NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Bayangan

Bukan Sebatas Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alisha Chanel

Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.

"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"

"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"

Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.

Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

3 hari berlalu, namun Betrand tak kunjung mendapatkan baby sitter yang cocok untuk merawat sang bayi. Ada yang sesuai dengan kriterianya, namun baby Anzela akan menangis dengan lebih kencang seolah menolak kehadiran baby sitter itu.

Ya, bayi Betrand dan Vania kini sudah diberi nama. Anzela Elouisa Fernandez, adalah sebuah nama indah yang Betrand sematkan untuk bayi cantiknya.

2 minggu lamanya Betrand disibukan dengan kegiatan barunya untuk merawat baby Anzela. Hal itu membuat pekerjaan Betrand di kantor jadi terbengkalai. Karna sejak Anzela lahir, tak pernah sekalipun Betrand pergi ke kantor. Jika ada berkas yang harus ditanda tangani, maka Roy atau Mona akan bergantian membawakannya ke Penthouse tuan Betrand.

"Entah wanita macam apa yang kau jadikan istrimu itu?! Lihatlah dia begitu tega meninggalkan bayi tak berdosa ini tanpa ada rasa bersalah sedikitpun." Umpat mom Clara ibu kandung Betrand. Hatinya yang dingin dan semula menolak keras kehadiran sang cucu dari menantu yang tidak diinginkannya. Kini menjadi orang yang paling mengkhawatirkan Anzela.

"Vania wanita yang baik mah. Hanya saja aku tidak memperlakukan istriku dengan baik selama ini, jadi dia memilih untuk pergi." Sesal Betrand sembari menundukan wajahnya.

"Maafkan, aku Vania. Aku mohon pulanglah." Batin pria itu.

Rasa bersalah yang Betrand rasakan pada sang istri semakin besar, setelah Betrand melihat Vania mendengar pembicaraannya dengan Rosaline melalui rekaman CCTV yang terpasang di depan ruang kerjanya.

Betrand yakin Vania begitu shock mendengar ucapannya kala itu, yang mengatakan akan menceraikan Vania begitu bayi mereka lahir nanti, hingga menyebabkan Vania melahirkan Anzela lebih cepat dari seharusnya.

"Wanita baik-baik tidak mungkin tega meninggalkan bayinya yang baru lahir Betrand!" Hardik Clara dengan bibirnya yang mencebik. Betrand hanya bisa menghela napas berat, tak mampu membalas kata-kata mom Clara lagi. Apalagi yang Vania lakukan sekarang, membuat wanita itu semakin dibenci oleh keluarga besarnya.

"Oh, cucuku yang malang." Clara membelai lembut wajah sang cucu yang baru saja tertidur lelap setelah seharian menangis.

"Astaga! Anzela demam, bagaimana ini?" Panik Clara. Tubuh wanita paruh baya itu mendadak lemas, serta kepalanya terasa berputar-putar begitu mendapati sang cucu demam tinggi. Pengalaman mom Clara yang telah sukses membesarkan tiga orang anak, seolah hilang ketika mendapati sang cucu dalam keadaan sakit.

"Tenang mom, kita bawa Anzela ke rumah sakit. Pasti Anzela akan baik-baik saja." Betrand mencoba menenangkan mom Clara, walaupun dalam hatinya merasakan kecemasan yang sama dengan sang ibu.

Bergegas Betrand ditemani mom Clara membawa baby Anzela yang tengah demam tinggi ke rumah sakit medistra.

Baby Anzela mendapatkan perawatan terbaik di rumah sakit no satu di negara ini. Hingga setelah berhari-hari di rawat di rumah sakit, demam baby Anzela sudah mulai turun. Namun bayi kecil itu menolak untuk meminum susu dari dot seperti biasanya, hingga tubuh kecilnya menjadi semakin kurus.

"Mungkin baby Anzela ingin meminum ASI langsung dari ibunya." Ucap Dokter Farhan, dokter yang menangani baby Anzela.

"Tapi ibunya tidak ada di sini dokter!" Jawab mom Clara sinis.

"Kalau begitu, anda bisa mencari ibu pengganti yang mau mendonorkan ASInya pada baby Anzela. Seorang ibu yang menganggap baby Anzela adalah anaknya sendiri. Karna Baby Anzela juga membutuhkan kasih sayang seorang ibu agar cepat pulih." Saran dokter Farhan.

