Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Di sepanjang jalan Namira menangisi kesedihannya, dia tidak pernah membayangkan kalau Sam, yang dulunya lembut dan perhatian harus berubah dalam waktu sekejap, apalagi ketika tahu dirinya hamil pria itu seolah ingin menghindarinya.
"Kau tega Mas, membiarkanku sendirian, padahal kau sendiri yang berbuat seperti ini, andai saja dulu kau tidak datang di kehidupanku, pasti aku tidak akan sehancur ini, sekarang semuanya sudah terjadi dan aku tidak akan menyerah begitu saja!" geram Namira.
Namira mulai menyusuri jalanan yang di penuhi kendaraan berlalu lalang, langkah kakinya membawa dirinya ke arah kost milik temannya, mungkin di saat seperti ini hanya Loly yang bisa mengerti dengan keadaannya.
"Tok ... Tok ... Tok."
"Tante Mira," ucap Sean.
"Eh Sayang, ibumu belum datang ya?" tanya Mira.
"Palingan habis ini Tante, ya sudah masuk dulu," ajak anak itu dengan sopan.
Namira langsung duduk di lantai yang sudah beralaskan tikar, sejenak netranya menatap ke arah Sean, seorang anak yang dari kandungan sudah di pisahkan dengan ayahnya bahkan Sean sendiri tidak tahu bagaimana gambaran wajah ayahnya.
'Ya Allah aku tidak ingin jika anak hamba ini tidak mengenali wajah ayahnya sendiri, aku mohon Ya Allah beri aku jalan, agar supaya hamba bisa menikah dengan Mas Sam, bagaimana pun caranya,' pinta Namira di dalam hatinya.
Lima menit kemudian, akhirnya orang yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, Namira langsung memeluk erat tubuh sahabatnya itu menangis sejadi-jadinya di pelukan Loly.
"Eh, Sayang. Ada apa ini? Coba kau duduk dulu," cakap Loly.
"Kenapa kau menangis?" tanya Loly yang memang jarang melihat sahabatnya itu menangis.
Namira masih menangis rasanya begitu sulit ingin mengungkapkan se ucap kata saja, mungkin karena sakit hati ketika hamil seperti ini malah di abaikan oleh pria yang sejatinya pemilik janinnya ini.
"Eh, Sayang. Elu kalau menangis terus gue kagak tahu apa masalahnya," ucap Loly.
"Aku hamil," sahutnya dengan singkat.
"Apa!" pekik Loly.
Rasanya dunianya seakan runtuh mendengar ucapan dari sahabatnya, kenapa peristiwa yang pernah dia alami terjadi kepada sahabatnya ini, padahal sebelumnya dia sudah mewanti-wanti untuk menjaga diri, agar tidak terjadi hal yang seperti ini.
"Berapa usia kandunganmu?" tanya Loly dengan wajah tanpa ekspresi.
"Aku gak tahu hanya tes saja tadi," sahutnya sambil menunduk Namira sudah tahu kalau wajah Loly sudah seperti itu, tandanya dia sedang marah.
"Kau sudah kasih tahu Sam?" telisiknya kembali.
"Aku sudah kasih tahu dia, dan Sam bilang suruh jaga anak kita baik-baik."
"Kau percaya dengan omongan lelaki," ucap Loly dengan nada tegasnya.
Namira hanya terdiam pasalnya dia tidak pernah dengar kalau kekasihnya itu mempunyai keinginan untuk menikahinya meskipun hanya sirih.
"Besok temui dia dan meminta pertanggung jawaban, mau tidak mau Sam harus bertanggung jawab, agar anak lu bisa merasakan kasih sayang seorang ayah, aku tidak mau kejadian yang menimpaku terjadi pada mu," cetus Loly sambil menahan air matanya.
Tidak tahu mengapa rasanya begitu sesak mendengar kenyataan pahit yang di dengarnya saat ini, meskipun keduanya sama-sama di pertemukan di tempat kerja, tapi Loly sudah menganggap Namira sebagai seorang adik, dari awal pertama hubungannya dengan Sam, Loly sudah memperingati, tapi semua kembali lagi dengan Namira yang masih bersikukuh untuk bersama dengan Sam yang merupakan pria beristri.
keduanya pun masih saling diam hingga suara Loly mencoba memecahkan keheningan ini, meskipun saat ini dia merasa sakit hati kepada Namira tapi ibu satu anak itu tidak betah jika mendiamkan Namira berlama-lama.
