follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
"Maaf aku tidak sengaja." Lara kembali berucap karena sosok yang ditabraknya hanya diam saja. Pria itu justru menatapnya dengan intens membuat Lara jadi salah tingkah.
Edgar yang melihat kejadian tersebut segera mendekat pada Lara. Ia tak habis pikir pada adik nya yang begitu ceroboh, sampai pria sebesar itu masih ditabraknya juga.
"Maaf, Adik ku tidak sengaja menabrak Anda," Ucap Edgar dengan mengeraskan suaranya, karena musik di Club tersebut begitu kencang.
"Tidak apa-apa," jawab pria itu tanpa mengalihkan tatapannya pada sosok gadis muda dihadapannya.
Edgar pun segera membawa Lara keluar dari Club tanpa basa-basi, karena tidak suka melihat cara pria tua itu menatap Lara.
"Ada apa Nelson?" tanya Sarah saat melihat sahabat baiknya itu diam saja menatap gadis muda yang tadi menabrak Nelson.
"Ah.. tidak apa-apa, hanya saja wajah gadis itu seperti tidak asing bagiku." Nelson terus menatap pada sosok yang kini menghilang di balik pintu. "Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wanita itu?" gumamnya dalam hati.
*
*
Setelah keluar dari Club, Edgar mengemudikan kendaraannya menuju restoran cepat saji karena Lara meminta untuk mampir dulu ketempat tersebut. Dan setelah sampai mereka pun memesan makanan, atau kata yang lebih tepat Lara yang memesan makanan karena dirinya hanya membeli secangkir kopi.
"Semua makan ini akan kau makan?" tanya Edgar dengan tatapan tak percaya, melihat banyaknya makanan yang ada diatas meja mereka.
"Tentu saja kak, masa hanya aku lihat." Jawab Lara sembari memakan potongan ayam yang dipesannya.
"Tapi Lara kau baru makan malam."
"Iya kak, tapi aku lapar lagi. Kau lupa kita baru dari Club?"
Edgar mengerutkan keningnya dengan ekspresi bingung. "Apa hubungannya lapar dengan kita yang baru dari Club? Bukankah kita hanya duduk diam dan tidak melakukan apapun?"
"Ish, walaupun hanya duduk tapi tetap saja mengeluarkan tenaga." Seloroh Lara sembari tertawa, namun tawanya terhenti saat kepalanya di toyor oleh Edgar. "Kak..." Protesnya dengan kesal.
"Mana ada duduk mengeluarkan tenaga. Kau itu." Edgar menggelengkan kepalanya sembari mengambil satu potong ayam yang ada di piring Lara.
"Jangan dimakan!" Dengan cepat Lara merebut potongan ayam yang hendak dimakan Edgar.
"Ck, aku hanya minta satu Lara Collins."
"Tidak boleh! Kalau mau, pesan saja sendiri." Lara menarik piringnya menjauh.
Edgar sendiri hanya bisa menghela napasnya saat melihat bagaimana Lara yang begitu lahap memakan semua makanan tersebut. Ia baru tahu nafsu makan Lara ternyata besar juga, padahal selama satu Minggu tinggal di Singapore Lara terlihat jarang makan.
"Kak boleh aku bertanya sesuatu?"
"Em..." jawab Edgar singkat.
"Sebenarnya kau itu mencintai Julia atau Serena?"
Edgar diam tanpa mau menjawab pertanyaan Lara.
"Kalau nanti kau sudah menikah dengan Julia, apa kau masih berhubungan dengan Serena?" tanya Lara lagi sambil terus menghabiskan makanannya.
"Banyak sekali pertanyaanmu."
"Hanya dua kak, sekarang jawab pertanyaan ku yang pertama. Kau mencintai Julia atau Serena?"
"Tidak keduanya, karena hatiku sudah dimiliki oleh seorang wanita yang tidak mungkin bisa kumiliki." Jawab Edgar dengan jujur dan wanita itu adalah Kaylin Meyer.
"Kenapa tidak bisa?" tanya Lara dengan jantung yang entah mengapa berdetak dengan cepat.
"Karena status kami yang menjadi penghalangnya."
Deg.
"Mencintai wanita yang tidak bisa dimiliki karena status? Apakah wanita itu aku? Karena status kami kakak beradik jadi tidak mungkin Edgar memilikiku." Gumam Lara dalam hati. "Tunggu dulu! Kenapa aku begitu bahagia dicintai oleh kakakku sendiri." gumamnya kembali dengan tersenyum.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tanya Edgar dengan bingung. Karena tidak ada angin tidak ada hujan adiknya tiba-tiba tersenyum.
"Karena aku..." Lara tidak jadi meneruskan perkataannya. "Tidak Lara kau tidak boleh ikut-ikutan jatuh cinta pada Edgar. Tidak boleh!" Ingatnya pada diri sendiri.
"Lara kau kenapa?" Edgar semakin bingung karena sekarang adiknya itu tiba-tiba diam seribu bahasa.
"Dengar Kak, kau tidak boleh mencintaiku! Cukup kesalahan yang kita perbuat karena sudah pernah anu-anu, jadi kita tidak boleh melakukan kesalahan lainnya dengan saling mencintai." Ucap Lara panjang lebar dengan penuh percaya diri lalu berdiri dari tempat duduknya, meninggalkan Edgar yang terlihat bingung sampai menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aneh." Edgar pun menyusul Lara yang sudah lebih dulu keluar dari tempat makan tersebut.
lanjut thor