NovelToon NovelToon
Sang Pemilik Kekuatan Bulan Bintang

Sang Pemilik Kekuatan Bulan Bintang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Wanita
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Gibela26 Siyoon93

Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

“Agenda kita selanjutnya bertemu klien,” Yeni membuka file agenda kegiatan di notebook miliknya. Setelah selesai makan malam Gibela dan Yeni melanjutkan perjalanan mereka sesuai agenda yang sudah dicatat Yeni perhari ini.

“Dimana tempatnya ?” tanya Gibela.

“Hotel Chu Houng mereka sudah tiba disana Gi,” Yeni membuka pesan masuk dari klien tersebut.

“Okey tidak masalah bilang padanya kita dalam perjalanan menuju kesana,” menginjak pedal gas mobil.

“Baik.”

“Macet dijam segini ?” Gibela heran biasanya di jam 10 malam keatas di Korea Selatan tidak pernah macet.

“Kenapa ?”

“Aku juga gak tau.”

“Oh ternyata ini,” Yeni memperlihatkan layar ponselnya yang menunjukan berita beserta poto BBS.

“Pantas saja, jika terus begini kita pasti terlambat.”

“Itu BBS kan ?” Yeni melihat BBS dikerumuni wartawan.

“Akhirnya jalannya kembali normal, apa katamu barusan ?” Gibela memajukan mobilnya.

“Gi siapa yang menggandeng tangannya Siyoon Oppa ?” seorang perempuan berada disamping Siyoon bahkan memegang tangannya.

“Salah lihat aja kali,” Gibela fokus melihat barisan mobil didepannya yang perlahan maju.

“Kalau gak percaya lihat sendiri saja !” melirik Gibela dengan sedikit kesal.

“Okey okey sebentar, ternyata yang kamu katakan benar mungkin perempuan itu pasangannya,” meski Gibela sendiri yang mengatakannya tapi hatinya seakan teriris melihat seorang perempuan berada didekat Siyoon bahkan sangat dekat.

“Nah baru percaya kan ?” Gibela membuka kaca jendela mobil agar dapat melihatnya dengan jelas disaat bersamaan Joong juga dapat melihat Gibela dan Yeni.

“Adik kecil …”

“Dia pasti sedang tidur,” sahut Gino.

“Tidak Hyung lihat disana ada adik kecil ..” menunjuk mobil Gibela.

“Malam-malam begini kenapa adik kecil masih berkendara ? mau kemana dia ?” Gino hendak pergi menyapanya namun langkahnya dihentikan Nijie.

“Mau pergi kemana Gin ? masih banyak wartawan disini jangan gegabah,” Gino pun melangkah mundur kembali di tempatnya tadi berdiri.

“Hyung adik kecil kita ada disini lihatlah disana ! aku berniat menyapanya,” Gino menjelaskan.

“Di jam segini ?”

“Karena itu aku ingin bergi dan bertanya padanya.”

“Tidak Gino meski kita penasaran kita tidak boleh mendekatinya didepan banyak wartawan kamu tau kan kenapa ?”

“Iya Hyung aku mengerti,” jawab Gino.

“Kalian sedang membahas apa ?” Hae penasaran apa yang diobrolkan Gino dengan Nijie.

Gini pun menunjuk kearah jalan, Hae dan juga Jimie melihatnya secara bersamaan begitupun dengan Siyoon.

“Gi pelan-pelan kita gak bakalan terlambat ko masih ada waktu,” Yeni memegang erat pegangan tangan diatasnya.

Disaat BBS melirik Gibela mobil yang didepan mobil mereka sudah maju jauh, tiba-tiba Gibela langsung menginjak pedal gasnya secara langsung dan membuatnya melaju kencang.

“Waw itu adik kecil kita kan atau dia seorang pembalap ?” Hae tercengang.

“Penglihatanmu tidak salah itu benar adik kecil kita tapi kenapa saat kita meliriknya langsung melesat begitu saja ?” jimie mengangkat halisnya.

Para wartawan yang menyadari BBS terus melihat arah jalan rasa langsung berbalik mengarahkan kameranya kesana.

