“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 12 Perihal Perjodohan
Cahaya matahari masuk disela-sela tirai kamar milik Ale, Olivia yang tersapa cahaya matahari menyerngitkan dahinya terusik, Olivia mengumpulkan nyawanya dan menyadari sesuatu yaitu ada beban yang menimpa tubuhnya, pinggangnya terkunci oleh beban berat tersebut dan pundaknya saat ini berat seperti ada sesuatu di cela pundah dan lehernya.
‘Tuan Ale’ – pikir Olivia saat itu
“Tuaann, menjauhlahh” – Olivia yang meronta
“Diamlah” – Ale dengan suara serak-serak basah
“Bangunlah tuan aku mau pulang” – Olivia mencoba menggerakkan tubuhnya, dia kegelian karena kepala Ale semakin masuk ke lehernya
“5 menit lagi” – ucapan Ale dengan posisi yang sama
Akhirnya Olivia membiarkan Ale dengan posisi yang sama dan Olivia menunggu hingga 5 mneit usai, saat dia mau mengingatkan Ale untuk menjauh, Ale lebih dulu memutar tubuhnya menjauh dari Olivia.
“mandilah bersihkan tubuhmu, aku akan membicarakan sesuatu setelah ini” – perintah Ale
Olivia yang diperintahkan hanya diam saja, sebenernya memang berniat untuk numpang mandi dan akhirnya akan pulang.
‘Apa yang mau dibicarakan? Tentang bunga atau apa?’ – pikiran Olivia saat ini
Sekitar 15 menit Olivia mandi dan siap-siap dia mengunakan dress hitamnya yang dia pakai saat kemakam Tuan Axel. Dia keluar dari kamar tersebut menuju kearah dapur, mungkin ada yang bisa dia lakukan disana.
“Silahkan nona” – pelayan rumah Ale yang tiba-tiba menggiring Olivia ke meja makan untuk menyantab makanan yang mereka buat
“Tuan Ale mana? Tidak sarapan?” – Olivia yang bertanya mengenai keberadaan Ale
“Tuan Ale tidak pernah sarapan nona, hanya kopi dan sudah saya antarkan ke ruang kerjanya” – penjelasan salah stau pelayan
‘Masih pagi sudah minum kopi ckckck’ – Olivia sudah tidak habis pikir lagi
Kurang lebih 10 menit Olivia sudah berada di meja makan sekarang dia mau menuju ruang kerja Ale untuk berpamitan pulang, dia akan mengucapkan terima kasih sudah diberikan tempat berteduh dan makanan saat bermalam disini.
Tok… tok…tok..
“Tuan saya Olivia bisa saya masuk” – Olivia berteriak dari luar ruangan
“Masuk” – balasan Ale
Saat Olivia masuk sudah ada Sam disana dan satu lagi yang tidak Olivia kenal yaitu Pete
“Duduklah” – Perintah Ale ke Olivia
“Terima kasih tuan, sama mau pamit terima kasih untuk makanan dan tempat tinggalnya” – Olivia yang to the point dengan maksudnya datang ke ruang kerja Ale
“Ini bacalah” – tiba-tiba Ale memberikan amplop yang berisi surat yang ditulis sendiri oleh kakeknya mengenai perjodohan mereka
Olivia yang membaca surat tersebut hanya bingung tanpa bisa berkata-kata. Hingga pertanyaan ini berlontar dari mulur Olivia
“Maksud anda apa?” – pertanyaan dengan sorot mata tajam dia lontarkan ke Ale saat ini
“Ini adalah surat yang dicatat oleh tuan Axel untuk wasiatnya untuk menjodohkan anda dan tuan Ale nona, perjodohan ini memang sudah di rencanakan oleh orang tua anda dan orang tua Tuan Ale” – penjelasan Sam
Olivia hanya mematung dia tidak percaya ini semua, karena dia tidak tau menahu dan yang dia tak pernah tau kalau orang tuanya punya kenalan orang yang berpengaruh dan kaya
“Tidak mungkin, orang tua saya hanya orang biasa, tidak mungkin orang tua saya kenal dengan orang seperti kalian” – Olivia menatap lurus ke arah Ale
“Memang itu kenyataannya nona, apakah anda kenal dengan mereka?” – Sam foto yang berisi 4 orang 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dan dua diantaranya adalah papa dan mama Olivia
“Ya aku kenal mereka ini om Alex dan tente Laura” – Olivia dengan cicitnya
Olivia kecil pernah bertemu dengan om Alex dan tante Laura yaitu orang tua Ale, dia tidak tau sama sekali kalau orang yang dikenalnya saat kecil adalah orang kaya raya. Olivia hanya tau mereka adalah teman orang tuanya saat berkuliah dulu.
