kisah tuan muda buta dan dingin yang menikahi gadis lugu.
Pemuda yang bernama Rex Hudson memiliki kekasih yang sangat ia cintai, namun sayangnya kekasihnya itu pada akhirnya memilih untuk menikah dengan papanya Rex Hudson. Rex Hudson yang kala itu masih berumur 17 tahun langsung merasakan patah hati yang dibalut kekecewaan dan amarah yang sangat besar, pergi dengan motor sportnya lalu dia mengalami kecelakaan dan menjadi buta.
Lima tahun kemudian dia menentukan sendiri seorang gadis yang dia pilih untuk dia nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senyuman
Keesokan harinya, Rex bangun dan keluar kamar jam enam pagi.
Roy yang tengah membawa segelas susu ke kamarnya berjingkat kaget, "Tuan? Kenapa keluar kamar jam segini dan Anda sudah wangi? Anda sudah mandi?"
"Memang kenapa kalau aku keluar kamar jam segini?"
"Ya, nggak apa-apa. Cuma biasanya, kan, Anda keluar kamar jam satu dini hari lalu masuk ruang kerja Anda atau kalau tidak Anda ke studio Anda lalu jam lima pagi Anda masuk kamar lagi dan keluar kamar jam sembilan" Roy lalu meminum habis susu hangatnya setelah dia bicara panjang lebar.
"Aku tidak bisa tidur setelah semalam berolahraga ekstrem sampai dini hari dan sekarang aku bingung mau ngapain"
"Hah?! Apa Anda butuh obat tidur saat ini biar bisa tidur, Tuan?"
"Tidak. Aku justru bahagia pagi ini dan badanku terasa segar. Aku tidak capek sama sekali dan tidak mengantuk"
"Hah?! Kok bisa? Habis berolahraga ekstrem semalaman kok malah seger bugar?"
"Aku justru ingin melakukannya lagi pagi ini. Tapi, tidak tega mendengar dengkuran halusnya Yasmin. Ternyata bersama Yasmin sekali saja tidak cukup bagiku" Rex tersenyum lebar dan wajahnya merona merah saat pria itu teringat kembali erangan dan lenguhannya Yasmin di bawah pelukannya.
"Hah?!" Roy ternganga lebar karena dia paham apa yang dimaksud oleh tuan mudanya.
Gila! Semalam suntuk sampai dini hari? Hiks, bikin jiwa dudaku merana parah, nih. Batin Roy.
"Sssttttt! Jangan berisik! Yasmin masih tidur"
"Maaf"
"Kenapa pintu kamar dan semua pintu di rumah ini belum diganti?"
"Nanti jam delapan teknisinya datang dan katanya sehari kelar, tapi Anda dan Non Yasmin harus keluar dari rumah ini"
"Berani kamu mengusirku dari rumahku sendiri, hah?!"
"Bukan mengusir tapi Anda harus mengajak Non Yasmin keluar rumah agar tidak terkena debu. Penggantian pintu pasti banyak debunya nanti"
"Keluar ke mana? Aku tidak pernah keluar rumah selama ini kalau tidak ke rumah sakit ambil tetes mata dan itu pun dua bulan sekali"
"Ajak Non Yasmin berkencan. Anda belum pernah mengajak Non Yasmin berkencan, kan, emm, setelah pulang dari mengajar nanti, Anda berdua bisa makan berdua lalu belanja terus nonton film. Pulang malam pintu sudah kelar"
"Apa aku bisa melakukan semua itu? Makan berdua apalagi belanja terus nonton? Aku, kan, buta, tzk! Kamu mau aku pecat, om?!"
"Lho, lho, dengarkan dulu, Tuan, kalau makan berdua, kan, Anda bisa minta disuapi Non Yasmin, terus belanja berdua, Anda bisa minta digandeng terus sama Non Yasmin, masak kalah sama truk gandeng, truk gandeng aja bisa mesra"
Rex mengulum bibir menahan senyum senang membayangkan itu semua. Lalu, pria tampan itu bertanya, "Kalau begitu nggak usah pakai nonton"
"Lho,lho, jangan, Tuan!"
"Aku buta, Om. Mana bisa aku nonton?" Rex menggeram kesal dan bersedekap dengan mulut merengut.
"Sebentar, Tuan, dengarkan dulu! Kalau nonton nanti, Anda bisa meminta Non Yasmin menceritakan filmnya sambil Anda bersandar di bahunya dan menggenggam tangannya.....romantis, kan?" Roy tertawa lirih sambil menepuk bahu tuan mudanya.
"Apa kamu dulu juga seperti itu, Om?"