“Apa yang mereka lihat tidak ada apapun disana ?” wartawan pun bingung.

“Terima kasih,” BBS memberi hormat. Setelah itu semua member BBS memasuki mobil mereka.

“Ada yang aneh dengan adik kecil kita,” Hae masih memikirkan Gibela.

“Aku akan menelponnya,” Siyoon menekan nomernya Gibela.

“Maaf nomer yang ada tuju sedang sibuk,” suara operator.

“Dirijek ?”

“Coba lagi Yoon !” pinta Nijie.

“Maaf nomer yang ada tuju sedang sibuk,” Siyoon beberapa kali mencobanya kembali tapi kali ini bukan hanya direjek tapi tidak diangkat.

“Ah adik kecil sedang menyetir mobil,” Jimie manggut-manggut mengerti kenapa Gibela tidak mengangkat telponnya Siyoon.

“Yeni juga sama tidak mengangkatnya ?” Siyoon merasa bingung.

Ternyata Yeni diancam Gibela untuk tidak mengangkat telpon Siyoon atau member BBS lainnya.

“Biar aku yang mencobanya,” ucap Gino.

“Gimana Hyung ?” tanya Fohe.

“Tidak diangkat.”

“Mungkin mereka sedang ada meeting, kita coba lagi besok !” kata Nijie.

Entah kenapa hati Siyoon menjadi gelisah memikirkan Gibela yang tiba-tiba melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ditambah dia terus menolak dan tidak mengangkat telponnya. Gibela dan Yeni sampai di hotel Chu Houng lebih awal dari waktu biasa orang berkendara, Yeni masih syok dan seluruh badannya gemetar menuruni mobil.

“Ayo cepat Yen kliennya pasti sudah lama menunggu,” Gibela menghiraukan Yeni dan masuk.

“Gila kenapa dia bawa mobilnya kaya gituh sih ?”

Gibela menjelaskan pada kliennya desain restoran yang dia buat sebelumnya, pembahasannya dimulai dari computer sampai di karton gambar yang dia buat secara manual. Bahan-bahan apa saja yang diperlukan dan memakan biaya berapa banyak Gibela tidak lupa membahasnya juga. Klien sangat puas dengan desain yang dibuat Gibela tanpa ragu dia langsung setuju bahkan siap membayar berapapun yang diinginkan Gibela, meski begitu Gibela tidak mau mengambil keuntungan yang akan merugikan pelanggannya.

“Kalau begitu sampai jumpa lagi Nona Gi, saya tunggu hasil selanjutnya …” klien dan Gibela saling berjabat tangan.

“Gi aku saja yang bawa mobilnya !” Yeni segera mengambil alih kemudian.

“Baiklah …” Gibela masuk ke mobil.

“Ada apa denganmu sih Gi ? hampir saja membuatku mati tau ?” Yeni memarkirkan mobil mereka.

“Tidak ada.”

“Kamu ini …” Yeni benar-benar kesal melihat tingkah temannya itu.

“Jangan lakukan itu lagi okey !”

“Okey,” Gibela tersenyum dingin.

“Haist ….”

“Ada yang mau dibeli gak ?” tanya Yeni karena biasanya Gibela jika keluar selalu membeli makanan atau minuman.

“Tidak ada.”

“Kenapa nih anak ? sakit kali yah ?” suara hati Yeni.

“Ada agenda apa besok ?” sesampainya di apartment.

“Ada meeting dikantor pukul 9 pagi,” jawab Yeni membuka pintu apartemen menggunakan kartu kunci.

“Yen atur tiket untukku !” menjatuhkan dirinya diatas sofa.

“Tiket ?” Yeni menyalakan AC.

“Tiket pesawat aku mau pulang ke Indonesia.”

“Apa ? Gi kita masih ada 2 minggu lagi disini menyelesaikan pekerjaan, mana bisa kembali begitu saja ke Indonesia ?”

“Kan ada kamu.”

“Hey aku ?”

“Sudah menjadi tugas sekertaris melakukannya jika bosnya tidak ada bukan ?”