"Roy! Cepat cari seorang wanita yang pantas untuk menjadi ibu pengganti bagi putriku!" Titah Betrand pula, apapun akan Betrand lakukan demi putri kecilnya.

"Baik tuan." Patuh Roy.

"Mencari baby sitter saja susahnya setengah mati, ini harus mencari ibu pengganti pula!" Batin Roy menjerit.

***

Kabar tentang sakitnya baby Anzela, terdengar pula sampai ke telinga Vania.

"Bagaimana ini Rin? Aku tidak mungkin meninggalkan Anzela dalam keadaan seperti ini. Aku juga tidak mau ada wanita lain yang menggantikan posisiku untuk menjadi ibu Anzela." Ragu Vania yang saat itu sudah ada di pelabuhan. Sedang menunggu kapal yang akan membawanya berlayar menuju pulau Bali. Vania sengaja mengambil jalur laut agar keberadaannya susah terlacak oleh Betrand.

"Lebih baik batalkan kepergian anda nyonya, karna baby Anzela sangat membutuhkan anda sekarang." Ririn menyarankan.

"Tapi kalau aku kembali, kak Betrand pasti akan langsung menceraikan aku. Apalagi aku pergi begitu saja setelah Anzela lahir, pasti kak Betrand marah besar padaku." Lirih Vania dengan wajah sendunya.

"Aku punya ide nyonya, mari ikut aku." Ririn menarik lengan nyonya Vania meninggalkan area pelabuhan. Membawa ibu satu anak itu memasuki sebuah pusat perbelanjaan terdekat.

"Rin, apa yang kau lakukan?" Bingung Vania kala sang asisten memilih beberapa buah rambut palsu dan mencobakannya pada Vania.

Namun Ririn tak menanggapi ucapan nyonya Vania, ia tetap sibuk memilih rambut palsu yang paling cocok untuk sang nyonya.

"Yang ini sepertinya cocok untuk anda, anda jadi terlihat berbeda." Ucap Ririn tersenyum simpul. Sedangkan Vania hanya bisa mengernyitkan dahinya.

"Nah, tinggal di tambah pakai kaca mata ini, maka anda terlihat seperti orang lain." Ririn memakaikan sebuah kaca mata di wajah nyonya Vania.

"Sempurna!" Seru Ririn sembari menatap tampilan baru nyonya Vania di cermin yang terlihat sangat berbeda dengan rambut sebahu, berponi, serta kaca mata yang bertengger di atas hidungnya.

"Kau ini apa-apaan Rin?! Aku sedang mencemaskan Anzela tapi kau malah menyuruhku melakukan hal konyol seperti ini!" Vania melepas rambur palsunya lalu melemparnya ke sembarang arah dengan kesal.

"Justru dengan cara ini anda bisa dekat dengan baby Anzela tanpa orang tahu jati diri anda yang sebenarnya." Ucap Ririn sembari memasangkan kembali rambut palsu di kepala nyonya Vania.

"Dengan penampilan seperti ini, anda bisa menyamar untuk menjadi baby sitter atau ibu pengganti untuk baby Anzela. Dan anda bisa merawat bayi anda dengan tenang tanpa takut tuan Betrand akan menceraikan anda nyonya." Ririn menceritakan rencananya pada Vania.

"Idemu sangat bagus Rin, ayo kita pergi sekarang." Kata Vania antusias.

"Tapi ini sudah malam nyonya. Kita pergi besok pagi saja." Kata Ririn.

"Baiklah." Patuh Vania, walaupun ia sudah tidak sabar untuk menemui bayi kecilnya.

Sepanjang sisa malam itu, Vania kesulitan untuk tidur karna ia merasa excited sekaligus takut rencananya besok akan gagal.

"Bagaimana kalau kak Betrand bisa mengenaliku dengan mudah?"

"Bagaimana kalau kak Betrand marah padaku? Dan tak mengizinkan aku untuk dekat dengan putriku?"

"Bagaimana kalau kak Betrand akan langsung menceraikan aku begitu ia melihatku nanti?"

Berbagai pertanyaan memenuhi isi kepala Vania.

***

Keesokan paginya.

Vania berjalan dengan langkah gontai menuju ruang makan. Pagi-pagi sekali Ririn sudah membangunkannya dan mendandaninya menjadi seperti kemarin. Padahal Vania baru bisa tidur sekitar satu jam yang lalu.

