NovelToon NovelToon
PENGANTIN MERAH : KUTUKAN BUNGA MAWAR

PENGANTIN MERAH : KUTUKAN BUNGA MAWAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Deskripsi:
Di sebuah ruang sunyi yang dihiasi mawar merah dan lilin-lilin berpendar redup, seorang pengantin dengan gaun merah darah duduk dalam keheningan yang mencekam. Wajahnya pucat, matanya mengeluarkan air mata darah, membawa kisah pilu yang tak terucap. Mawar-mawar di sekelilingnya adalah simbol cinta dan tragedi, setiap kelopaknya menandakan nyawa yang terenggut dalam ritual terlarang. Siapa dia? Dan mengapa ia terperangkap di antara cinta dan kutukan?

Ketika seorang pria pemberani tanpa sengaja memasuki dunia yang tak kasat mata ini, ia menyadari bahwa pengantin itu bukan hanya hantu yang mencari pembalasan, tetapi juga jiwa yang merindukan akhir dari penderitaannya. Namun, untuk membebaskannya, ia harus menghadapi kutukan yang telah berakar dalam selama berabad-abad.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23: KEMBALI KE DUNIA

Dunia telah berubah, begitu nyata. Namun, meskipun kegelapan yang telah mengancam lenyap, sesuatu yang lebih dalam terus menggantung di udara. Raka berdiri di depan pintu gerbang yang baru saja tertutup, matanya kosong, menatap dunia yang telah diselamatkan oleh pengorbanan Vera. Tidak ada kegembiraan, tidak ada kemenangan. Yang ada hanya keheningan dan rasa kehilangan yang begitu dalam.

Hari pertama setelah kekacauan itu dimulai dengan keheningan. Angin sepoi-sepoi berhembus di sekitar reruntuhan, mengusung aroma tanah basah yang baru saja tertimpa hujan. Matahari terbit perlahan, tetapi rasanya seperti dunia ini tidak benar-benar terbangun. Ada sesuatu yang hilang—sesuatu yang tak bisa dipulihkan lagi.

Raka mengingat Vera. Senyumnya yang lembut, tatapan matanya yang penuh kasih, dan bagaimana dia memberikan segalanya untuk dunia ini. Itu adalah pengorbanan yang tidak dapat dilupakan, namun juga terlalu berat untuk diterima.

"Kenapa kamu harus pergi, Vera?" bisiknya, suaranya tenggelam dalam angin yang berhembus. "Kenapa dunia ini tidak bisa lebih adil?"

Pria tua yang telah menemani mereka sepanjang perjalanan mendekat, wajahnya yang penuh kerutan memancarkan rasa cemas. "Kamu masih harus melanjutkan hidup, Raka. Dunia ini tetap butuh orang seperti kamu."

Raka menoleh, mencoba mengumpulkan kata-kata. Namun, tidak ada yang benar-benar bisa dia katakan. Apa yang bisa dia katakan untuk menggantikan kehilangan ini? Vera telah memberikan hidupnya demi dunia yang lebih baik. Dan dia, dia hanya bisa melanjutkan hidup dengan kenangan dan rasa kehilangan yang tak tertandingi.

"Bagaimana kita bisa melanjutkan?" akhirnya Raka berkata, suaranya penuh dengan kesedihan yang dalam. "Bagaimana aku bisa kembali ke dunia yang sudah berubah ini?"

Pria tua itu menatap Raka dengan serius. "Kehidupan selalu berjalan, Raka. Itu adalah hukum alam. Kita semua akan melewati kesulitan, tetapi pada akhirnya, kita harus bangkit dan melanjutkan perjalanan kita. Dunia ini butuh harapan, butuh seseorang yang bisa memimpin."

Raka terdiam. Dia tahu pria tua itu benar, tetapi rasa sakit yang menggerogoti hatinya begitu besar. Ada bagian dari dirinya yang merasa hampa, seolah semuanya sudah tidak berarti lagi.

Di saat seperti itu, suara langkah kaki terdengar. Dari kejauhan, sosok seseorang mulai mendekat. Itu adalah seorang wanita muda, mengenakan jubah putih yang mengingatkan Raka pada Vera. Wanita itu berhenti beberapa langkah di depannya, matanya memancarkan kehangatan yang tak asing.

"Raka..." wanita itu menyebut namanya dengan suara yang lembut namun tegas.