“Tapi Gi tidak bisa begituh …” duduk di sofa samping Gibela.

“Aku naikin gajih deh.”

“Sebenernya kamu ini kenapa sih tiba-tiba menjadi seperti ini ?”

“Dan tambahan bonus.”

“Okey deal …” ketika mendengarnya Yeni yang tadinya mempermasalahkan keinginan Gibela yang ingin pulang ke Indonesia lebih awal menjadi setuju dan membantu Gibela berkemas.

“Cari tiket yang paling pagi yah Yen !”

“Baiklah baiklah apapun itu.”

“Oh iya jika semua Oppa member BBS datang kesini dan bertanya tentangku jangan beritahu mereka.”

“Kenapa ?”

“Jangan banyak tanya lakukan saja.”

“Gak bisa begitu Gi ….”

“Jika kamu melakukannya gajih mu akan ku potong dan semua bonusnya akan hilang.

“Kamu ini bener-bener deh mengancam aku segitunya …”

“Jadi bagaimana ?”

“Okey, nanti aku beritahu Clara untuk menjemputmu dibandara.”

“Terima kasih Yen, muac …”

“Astagfirulloh dia ini kenapa sih ? sebaiknya aku ikuti apa kemauannya jika tidak dia bisa tantrum,” keesokan paginya Gibela berangkat pagi-pagi diantar Yeni ke bandara.

“Kabarin aku kalau sudah sampai yah !” Yeni melambaikan tangan.

“Iya pastinya bay jaga dirimu yah ….” Gibela membalas lambaian tangan Yeni.

“Malas sekali jika harus bertemu dengannya,” Gibela duduk di kursi pesawat.

“Ehk kenapa aku harus bertindak kaya gini yah, entahlah yang jelas aku benar-benar marah padanya. Bisa-bisanya dia menggandeng Siyoon Oppa dan Siyoon Oppapun tidak menolaknya dasar lelaki sama saja,” keluh Gibela terdengar orang dibelakangnya.

“Sepertinya adik ini cemburu sama pacarnya yah ?”

“Tidak-tidak dia bukan pacarku ko,” Gibela berbalik melihat seorang nenek-nenek dibelakang kursinya.

“Ohh belum jadi pacar yah, sepertinya adik ini sangat menyukai pria itu sampai-sampai pergi menjauhinya karena dia dekat wanita lain.”

“Suka ?”

“Adik jika kamu menyukainya katakanlah sebelum nantinya menyesal, nenek juga dulu pernah mengalaminya karena terlambat mengatakan aku menyukainya dia malah pergi.”

“Bersama wanita lain ?”

“Bersama tuhannya,” detak jantung Gibela seakan berhenti, dia membayangkan jika itu terjadi pada Siyoon bagaimana dia bisa hidup.

“Nenek maaf aku tidak bermaksud.”

“Tidak masalah anak muda, wajar saja jika kalian bertengkar atau merasa cemburu karena itu artinya kamu memiliki perasaan padanya.”

“Perasaaan?” Gibela menyentuh dadanya.

“Aku sungguh tidak mengerti Ne ? hah baru saja nenek itu udah terlelap tidur aja. Sebaiknya aku juga tidur.”

“Gibela Gibela Gibela …” Boy memegang papan bertuliskan ‘Selamat datang kembali Gibela.

“Astaga membuatku malu saja….” Clara menutupi wajahnya dengan kipas.

“Seharusnya penerbangannya sudah sampai tapi kenapa Gibela tidak terlihat ?”

“Harusnya begitu Rey,” jawab Clara.

“Mana panas banget lagi cuaca hari ini begitu terik.”

“Teman-teman ..” Gibela berteriak sambil membawa koper.

“Gibela …” Clara berlari memeluknya.

“Bagaimana kabarmu Gi ?” tanya Rayhan.

“Aku baik, hampir saja aku tidak melihat kalian untungnya papan itu membantuku.”

“Benarkan kataku papan ini pasti berguna,” Boy merasa bangga.

“Aku harus mengabari Yeni,” Rayhan mengeluarkan ponselnya.