"Semangat nyonya, ingat baby Anzela sedang menunggu anda." Ririn menyemangati nyonya Vania.

"Minumlah vitamin ini agar ASI anda lancar kembali." Ririn memberikan vitamin pelancar ASI pada nyonya Vania. Awal-awal melahirkan ASI Vania memang mengalir deras. Namun surut dengan sendirinya karna tak mendapat hisapan dari sang bayi.

"Terima kasih Rin." Vania tersenyum pada sang asisten yang sudah dianggapnya sahabat serta saudara sendiri.

"Anzela, tunggu mama nak. Mama akan datang." Lirih Vania sembari membayangkan wajah bayi kecilnya.

"Rin, siapa wanita itu? Apa dia temanmu?" Tanya bu Ayu ibu kandung Ririn, yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.

"Kau lihat nyonya, ibuku saja tidak bisa mengenali anda. Aku yakin tuan Betrand juga tidak akan mengenali anda." Bisik Ririn di telinga nyonya Vania, sedangkan Vania hanya bisa mengulum senyumnya saja.

"Dia Lisa bu. Aku akan mengantar Lisa melamar pekerjaan jadi baby sitter untuk bayi tuan Betrand dan nyonya Vania." Ririn memperkenalkan Vania sebagai Lisa pada ibu kandungnya.

"Semoga kau beruntung nak." Semangati bu Ayu sembari menggenggam tangan Vania.

"Tuan Betrand adalah orang yang baik. Berkat bantuan dari beliau, ibu bisa sembuh sekarang. Jika kau bekerja untuk tuan Betrand pasti hidupmu akan menjadi lebih baik." Kata bu Ayu.

"Aamiin...Terima kasih doanya bu." Ucap Vania pula.

"Oh ya Rin, dimana nyonya Vania? Ibu tidak melihatnya sejak kemarin?" Tanya bu Ayu sembari mengedarkan pandangannya kesekitar, untuk mencari sosok nyonya Vania.

"Nyonya Vania sudah kembali ke rumah suaminya bu." Ririn terpaksa berdusta pada sang ibu. Tak mungkin Ririn mengatakan kalau Lisa adalah nyonya Vania.

"Syukurlah." Bu Ayu tersenyum simpul.

"Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang biasa. Setelah pertengkaran selesai, maka rasa sayang kita pada pasangan akan semakin bertambah. Apalagi tuan Betrand dan nyonya Vania punya bayi yang masih kecil. Tidak baik meninggalkan bayinya terlalu lama." Ujar bu Ayu.

"Terima kasih atas segalanya bu." Batin Vania. Ia merasa tersentil dengan ucapan wanita paruh baya itu.

Setelah minggat dari rumah sakit, Vania memang tinggal di rumah Ririn dan bu Ayu yang ada di pinggiran kota. Vania banyak bercerita tentang masalah rumah tangganya dengan Betrand pada bu Ayu. Dan selama ini pula, bu Ayu selalu memberikan nasehat yang positif untuk Vania.

Bersambung.

1
Si Penjahat
wkwkk lanjut Thor
Retno Harningsih
lanjut
Uthie
dikira halusinasi lagiiii 😂
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Uthie
Masih kocak dehh soal si Albian dan Khanza 😂
Uthie
kenapa ayahnya Alexa lebih setuju dengan si Jack yaa 😂😂
holipah: betran anak mmh jdi harta nya ssh d ambil 😅😅
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Cantika
Mampusss kau Al😂
holipah
paling temen nya vania
Uthie
seruuuu.... Mom Sarah telah beraksi👍😂

btw.. siapa yaa itu yg bicara terakhir??? 🤔
Retno Harningsih
up
Uthie
Hahahaa... suka banget sama mulut pedas nya Vania dan Ririn 👍👍😂😂
Uthie
Lanjut 💪🤗
Susanti
lanjutt thor
Retno Harningsih
up
harwanti unyil
gk kelar" masalah nya
Alisha Chanel: Begitulah hidup kak, masalahnya gak ada habisnya. Selesai masalah satu datang lagi masalah baru 🤭
total 1 replies
Cantika
Sabar Robin Hood 😂
Uthie
sepertinya Bertrand akan salah paham dan membenci Vania niii 😁
Uthie
Good 👍
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!