Setelah penjelasan tersebut Olivia tidak bertanya apa-apa surat yang diberikan oleh Sam juga hanya disimpan di dalam tas, dia pergi dari rumah tersebut dengan pandangan kosong, dia berjalan terus keluar rumah menuju ke stasiun terdekat dengan pikiran kosong
‘Maaa Paaa apa ini, kenapa tiba-tiba aku dijodohkan, kalian tidak pernah berbicara apa-apa tentang ini’ – frustasinya pikiran Olivia saat ini
Ale masih diposisi yang sama duduk disalah satu sofa di ruang kerjanya menyesap rokok yang ada ditangannya. Dia melihat Olivia tanpa ekspresi keluar dari ruang kerjanya untuk pamit pulang tanpa mempertanyakan kelanjutan dari perjodohan ini.
‘Dia akan jadi tunanganku’ – pikir Ale saat ini
“Awasi dia” – Ale berbicara dengan ponsel pintarnya
“Nona Olivia berjalan menuju stasiun tuan” – Roy yang berada disebrang sana
Setelah beberapa menit Olivia sudah berada dikawasan toko bunga miliknya, dia masuk kedalam tokonya dengan Anna yang masih tidak sadar yang masuk adalah Olivia
“Selamat datang silahkan bunganya” – Anna yang sibuk menata bunga
“Iya” – Olivia menuju ke meja di toko tersebut
“Heh, aku kira pembeli, kamu dari mana? Kenapa memakai baju seperti ini?” – pertanyaan dari Anna
“Heemmm” – Olivia tidak mood untuk membalas semua pertanyaan Anna dia hanya duduk dan menelungkupkan wajahnya ke meja tersebut
“kau sakit?” – Anna yang sedikit khawatir
“Tidak aku capek” – lemah Olivia
Anna paham ada yang tidak beres dengan Olivia saat ini tapi dia tidak mau bertanya lebih lanjut dan memberi waktu untk Olivia
Tringggg…. Notifikasi pesan dari ponsel Olivia
‘Kita akan tetap melakukan perjodohannya, Lily’ – pesan dari Ale
‘Siapa nih gajelas banget, Lily lily gue Olivia bego’ – pikirannya marah
Mood Olivia saat ini benar-benar hancur karena kabar perjodohan itu, dia tidak kenal dengan Ale, dia hanya mau menikah dengan orang yang dia cintai dan mencintai dia, bukan dengan orang asing seperti ini.
“Liv, toko yang disebelah udah dibersihin semua, tadi Willy dan teman-temannya kesini dan aku minta tolong mereka untuk membersihkannya” – Anna memberi tahu
“Hah” – Olivia masih berusaha mencerna
‘Ayo Liv kita semangat bekerja, jangan pikirkan perjodohan gila itu lagi’ – Olivia yang berusaha menyemangati dirinya sendiri
“Hah iya Ann makasih ya, aku akan pesan perabotan untuk kafe hari ini kamu ikut?” – Olivia yang kembali ke aktivitasnya tanpa memperdulikan pesan dari Ale
“Boleh setelah tutup toko aja ya” – Anna menawarkan
“Okedeh, kamu gimana, Om tante sehat?” – Olivia menanyakan perihal orang tua Anna
“Sehat semua Liv, nanti mampir ke apartku ya, aku dititipin sesuatu sama Mama untukmu” – balasan Anna
“Ih kenapa ngerepotin sih jadinya” – Olivia yang tidak enak
“Apaain sih” – Anna yang geli dengan tingkah Olivia
“Kau dari mana?’ – Anna membuka pertanyaan yang seharusnya dia lontarkan dari tadi
“Nanti akuu ceritakan selengkap-lengkapnya dan aku butuh pencerahan tolong kasih masukkan” – Olivia dengan nada putus asa
“Oke sekarang kita fokus dengan semua bunga ini” – Anna mengakhiri.