“Aku sudah memberitahunya saat tiba tadi, tapi kamu bisa melakukannya lagi supaya Yeni percaya.”

“Kenapa kamu tiba-tiba pulang Gi ? bukannya kalian disana masih lama ?” tanya Clara sambil berjalan.

“Sini Gi aku bantu kamu membawanya,” Boy mengambil koper milik Gibela.

“Aku rindu rumah dan orang tuaku,” jawabnya tersenyum.

“Kamu yakin tidak ada masalah lain kan ?”

“Tidak ada apa-apa ko Cla, percayalah padaku.”

“Syukurlah …”

“Jadi mau langsung pulang ke Subang atau mampir kerumah kami dulu ?”

“Antar aku ke rumah orang tuaku saja Rey.”

“Baiklah.”

“Alhamdulilah Gibela sudah sampai,” Yeni baru saja selesai meeting langsung dapat pesan dari Gibela dan Rayhan.

“Sekertaris Yeni ?”

“Iya ada apa ?”

“Dimana saya harus meletakan ini ?” seorang OB mengantarkan makanan yang dipesan Yeni.

“Dimeja sebelah sini saja, oh iya ini untukmu,” memberi sejumlah uang.

“Terima kasih Sekertaris Yeni, ehh boleh kah saya bertanya ?”

“Katakanlah !”

“Kenapa hari ini Nona Gibela tidak datang kekantor cabang ? apa dia sakit ?”

“Tidak dia baik-baik saja, ada urusan yang harus dikerjakannya segera jadi dia tidak datang.”

“Oh begitu yah, kalau begitu saya pamit …”

‘Tok tok tok’ suara pintu kantor ruanga Gibela “Masuklah !”

“Permisi Sekertaris Yeni di luar ada tamu ingin bertemu.”

“Siapa ?”

Siyoon langsung menerobos masuk “Kenapa kamu tidak mengangkat teleponku ?”

“Ahh Oppa kamu disini ?” kariawan wanita keluar ruangan dan menutup pintunya.

“Jawab pertanyaanku Yeni ?”

“Ohhh soaaallll iiituuuu …” kalimatnya terbata-bata.

“Katakan Yen !”

“Baterai ponselku lowbat.”

“Jika benar lowbat kenapa masih bisa berdering saat aku memanggilmu ?”

“Oppa ada perlu apa kemari ? duduk dulu Oppa,” Yeni mengalihkan perhatiannya.

“Gibela tidak datang ?”

“Hehehe iya ..”

“Kemana dia pergi ? selain kamu Gibela juga terus merijek teleponku.”

“Aku tidak tau Oppa,” meminum kopi susu sekali tegukan.

“Kamu yakin ?”

“Oppa aku tidak bisa mengatakannya, jika aku melakukannya mungkin gajiku akan hilang lalu bagaimana aku bisa hidup.”

“Katakan kemana Gibela pergi dan aku akan memberikan gajihmu tiga kali lipat,” mata Yeni langsung berbinar.

“Aku tidak mungkin mengkhianati sahabatku kan demi uang,” menelan ludah melihat tumpukan uang yang dikeluarkan Siyoon.

“Begini saja …”

“Gibela kembali ke Indonesia.”

“Kenapa tiba-tiba ?”

“Aku juga tidak tau setelah ketemu klien Gibela bersifat aneh.”

“Adikk kecil Oppa datang …” Nijie bersama member lainnya datang membawa banyak makanan.

“Loh kemana adik kecil pergi ?”

“Dia tidak ada di Korea,” Siyoon langsung pergi.

“Ehh kenapa dengannya Hyung ?” tanya Joong.

“Ada apa sebenarnya Yen ?”tanya Nijie menghampiri Yeni.

“Dari kemarin malam Gibela sensi terus aku hampir saja dikulitinya. Setibanya di apartement Gibela memintaku untuk membeli tiket ke Indonesia.”

“Jadi sekarang adik kecil sudah pulang kesana ?”

“Benar.”

“Gino Hyung sepertinya ponselmu berbunyi,” Jimie melihat layar ponselnya.

