Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Sebuah Foto
Malam hari, Salwa hendak pergi keluar rumah. Ketika hendak membuka pintu utama, Yumna yang baru keluar dari kamarnya, segera menegurnya.
"Mau pergi ke mana kamu?"
Seketika tangan Salwa urung membuka pintu utama. Lalu, ia membalikkan tubuhnya ke belakang dan menghadap Yumna.
"Mau ketemu temen, balikin barangnya."
Salwa mengangkat tangannya yang sedang membawa sebuah paperbag yang berisi jaket wanita di dalamnya. Yumna hanya sekedar meliriknya.
"Ini sudah jam delapan malam. Jangan lama-lama," ujar Yumna.
"Iya, Mbak. Paling jam sepuluh aku pulang kok. Enggak akan lama," jawab Salwa.
"Ya sudah, hati-hati di jalan."
"Iya, Mbak." Salwa pun bergegas pergi menaiki motornya untuk menuju sebuah cafe.
Tak membutuhkan waktu lama, Salwa pun tiba di cafe karena ada janji bertemu dengan seseorang. Setelah ia melihat ke sana-kemari, akhirnya menemukan teman yang akan ditemui.
"Gimana sih, bikin janji tapi kamu yang telat datang!" seru teman Salwa berjenis kela_min laki-laki yang bernama Agung.
"Sorry, Gung. Tadi macet di jalan,"
"Macet apaan! Aku ke sini lancar saja. Jangan alesan deh!" seru Agung. "Lagi pula ngapain sih kita ketemuan di cafe begini? Berduaan pula. Macam orang lagi pacaran padahal kamu bukan pacarku. Nanti kalau pacarku tahu, berabe Sal."
"Ini penting, Gung."
"Soal apa?"
"Kamu semalam keluar di dalam apa di luar?"
"Maksudmu?"
"Ya ampun, t0lol banget diajak ngomong! Dasar lola!"
"Lah, kamu yang gak jelas ngomongnya. To the point saja lah, Sal."
"Semalam kita berdua kan tidur bareng, terus begituan. Kamu semalam keluar di dalam apa di luar?"
"Ya di dalam lah. Kan kamu bilang minta masukin yang dalam," jawab Agung enteng.
"Dasar be_go! Aku kan lagi ma_buk berat semalam. Masukin yang dalam bukan artinya semprot di dalam. Harusnya kamu bisa kontrol dong, terus buang di luar! Dasar b0doh!" geram Salwa.
"Udah terlanjur, Sal. Gimana lagi dong? Lebih enak di dalam, adik kecilku enggak mau di luar. Takut masuk angin katanya,"
PLAKK !!
Salwa seketika memukul kencang pundak Agung.
"Aku serius, Gung. Jangan bercanda dong!" desis Salwa. "Kalau aku sampai hamil gimana nih?"
"Santai, Sal. Kan dua bulan lalu kita pernah ngelakuin hal yang sama dan kamu enggak hamil kan,"
"Iya, tapi waktu itu karena aku lagi enggak masa subur. Beda dengan semalam. Sekarang-sekarang ini aku lagi di masa subur,"
"Mana aku tahu soal kamu lagi subur atau paceklik. Aku sudah bayar kamu, Sal. Toh aku nidurin kamu juga enggak gratis. Katanya kamu butuh uang dan aku juga butuh nikmat. Kita sama-sama saling membutuhkan. Jangan pernah nuntut apapun ke aku!"
"Aku tahu, Gung. Cuma aku kesel karena semalam kamu ceroboh!" gerutu Salwa.
"Kalau kamu hamil, ya tinggal minta tanggung jawab sama calon suamimu saja. Siapa namanya?
"Mas Romeo," jawab Salwa.
"Kan kamu katanya enggak lama lagi mau nikah sama doi. Ya udah kamu buruan nikah sama dia biar gak ada masalah di kemudian hari," saran Agung.
Seketika Salwa terdiam dan memikirkan ucapan Agung barusan.
"Apa aku harus segera mempercepat pernikahanku dengan Mas Romeo biar hatiku plong?" batin Salwa.
"Sal,"
"Hem,"
"Sudah jangan kamu pikirkan. Aku yakin kamu enggak hamil kok,"
"Tetap saja aku masih cemas, Gung."
