Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15
"Yang Mulia lihat ini! Sepertinya baru saja ada perkelahian, banyak darah. Tapi, di mana mayatnya?" Mereka terkejut dan sedikit bingung.
Kemudian mereka mencari ke arah mana darah terbanyak curah, maka di sekitar situ akan ada mayat.
"Lihat! Ini Macan kumbang!" Seru dari asistennya.
Kemudian pengeran pertama mendekat dan membolak balik mayat macan itu. Dia merasa kagum atas orang yang telah membunuh macan tersebut. Karena ini adalah pembunuhan jarak dekat, yang bisa membahayakan pelaku juga.
"Ini luka baru, ini bukan perkelahian antar hewan, tapi manusia. Lihat bagian leher dan perut, di tusuk dengan senjata tajam. Luka di leher kecil tapi dalam dan pas di urat nafasnya, sementara di bagian perut ini pas di jantungnya. Ini pekerjaan seorang profesional." jelas pangeran pertama.
"Mulutnya berdarah yang mulia, apakah orang itu juga terluka?" Dia memperhatikan ada beberapa daging tertinggal di gigi macan tersebut.
"Sepertinya benar, mungkin lukanya dalam. Kalau begitu dia tidak akan jauh dari sini. Coba perhatikan darah yang menetes di tanah atau dedaunan, dia pasti lewat dari situ. Mungkin saja dia mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan." Ucap Pengeran pertama.
Kemudian pengawalnya itu memperhatikan sekitar dengan seksama, dan melihat beberapa daun semak ada darah yang menempel di atasnya.
"Yang mulia, lewat sini!" Panggil asistennya dengan melambaikan tangannya. Dia menahan suaranya agar tidak terlalu ribut.
Kemudian mereka mengikuti ceceran darah yang di tanah ataupun daun. Tiba - tiba mereka mendengar suara air. Ternyata jejak darah tersebut menuju ke arah sungai.
"Yang mulia sepertinya dia menuju sungai, mari kita dekati."
"sebaiknya kita manjat pohon agar tidak ketahuan." Baili Changhe juga merasa agak canggung jika bertemu secara langsung
"Baik yang mulia." Pengawalnya tersebut menggangguk.
Mereka melompat dari dahan yang satu ke dahan yang lain dan tiba di dekat sungai. Mereka sangat terkejut karena yang mereka lihat seorang wanita yang tidak memakai baju.
"Tang Yu, balikkan badanmu, jangan melihat sebelum aku suruh." Ucapnya dengan cepat, sebelum pengawal pribadinya itu menatap dengan sempurna.
"Baik yang mulia." ucapnya dengan wajah yang menghitam.
Ya, di sungai tersebut adalah Ling Nana yang sedang membersihkan dirinya.
Dia membuka seluruh pakaiannya dan beredam di air, hanya saja dia dalam posisi membelakangi pengeran pertama.
Ling Nana menumpuk seluruh rambutnya di pundak sebelah kanan. Jadi pungungnya sangat ter ekpos sampai ke pinggang, karena bagian bawahnya terendam di dalam air sungai.
Dia mulai membersihkan lukanya dengan berlahan.
Pangeran pertama memperhatikan lukanya dengan seksama.
'Luka itu tembus kedepan, bagaimana dia bisa menahannya? Siapa dia? Mengapa berani melawan hewan beringas itu?'
Pangeran pertama merasa kagum terhadap wanita di depannya yang sangat pemberani.
Sementara Popo meletakkan semua peralatan medis yang di butuhkan Ling Nana di sebuah batu yang ada di depan Nana.
Semuanya di tukar dengan koin emasnya. Pertama - tama dia menyuntikkan obat bius lokal di area tubuhnya yang luka.
Luka yang paling besar ada di bawah bahunya, sedangkan di lengannya kulit dan daging yang tecabik gigi macan kumbang.
Dia menunggu beberapa menit setelah lengan atasnya tidak merasakan apa - apa dia mulai menyemprotkan antiseptik setelah itu menjahit lukanya.
Pangeran pertama sangat heran dengan apa yang di lakukan wanita itu.
'dia menjahit? Kenapa kulitnya dia buat seperti kain yang di jahit? Apakah itu tidak sakit?' dia sendiri sudah merasa ngilu di kaki dan kupingnya melihat adegan itu.
Walaupun dia sering berkelahi dan melawan musuh, tapi kalau melihat yang seperti ini dia merinding juga. Karena ini di lukai secara berlahan, pasti lebih sakit dari yang langsung di tebas.
Setelah Ling nana selesai menjahit lukanya, dia menutupnya dengan kain kasa dan membalut semua lukanya agar nanti tidak terkena basah lagi.
Dia meminta popo memberinya handuk, dan dia berdiri, ternyata dia tadi duduk di dasar sungai karena setelah berdiri ukuran air itu hanya sebatas dengkulnya saja.
Ilustrasi Lin Nana
karena hutan terlarang jadi gk ada yang menjelajahinya sehingga nampak menyeramkan