“Hallo Ne Hyung …” Gino sedikit menjauh dari mereka.

“Ada apa Hyung ?”

“Huan Hyung bertanya padaku siapa diantara kita yang memakai tiket keluar negeri tanpa sepengetahuan perusahaan.”

“Jangan jangan …” Fohe berlari keluar mengecek mobil milik Siyoon.

“Kenapa harus berlari sih ?”

“Sepertinya yang menggunakannya adalah Siyoon Hyung, kemungkinan dia menyusul Gibela ke Indonesia.”

“Untuk apa dia melakukannya ?”

“Apa kalian tidak ngeh ?” tanya Nijie.

“Ahh sudahlah nanti juga kalian tahu sendiri,” Nijie kembali ke dalam.

“Emangnya ada apa antara Siyoon Hyung dan Adik Kecil kita ?”

Fohe dan Gino mulai mengerti “Hyung ceritakan pada kami apa saja yang sudah Hyung ketahui !” mereka berdua berlari mengejarnya.

“Dari awal sudah terlihat siapa pemenangnya.”

“Hah ?” Hae, Jimie dan Joong saling memandang.

“Kalian gak ikut ?”

“Cepatlah siapa yang akan menghabiskan makanan ini ?” teriak Gino.

“Hyung tunggu kami ?”mereka bertiga pun pergi menyusul.

Dirumah Orang Tuanya Gibela

“Terima kasih kalian sudah mengantarku.”

“Tidak masalah.”

“Kalian tidak menginap ?” tanya mamahnya Gibela.

“Lain waktu saja tante.”

“Baiklah hati-hati dijalan ….”

Rumah adalah tempat ternyaman bagi setiap orang, rasa lelah setelah bekerja seketika hilang setibanya di rumah. Siapapun yang pulang kerumahnya akan disambut penuh kehangatan keluarga dan menghangatkan suasana hati yang berantakan begitupun bagi Gibela karena itu dia mendesain ulang rumahnya senyaman mungkin. Rumah Gibela terletak tepat di sebelah ujung kampung dekat perkebunan milik salah satu warga disana. Rumahnya berwarna orange dan terbagi menjadi dua bagian yaitu sebelah barat satu lantai dan sebelah timur dua lantai meski memiliki luas sedikit lebih kecil dibandingkan sebelah Barat. Pagar rumahnya terbuat dari pagar besi dengan tinggi 1,5 meter dicat warna hitam. Didepan rumah sebelah barat terdapat kolam ikan berukuran kecil dengan air terjun mungil tepat di ujung kolam, didalamnya banyak ikan-ikan kecil yang menjadi peliharaan Ayahnya Gibela. Di sekitar teras rumah baik itu teras depan, samping dan belakang sebelah Barat maupun Timur tersusun rapih bunga indah yang ditata Mamahnya Gibela, biasanya Mamahnya Gibela akan menyiramnya setiap pagi dan sore. Dibagian dalam sebelah Barat rumah terdapat 7 ruangan yaitu 2 kamar tidur ( 1 kamar orang tua Gibela dan 1 kamar tamu), 1 ruang santai (didalamnya ada 1 lemari berisi purnitur dan miniatur koleksi kedua orang tua Gibela) , 1 kamar mandi, 1 wc (kamar mandi dan wc sengaja dipisahkan), dan 1 dapur (didalamnya terdapat satu set peralatan masak yang ditata rapih di mulai dari hal kecil sampai besar, 1 lemari yang berisi peralatan makan dan bumbu masak, kulkas dan satu set meja makan berwarna hitam). Kamar orang tua Gibela sangat rapih dan bersih, didalamnya terdapat 2 lemari (1 lemari baju dan 1 lemari kaca yang berisi barang koleksi orangtuanya), 1 meja rias dan 1 meja penyimpanan buku-buku catatan kerja Ayahnya, berbeda dengan kamar tamu yang dibuat sederhana didalamnya terdapat tempat tidur dan 1 lemari. Sedangkan di sebelah Timur lantai 1 sepenuhnya di pakai usaha yang disebut glosir (pedagang yang menjual barang dalam jumlah besar) yang dimodali Gibela. Lantai 2 sepenuhnya adalah kamar Gibela didalamnya terdapat beberapa skatan yang memisahkan 4 ruangan yaitu kamar tidur, kamar mandi, ruang kerja dan ruang bersantai. Berbeda dengan lantai satu yang tertutup tembok lantai dua ini desain berbeda ketika menjelang pagi akan terbuka otomatis jika menjelang malam perlahan tertutup. Penutup ruangan ini terbuat dari bahan kaca dengan ketebalan 5 cm yang tidak mudah pecah dan uniknya lagi kacanya akan berubah warna ketika matahari terbenam menjadi warna hitam. Didalam ruangan ini terdapat 3 lemari yaitu 1 lemari baju, 1 lemari buku yang terbuka yang diletakkan di ruang santai , dan 1 lemari kaca yang berisi koleksi jam tangan, sepatu dan tas milik Gibela. Ruang santai di dekorasi berbeda dari ruangan yang lainnya karena didalamnya terdapat 1 tempat luas seperti kasur bercorak hitam soft dan diatasnya ada beberapa bantal kotak kecil serta boneka tocky, sekeliling ruanganya terdapat tanaman bunga tulip berbagai warna yang berjejer rapih. Selain itu terdapat meja yang dihiasi berbagai furniture dan foto-foto keluarga serta foto dirinya.

