ia menelan ludah dengan susah payah.
"Mau ya..!!" Ajak Bang Bayu.
Meskipun mungkin saat itu Shita masih merasa setengah hati tapi ia mengangguk dan tanpa menunggu lama Bang Bayu membuka kancing bajunya.
//
Bang Riga melepaskan nafas kelegaan setelah dirinya 'membasahi tubuh' Anriya. Anriya yang manja masih terus melingkarkan kedua lengan pada tengkuk suaminya.
Anriya melihat suaminya masih merasakan sisa-sisa pelepasan, nampak garang dan gagah.
"Abang cinta nggak sama Anri??" Tanya Anriya khas seorang wanita.
"Kalau nggak cinta, nggak mungkin Abang sampai begini, Neng geulis." Jawab Bang Riga masih terengah.
"Bilang dulu, Abang cinta atau tidak???" Desak Anriya.
"Apa Abang harus sikap tobat dulu baru kamu percaya kalau Abang cinta sama kamu??"
Nampaknya jawaban Bang Riga membuat Anriya tidak puas, ia pun mendorong bahu Bang Riga dan hendak beranjak tapi Bang Riga tidak mengijinkannya. Suami Anriya itu secepatnya mengangkat sebelah kaki sang istri di atas bahunya kemudian kembali 'menanam pasak'.
"Bojomu wes jungkir walik sampai mau mati.. semua demi siapa, sayang??" Tanya Bang Riga.
"Lira dan Shita." Jawab Bang Riga.
"Astaghfirullah hal adzim..!! Memang dasar bojo." Gumam Bang Riga lirih. Tak banyak kata, Bang Riga kembali menebar benih.
.
.
.
.
Perhatian..!!!! Apakah sosok Bang Bayu ataukah sosok Bang Riga yang akan di minimkan?? Mohon sarannya ya Mbak syantiikk semua 🥰🥰😘😘😘.
.
.
.
.