"Kau sudah makan Mir?" tanya Loly.
"Belum," sahutnya singkat.
"Ya sudah ayo sekarang makan, kita pergi cari makan dan membawa periksa kandunganmu itu ke bidan," ajak Loly.
"Sean," panggil Loly.
"Iya, Ibu ada apa?" tanya Sean.
"Malam ini kita makan di luar ya," ajak ibunya.
"Hore! Kita makan ke luar ya Bu," sorak anak itu dengan gembira.
Ketiganya mulai keluar dengan berjalan kaki, suasana malam ibu kota memang selalu ramai bahkan kota ini seakan tidak pernah sepi meskipun dalam keadaan malam sakali pun, gemerlapnya sorot lampu kendaraan begitu indah jika di lihat dari kejauhan, tapi tidak seindah pemilik hati ini, yang sekarang sedang kosong, hening, nyaris tidak berisik.
Saat ini ketiganya tengah sampai di warung pinggir jalan, lihat saja reaksi anak kecil itu yang begitu kegirangan meski hanya di ajak makan di warung tenda seperti ini, berbeda dengan perempuan di sebelahnya yang masih diam menatap arah jalanan.
"Sean, kau mau pesan apa Nak," ucap Loly.
"Aku pesan ayam goreng saja Ibu," sahut anak itu.
"Mir kau mau apa?" tanya Loly, sedang gadis itu hanya diam membisu.
"Mir, kau mau apa?" tanyanya kembali dengan nada yang sedikit tinggi.
"Eh! Ada apa?" tanya balik Namira yang seakan terkejut.
"Kau ini dari tadi bengong Mulu, aku tuh dari tadi nanya? Mau apa," ucap Loly.
"Aku, gak mau makan," sahutnya karena merasa ingin muntah jika mendengar kata nasi.
"Katanya lapar, aku gak mau loh sampai terjadi apa-apa dengan dia," ucap Loly sambil menunjuk perut Namira menggunakan isyarat mata.
"Dia baik-baik saja kok, hanya saja aku pengin mual jika dengar kata nasi, malah aku pingin asinan mangga muda gitu," pintanya.
"Jangan ngaco deh, malam-malam gini mana ada asinan," omel Loly.
"Iya gak ada, ya sudah pesankan minum saja, yang segar-segar," sahut Namira.
******
Di kediaman Atmadja, saat ini keluarga Cemara itu, terlihat begitu bahagia dan harmonis apalagi sekarang Novia sudah mulai menjadi istri yang selalu melayani suaminya dengan baik seperti dulu, dan hal ini yang membuat Sam, menjadi nyaman kembali jika berada di dalam rumahnya.
Namun meski begitu hatinya sulit untuk di bohongi, kalau saat ini pikirannya tertuju kepada kekasih kecilnya yang tadi dia tinggalkan begitu saja di hotel, bahkan perempuan itu memilih untuk pergi sendiri di karenakan tengah merajuk.
'Namira maafkan aku, yang tidak bisa memprioritaskan dirimu, aku memang lelaki payah bahkan di saat kau hamil seperti ini aku tega meninggalkanmu begitu saja, semoga kau mengerti di posisi ku yang seperti ini,' sesal Sam di dalam hatinya.
"Mas, kenapa? Dari tadi kopinya cuma di lihatin terus entar keburu dingin loh," tegur istrinya yang membuat dirinya seketika terkejut.
"Eh iya, maaf ya Sayang, tadi sebenarnya di kantor sudah minum kopi," sanggah Sam.
'Hah, minum kopi? Tumben Mas Sam menolak kopi buatanku, padahal sebelumnya tidak seperti ini,' batin istrinya yang menaruh rasa curiga.
Lanjut thor
perjuangan seorg ibu dr 2 org anak yg super tangguh & kuat menghadapi kerasnya hidup.
jauhkan jauhkan