“Nyamannya,” Gibela loncat ketempat tidurnya dan menarik boneka tocky.

“Kira-kira Yeni sedang apa yah sekarang ? telpon jangan yah ? nanti deh mending nonton dulu,” menekan tombol remot, perlahan tv di kamar Gibela turun.

“Film yang baru keluar apa yah emnnn, astaga kenapa aku mengingat dia sih ?”

“Gibela aya tamu ….” teriak Mamah Gibela menggunakan bahasa Sunda.

“Siyoon Oppa …” Gibela melesat ke ruang tamu.

“Naha teu pake kerudung ?” tanya Ayahnya, karena terburu-buru Gibela masih mengenakan baju tidur.

“Bantosan heula Mamah !” bukannya menjawab Gibela malah terus menelusuri ruang tamu, mencari siapa yang bertamu kerumahnya.

“Saha tamuna Mah ?” Gibela dan Orang tuanya merupakan orang Sunda, jika dirumah hanya mereka saja biasanya mereka berkomunikasi menggunakan Bahasa Sunda.

“Aby bade ngalamar Neng,” terdengar suara dibelakangnya.

“Apaaaa ???”

Yeni memberikan alamat rumah Gibela pada Siyoon. Penerbangan membutuhkan waktu sekitar tiga jam belum lagi dari bandara ke rumah Gibela selama dua jam, Siyoon menghabiskan waktu kurang lebih tujuh jam hanya untuk menyusul Gibela. Sesampainya didekat dirumahnya Gibela Siyoon melihat banyak mobil terparkir.

“Permisi Bu mau nanya kenapa banyak mobil yang terparkir disini yah ?”

“Oh itu ada yang mau lamaran,” dua orang wanita setelah menjawab langsung pergi.

“Lalaki namah beunghar tapi tos aki-aki,”terdengar obrolan kedua wanita itu sambil berjalan pergi.

“Permisi Bu maksudnya apa yah ?”

“Prianya orang kaya tapi sudah sangat tua kasian sekali …” Siyoon pun langsung berlari kerumah Gibela dan menerobos masuk.

“Gibela …” Siyoon membuka pintu sekaligus, semua orang yang berada didalam rumah langsung menatap Siyoon yang tiba-tiba datang.

“Siyooon Oppa …”

“Jika Pria yang kamu mau nikahi lebih baik dariku aku tidak akan keberatan tapi jika itu laki-laki tua seperti dia aku tidak akan pernah menginginkanmu menikahinya.”

“Lalu jika bukan dia siapa yang harus dinikahinya ?” tanya seorang perempuan.

“Aku …”

“Pernikahan harus didasarkan oleh Cinta dan keinginan keduanya bukan hanya sebelah pihak saja bukan ?” tanyanya lagi.

