Sebastian Clemornat menyamar menjadi Bastian di desa Texas yang jauh dari New York, asalnya. Dia kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh wanita pilihan orang tuanya hanya untuk bisnis. Lagipula dia bukan pewaris utama karena memiliki kakak laki laki dan perempuan. Dia anak bungsu yang tidak bisa dikekang. Umur 24 ketika menyelesaikan pendidikan sebagai dokter, ia pun pergi tanpa membawa fasilitas mewah dari keluarga Clemornat. Ketika sudah 2 tahun hidup tenang di desa sebagai dokter keliling dan tukang bengkel, kehidupan Bastian berubah karena pada suatu malam, tiba tiba ada wanita yang melahirkan di bengkelnya dan dia membantu persalinan itu. Sejak saat itu Bastian merasakan hatinya yang sedingin es dengan wanita kini mencair. Penasaran siapa wanita itu? Author juga penasaran nih 😄 Jadi baca novel ini sampai selesai dan semoga suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TETAP MENJADI ANAK
Tiba tiba di ruang tengah keluarga Hubert ada yang datang. Seorang pria berpenampilan rapi dengan kemeja putih.
"Eheem eheeem... aku sebagai menantu di keluarga ini juga ingin mendapatkan pelukan hangat dari keluarga Hubert!" seru pria itu.
Pelukan Flora dan Aurora terlepas dari tubuh James.
"Sayang" panggil Flora.
Pria itu mendekat dan duduk disamping istrinya yaitu putri sulung dari keluarga Hubert.
"Ada apa ini kok wajah ayah mertua sembab begini? Hayoo habis nangis ya?" goda pria itu untuk mencairkan suasana. Ia sudah tau jika putri bungsu keluarga istrinya sudah kembali pulang.
"Hmmm, sayang. Jangan goda ayahku dong" protes Flora.
"Hahaha. Bercandaa sayang" sahut pria itu.
"Tom, ayo kita main golf. Aku ingin merilekskan hatiku dengan memukul bola golf setinggi mungkin" tiba tiba James mengajak menantunya itu.
"Siap, Dad! Mau sekarang? Ayo!" seru pria yang ternyata bernama Tom terdengar antusias.
Flora dan Aurora tersenyum melihat interaksi James dan Tom.
"Ya, sekarang. Ayo!" ajak James lalu ia berdiri dan berpamitan pada istrinya.
"Sayang, aku mau main golf dulu sama Tom" ujarnya pada Aurora.
"Ya, hati hati sayang. Jangan terlalu capek, nanti encok" sahut istrinya itu.
Lalu James tersenyum tipis dengan mata yg masih merah karena menangis tadi. Ia pun berjalan duluan meninggalkan ruang tengah.
"Sayang, aku nemenin Daddy dulu ya. Nanti pulangnya sekalian jemput Julian dari acara sekolahnya" pamit Tom.
"Oke sayang. Jaga daddy ku ya, buat dia seneng hari ini" sahut Flora.
Lalu Tom berpamitan pada ibu mertuanya.
"Mom, aku pergi dulu ya. Titip salam buat Lili. Aku tau dia sudah pulang dari info Pak Kol tadi" ucapnya.
"Iya, nanti mommy sampaikan. Hati hati dijalan ya" sahut Aurora.
Lalu James memeluk istri dan ibu mertuanya bergantian.
Ia pun menyusul James keluar rumah.
Kini Aurora dan Flora berduaan di ruang tengah.
"Mom, apa yang akan kita lakukan kepada Lili?" tanya Flora.
"Yang pasti membuat dia diterima lagi di keluarga ini. Dia harus merasa nyaman disini, Flo. Adikmu terlihat menderita dengan keputusan yang telah ia ambil waktu itu" jawab Aurora.
"Itu sudah konsekuensinya, mom. Tapi aku setuju untuk membuatnya nyaman lagi disini apalagi sudah ada keponakanku. Dia harus kembali menjadi keluarga Hubert" sahut Flora.
"Ayo kita menemui Lili dan mengajaknya mengobrol dan membuatnya bercerita tentang kehidupannya diluaran sana agar kita bisa mengerti apa yang telah ia lalui" ajak Aurora.
"Setuju, mom. Ayo" ujar Flora.
Lalu keduanya pun menaiki tangga menuju kamar Lili.
Sesampainya di depan pintu kamar putri bungsu Hubert yang sudah satu setengah tahun tidak ditempati, Aurora mengetuk pintu itu sebelum masuk karena menghargai privasi putri putrinya.
"Lili, ini mommy sama Kak Flora mau masuk, apakah boleh?" tanya Aurora.
"Masuk aja mom, kak flo" jawab Lili dari dalam kamar.
Ceklek.
Pintu terbuka.
Lili baru saja selesai mandi dan memakai baju lamanya yg masih rapi tertata di lemari.
"Wow seger banget kamu habis mandi siang siang begini" celetuk Flora.
"Aku sangat merindukan air rumah ini, Kak. Seger banget" sahut Lili sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Lalu pandangan Aurora dan Flora beralih ke ranjang dimana Cana sedang tertidur. Flora berjalan mendekat namun Aurora masih berdiam diri didepan pintu kamar.
Lili tersenyum. Pasti ibu dan kakaknya ini sudah sangat kepo dengan Cana.
"Nama putriku Americana Basta. Dia lahir di Texas" ujar Lili sambil berjalan mendekat ke ranjang.