"Tidak......makanya Istri saya menceraikan saya, hiks" Roy menunduk sedih.
"Baiklah, atur semuanya, Om. Makan siang berdua, belanja, dan nonton"
"Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu mau mempersiapkan semuanya"
"Tunggu sebentar, Om"
"Ada apa, Tuan?"
"Kalau nanti belanja, tolong Om beli semua yang Yasmin pegang kalau Yasmin hanya memegang barang itu dan tidak membawanya ke kasir"
"Baik, Tuan"
Rex kembali ke kamarnya dengan senyum lebar dan sontak menghapus senyumannya saat suara Yasmin menggema di dalam kamar, "Kenapa Tuan tersenyum selebar itu?"
Rex berkata, "Kemarilah!"
Yasmin mendekat dan Rex menarik pinggang Yasmin lalu menggeram di telinga Yasmin, "Kau memanggilku apa barusan?"
"Tuan.....ahhhhh!" Yasmin memekik kaget saat Rex menggigit telinganya.
"Panggil aku apa?" Rex kembali menggeram di telinga Yasmin.
"Su....Suamiku"
Rex tersenyum senang lalu menarik wajahnya dari telinga Yasmin tapi dia belum melepaskan pelukannya.
Yasmin menatap wajah tampan suaminya untuk berkata, "Nanti jangan lupa, ya, Suamiku"
"Apa?" Rex mengusap pipi Yasmin dengan ujung hidungnya.
Yasmin merasa risih tapi memilih untuk membiarkan suaminya.
"Kalau di sekolahan nanti, jangan bilang kalau kita ini Suami Istri. Saya malu dan takut dipecat"
Rex mengetuk bibirnya sebanyak tiga kali dengan jari telunjuk.
Apa, sih? Kenapa dia malah mengetuk bibirnya begitu? Yasmin menautkan alisnya.
"Kenapa diam?"
"A....apa Suamiku?" Yasmin tergagap kaget.
"Cium bibirku maka aku akan menuruti semua permintaan kamu di hari ini"
"Apa?!" Yasmin berteriak kaget cukup kencang, lalu dia menunduk dan berkata lirih, "Sa.....saya......"
"Tidak mau? Oke, nanti begitu sampai di sekolahan aku akan......"
Cup! Yasmin langsung mengecup bibir suaminya.
"Cuma sekali berarti aku akan menuruti satu sjaa permintaan kamu di hari ini"
"Hah?!"
"Cium sekali berarti aku akan menuruti satu kali permintaan"
"Ka....kalau banyak?"
"Aku akan turuti sebanyak ciuman kamu di hari ini"
Cup! Cup! Cup! Yasmin mengecup lagi sebanyak tiga kali.
"Wah! Kamu menggodaku, ya......." Rex membopong Yasmin ke ranjang dan saat Rex menjatuhkan Yasmin ke ranjang, Yasmin sontak menahan dada Rex dsn berkata, "Saya belum katakan tiga permintaan saya yang lain"
"Hmm" Sahut Rex sambil menyibak blus Yasmin.
"Suamiku, dengarkan aku dulu....ahhhhh!!!!"
Yasmin memekik kaget saat Rex menggigit lembut lehernya.
Dan setiap kali Yasmin berkata, "Suamiku dengarkan aku dulu......" Rex menggigit kulit Yasmin di mana pun bibir itu mendarat dan Yasmin akhirnya menyerah kalah.
Tepat di jam setengah delapan, Yasmin dan Rex duduk di depan meja makan. Yasmin merona malu dan Rex tampak cerah ceria.
Yemima sontak bertanya, "Kenapa Kakak memakai syal? Hari ini bakalan panas banget, lho, kak, jam segini saja sudah gerah"
"Uhuk-uhuk! Kakak sedikit batuk dan harus pakai syal ini, uhuk-uhuk!"
Maaf, Kakak berbohong. Kakak pakai syal ini karena leher Kakak penuh tanda merah. Batin Yasmin sambil mengusap pelan syal di lehernya.
"Kenapa nggak minum obat kalau batuk? Kenapa malah pakai syal? Kalau kegerahan bisa memicu batuk dan......"
"Uhuk-uhuk! Kakak akan baik-baik saja dengan syal ini dan jangan bertanya lagi, oke" Yasmin tersenyum di depan Yemima dan Yemima menjawab, "Oke" Lalu diam seribu bahasa.
Yasmin menghela napas lega dan Rex mengulum bibir menahan senyum.
Yasmin melirik Rex dan membatin, dasar T-Rex brutal, tzk! Pinggangku remuk redam dan leherku hampir penuh tanda merah, tzk!