"Ya, semalam kita asyik party jadinya kebablasan. Lain kali enggak bablas deh,"
Salwa menghela napas beratnya.
"Daripada pusing mending have fun sebentar," ajak Agung.
"Maksudmu have fun ke mana?" tanya Salwa.
"Di sebelah ada hotel, check in sebentar. Aku bayar. Lagi pengin nih,"
"Duitku masih ada, Gung. Lagi pula aku enggak mood main. Sorry, aku pulang dulu." Salwa pun seketika beranjak berdiri dan pergi dari sana.
"Sal," panggil Agung.
"Bye, Gung." Salwa tak menggubris panggilan Agung.
Sepanjang perjalanan pulang, Salwa terus resah memikirkan kemungkinan dirinya hamil benih Agung, teman SMA nya. Akibat ikut terbawa arus gaya hidup teman-temannya yang suka hedon seperti belanja tas dan baju mahal serta ikut party, Salwa butuh uang lebih banyak.
Akhirnya Salwa memutuskan menjadi partner ranjang Agung. Terlebih pacar Agung tak mau melakukan hubungan in_tim sebelum menikah. Jadilah Salwa dan Agung melakukan simbiosis mutualisme itu secara diam-diam. Agung butuh pelampiasan hasratnya dan Salwa butuh uang.
Salwa tak mau disebut cupu serta miskin oleh teman-teman dekatnya yang bergaya bak sosialita. Bahkan teman dekatnya dengan terang-terangan ada yang mengaku telah menjadi Ani-ani alias simpanan lelaki berkantong tebal, tapi sudah beristri.
Salwa tentu tak berani melangkah seperti itu. Ia tetap ingin menikah normal dengan lelaki pilihannya yakni Romeo.
☘️☘️
Saat melewati di depan pintu kamar ibunya yang belum tertutup rapat, langkah kaki Yumna mendadak berhenti. Ia melihat dari celah pintu yang sedikit terbuka, sang ibu sedang sibuk menatap selembar kertas mirip sebuah foto.
Yumna yang digelitik rasa penasaran, seketika menyeruak masuk ke dalam kamar.
"Bu," sapa Yumna tiba-tiba.
Sontak kedatangan Yumna mengejutkan Bu Ratih hingga menjatuhkan selembar foto yang ia pegang sejak tadi.
PLUG...
Yumna pun dengan cepat berj0ngkok untuk berniat mengambilkan foto tersebut. Bu Ratih seketika kelimpungan dan bingung saat foto yang tadi ia pegang, kini telah berada di tangan Yumna.
"Loh, ini foto siapa Bu? Siapa yang menikah? Kok kayaknya bukan foto pernikahan ibu sama bapak deh," cecar Yumna seraya menyerahkan kembali foto itu pada Bu Ratih.
Deg...
Bu Ratih masih terdiam dan bingung.
"Loh kok ibu diam? Foto siapa ini, Bu? Cantik sama cakep, walaupun sudah usang fotonya."
"I_tu foto almar_humah a_dik kandung ibu bersama suaminya," jawab Bu Ratih dengan suara terbata-bata.
"Ibu punya adik toh. Kenapa enggak pernah bilang ke Yumna? Aku pikir ibu anak tunggal sama seperti almarhum bapak," ucap Yumna. "Namanya siapa, Bu?" sambungnya.
"Namanya Yulia," jawab Bu Ratih.
"Tante Yulia meninggal kenapa, Bu?"
"Setelah melahirkan, Yulia meninggal dunia."
"Hah, melahirkan? Terus bayinya bagaimana? Apa bayinya selamat atau ikut meninggal juga, Bu?"
"Bayinya selamat," jawab Bu Ratih.
"Terus sekarang bayinya itu tinggal sama siapa dan di mana, Bu? Apa sepupuku itu hidup sama ayahnya?" cecar Yumna.
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁
Yumna sebaiknya cerita in sj ke alden masa lalumu... toh bukan karena disengaja to di jebak
cukup tour berikan Yumna bahagia dengan keikhlasan Alden yg menerima Yumna apa adanya
klw tidak menerima nya berarti si Alden cwo egois toh dia juga udh ngga perjaka krna serng celap celup sementara Yumna kan kecelakaan yg tidak di sengaja.
ini alden kemana ya...apa dia sedang sembunyi
wkkkkkk