"Mom mendekatlah, putriku tidak akan mengigit neneknya" lanjutnya karena melihat ibunya itu seperti ragu ragu melihat Cana dari dekat padahal Flora saat ini sudah berada diatas ranjang disamping ponakannya itu.
"Dia sangat cantik, mom. Seperti Lili waktu bayi juga seperti ini kan" ucap Flora.
Aurora pun berjalan mendekat ke ranjang dan duduk disamping Flora sambil menatap lekat cucu perempuan pertamanya itu. Karena cucu pertama dan kedua keluarga Hubert berjenis kelamin laki laki dari Flora dan Tom bernama Julian lalu cucu dari putri keduanya bersama sang suami bernama Julius.
"Ya, dia sangat mirip dengan Lili" ujar Aurora sambil mengelus pipi mungil cucunya itu.
"Bolehkah mommy menggendongnya?" mintanya kemudian karena kini keragu raguannya untuk mendekat kearah sang cucu hilang seketika saat Aurora melihat bayi itu mirip Lili versi mini.
"Ya boleh dong mom. Dia gak rewel kok. Gendong aja" sahut Lili yang sudah duduk di tepi ranjang sisi yang lain.
Aurora dengan hati hati menggendong Cana. Bayi itu benar benar tertidur lelap meskipun berpindah tempat.
Nenek Cana itu terlihat bahagia menggendong cucu ketiganya untuk pertama kali.
Lalu mata Flora yang tidak sengaja melihat cincin di jari manis Lili menjadi semakin penasaran tentang cerita adiknya satu setengah tahun ini.
"Li, kamu udah pakai cincin nikah? Jangan bilang kamu nikah sama pria brengsek itu?" tanya Flora dengan nada tidak suka.
Lili malah tersenyum tipis dan menjawab "Mana sudi aku menikah dengan pria brengsek itu. Ternyata saat kita mencintai seseorang, kita harus sadar jika cinta yang tulus adalah cinta yang tidak memisahkan kita dengan keluarga. Dan cinta ku pada pria brengsek itu adalah kebodohanku karena meninggalkan kalian demi dia"
Flora dan Aurora menatap Lili dengan wajah yang semakin penasaran.
"Akhirnya kamu sadar juga" celetuk Flora.
"Jadi, siapa yang memberikanmu cincin itu? Apakah memang kamu sudah menikah?" tanyanya lagi.
Lagi lagi Lili tersenyum namun kini senyumannya berubah menjadi senyuman sendu.
"Iya, Kak. Aku sudah menikah di Texas. Aku menikahi pria yang membantuku melahirkan Cana. Dia dokter dan dia sangat mencintaiku dan mencintai Cana" jawab Lili.
Makin menjadi jadilah penasaran Flora.
"Terus jika dia mencintaimu kenapa dia membiarkanmu dan Cana kesini sendiri? Mana tanggung jawabnya sebagai suami?" serangnya.
"Aku yang meninggalkannya. Aku tidak pantas untuknya. Dia terlalu sempurna, Kak. Aku tidak ingin membuatnya kecewa denganku. Masa depannya sangat cerah, jika aku menghambat langkahnya untuk maju maka aku akan merasa menjadi penghalang untuknya" jelas Lili.
Aurora memilih menimang cucunya dan mendengarkan cerita putrinya itu.
"Dan dia membiarkanmu pergi?" tanya Flora lagi.
"Dia tidak tau jika aku pergi. Aku minta dia untuk menceraikanku malam sebelum aku pergi" jawab Lili terlihat sangat sedih menceritakannya.
"Dan dia setuju untuk menceraikanmu?" tanya Flora lagi.
Lili terdiam dengan mata berkaca kaca. Mengingat wajah Bastian, membuatnya merasa sangat bersalah.
"Sudah sudah, Flo. Jangan kamu interogasi Lili seperti itu. Biarkan dia beristirahat dulu" sela Aurora.
Flora menghela nafas panjang. Karena profesinya sebagai pengacara jadi ia tidak puas jika belum menemukan akar masalahnya.
Aurora meletakkan Cana kembali ke ranjang lalu berjalan mendekati Lili dan memeluk putrinya itu.
"Apapun kesalahanmu di masa lalu, mommy dan daddy tetap menerima mu sebagai putri kami. Kamu tetap menjadi keluarga Hubert. Yang terpenting, kamu bisa menjadi lebih baik lagi dan tidak meninggalkan keluarga hanya karena pria yang tidak jelas ditambah sebrengsek Veno. Kamu adalah permata untuk kami, Liliana. Kami sangat menyayangimu. Terima kasih sudah kembali kesini, dirumah ini ditambah membawa cucu secantik Cana. I love you, my angel, my daughter" ungka Aurora sambip menahan air matanya agar tidak jatuh dan membuat putrinya itu kembali bersedih.
Tapi tetap saja Lili menangis terisak kembali sambil memeluk ibunya setelah mendengar ucapan mengharukan Aurora.
Flora pun tak tahan untuk tidak menangis melihat ibu dan adik bungsunya seintens itu.
😔😔😔😔😔
Pasti Bastian kecewa dan sedih.. 😔😔😔😔😔
Maka terungkaplah kebenaran bersaksikan Cana baby cantik..
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Direct to the point ya author.. ♥️♥️♥️♥️♥️
Ga ada basa basi..
Meluncur terosss..
Gaspolll..💪💪💪💪💪