“Aku mencintai Gibela, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya dalam ikatan pernikahan.”

“Baiklah ..”

“Oppa pria itu adalah kakak iparku dan itu Ayahku,” Gibela memperkenalkan kedua lelaki yang sedang berkumpul bersamanya.

“Hah ? tapi tadi orang itu bilang …”

“Sepertinya kamu salah paham, yang mau menikah itu tetanggaku …” jelas Gibela.

“Jadi ??”

“Sudah duduk dulu Siyoon member BBS oh atau adik iparku !” pinta perempuan yang sedari tadi bertanya padanya.

“Ini tetehku, mamahku dan kedua anak ganteng itu keponakanku mereka baru saja datang dari Jawa Tengah,” menutup senyuman manis diwajahnya.

“Segitunya takut adikku diambil orang ..” Gibela tersenyum mendengar ucapan kakanya itu.

Setengah jam yang lalu

“Neangan saha ?” kakak perempuan Gibela memukulnya dari belakang.

“Aww nyeri ai teteh nanaonan didieu ?” Gibela memegang kepalanya.

Teteh \= Kakak panggilan untuk Kakak perempuan dalam Bahasa Sunda.

“Meni ulah ae teteh balik teh nyah ?”

“Lain kitu …”

“Pami bade kadieu bejaan supaya kin ku Gibela di papagkeun.”

“Gibelana oge nembe datang lin ?”

“Tapi teh …” mengikuti kakaknya duduk di kursi.

“Barudak teh aya-aya ae …” Mamahnya sudah biasa melihat tingkah dua saudara itu.

“Teteh kadieu nyalira ?”

“Tuh …” Kakak ipar Gibela beserta keponakannya sudah duduk dari tadi memperhatikan Gibela yang datang dari kamarnya.

“Ponakan-ponakanku tersayang kemarilah,” Gibela langsung menghampiri kedua keponakan laki-lakinya itu. Berbeda dengan kedua keponakannya Gibela maupun Kakek Neneknya selalu berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia.

“Bener-bener Gi lanceuk datang lain disambut malah cek cek cek ….”

“Bongan saha ah …”

“Ayah memberitahui kami kalau kamu pulang ke Indonesia. Kakakmu terus merengek minta pulang bilangnya begini : ayolah suamiku kita pulang kampung, sudah lama aku tidak bertemu adik perempuanku satu-satu itu. Jarang dia bisa pulang ke Indonesia loh please yah suamiku,” Kakak ipar Gibela memperagakan cara membujuk istrinya itu.

Kakak ipar Gibela terkadang menggunakan kedua Bahasa untuk mengobrol bersama keluarga.

“Bohong teu kitu ketang, aa mah yah ko gituh ??” Kakak Gibela mengelak.

“Benarkah ..” Gibela menggelitik kakaknya. Susasana rumah Gibela seketika menjadi hangat, satu keluarga bisa berkumpul setelah sekian lama biasanya rumah yang luas itu hanya diisi dua orang saja.

1
siti Hasanah
berarti ada sesi 2 donk.... semoga.. sehat selalu thor.. d tunggu seson 2 nya jarang" ada cerita yg seperti ini.../Smile//Smile//Slight/
Chimer02609: Terima kasih, jadi makin semangat /Kiss/
total 1 replies
siti Hasanah
berasa nonton filem layar lebar
siti Hasanah
berasa d negeri dongeng /Bye-Bye//Bye-Bye//Angry/
siti Hasanah
kyak nya si reyhan suka tu
siti Hasanah
waaah.. suka sekali
siti Hasanah
seru kyaknya
Cevineine
Lanjuttt😁
Chimer02609: siap Kak 🤗
total 1 replies
Shreya Das
Dari semua karya yang pernah dibaca, ini nomor satu!
Chimer02609: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Tiểu long nữ
Yang bilang cuma buat anak-anak aja baca cerita, pasti belum nemu karya-karya kayak ini.
Chimer02609: betul /Ok/
total 1 replies
art_zahi
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
Chimer02609: Seseru itu kah Kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!