Raka menatapnya dengan bingung, tetapi ada sesuatu yang akrab di dalam tatapannya. Wanita itu tersenyum, dan di matanya ada kilatan yang hampir tak terdeteksi—sebuah tanda bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih besar untuk disampaikan.

"Siapa kamu?" tanya Raka, sedikit terkejut.

Wanita itu mengangkat tangan, dan sesaat, Raka bisa merasakan energi yang kuat mengalir dari dalam dirinya. "Aku adalah penjaga yang telah lama mengawasi dunia ini. Aku ada untuk memastikan bahwa keseimbangan tetap terjaga."

Pria tua itu mengangguk pelan, matanya penuh pengertian. "Dia adalah salah satu dari kita, Raka. Seorang penjaga yang datang untuk membantu dunia ini kembali ke jalannya."

Wanita itu melangkah lebih dekat. "Kehidupan akan selalu kembali pada dirinya sendiri, meskipun kadang kita merasa kehilangan. Vera telah melakukan tugasnya dengan sempurna. Tetapi tugas kita belum selesai."

Raka merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatinya. Suara wanita itu memberikan ketenangan, namun juga memunculkan keraguan yang lebih dalam. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Dunia ini sudah diselamatkan. Tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan."

Wanita itu tersenyum, namun senyumnya sedikit murung. "Kebenaran seringkali lebih rumit dari itu, Raka. Dunia ini mungkin telah selamat dari kegelapan, tetapi ada kekuatan lain yang tengah berkembang—kekuatan yang mungkin lebih berbahaya dari yang pernah kamu bayangkan."

Raka menatapnya dengan penuh kecemasan. "Apa maksudmu? Apakah ada sesuatu yang lebih besar dari kegelapan itu?"

Wanita itu mengangguk. "Ya. Kegelapan itu hanyalah salah satu bagian dari gambaran yang lebih besar. Ada kekuatan yang lebih tua, yang tersembunyi jauh di dalam dunia ini. Jika kita tidak hati-hati, maka apa yang telah kita selamatkan akan runtuh."

Raka menggigit bibirnya. "Apa yang harus kita lakukan?"

Wanita itu mengulurkan tangan ke arahnya, dan meskipun hatinya masih dipenuhi rasa kehilangan, Raka tahu bahwa dia tidak bisa mundur. "Kita harus mencari tahu apa yang tersembunyi. Kita harus bersiap menghadapi apa pun yang mungkin datang."

Raka mengangguk, meskipun ada ketakutan yang merayap di dalam dirinya. Dunia ini tampaknya tidak pernah memberi kesempatan untuk beristirahat.

Pria tua itu melangkah lebih dekat, wajahnya semakin serius. "Kita tidak bisa mengabaikan peringatan ini. Jika dunia ini ingin terus hidup, kita harus menemukan akar dari kekuatan yang lebih besar itu dan menghentikannya sebelum terlambat."

Raka menatap wanita itu, yang matanya kini penuh dengan kepercayaan. "Aku akan ikut. Aku tidak bisa mundur sekarang."

Wanita itu tersenyum. "Kita tidak akan mundur. Bersiaplah, Raka. Dunia ini membutuhkan kamu lebih dari yang kamu bayangkan."

Dengan langkah yang penuh tekad, mereka bertiga berjalan bersama. Raka tahu bahwa jalan yang akan mereka tempuh tidak akan mudah. Dunia ini mungkin telah diselamatkan dari satu ancaman besar, tetapi ada lebih banyak hal yang tersembunyi di balik bayang-bayang yang gelap.

Dan meskipun hatinya masih terperangkap dalam kenangan Vera, dia tahu bahwa dia harus melanjutkan. Dunia ini membutuhkan lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keberanian, dan lebih banyak cinta—dan Raka, meskipun berat, bersumpah bahwa dia akan terus berjuang.

Keberanian mereka akan diuji. Kegelapan belum sepenuhnya menghilang, dan ancaman yang lebih besar menunggu di ujung jalan.

Namun, mereka tidak akan mundur.

"Kita akan melangkah maju," bisik Raka pada dirinya sendiri, penuh tekad. "Untuk dunia ini. Untuk mereka yang telah pergi. Untuk cinta yang hilang."

Dan dengan itu, mereka melangkah menuju masa depan yang penuh ketidakpastian—tetapi juga penuh dengan harapan baru.

1
Airin Livia
bagus. semangat thor! 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!