Ketika mimpi berubah menjadi petunjuk samar, Sophia mulai merasakan keanehan yang mengintai dalam kehidupannya. Dengan rahasia kelam yang perlahan terkuak, ia terjerat dalam pusaran kejadian-kejadian mengerikan.
Namun, di balik setiap kejaran dan bayang-bayang gelap, tersimpan rahasia yang lebih dalam dari sekadar mimpi buruk—sebuah misteri yang akan mengubah hidupnya selamanya. Bisakah ia mengungkap arti dari semua ini? Atau, akankah ia menjadi bagian dari kegelapan yang mengejarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veluna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
waspada ditengah kedekatan
Pagi Hari
Setelah sesi latihan yang melelahkan, pagi akhirnya tiba. Sophia turun ke bawah untuk mencari makan. Saat melangkah cepat di koridor, ia tiba-tiba menabrak seseorang.
"Ah, maaf!" Sophia buru-buru meminta maaf sambil menatap orang yang ia tabrak. Itu seorang laki-laki seusianya, dengan rambut acak-acakan dan ekspresi bingung.
"Tidak apa-apa," jawabnya sambil tersenyum. Ia melanjutkan perjalanannya tanpa berkata lebih banyak, begitu juga Sophia.
Namun, setelah selesai makan, Sophia memutuskan untuk pergi ke taman terdekat untuk menenangkan pikirannya. Ia terus menatap sekelilingnya berharap menemukan sesuatu yang baru.
Di taman, ia duduk di bangku di bawah pohon besar. Tapi saat sedang menikmati ketenangan, seseorang menghampiri nya. Itu adalah laki-laki yang tadi ia tabrak.
"Hei, kita ketemu lagi," sapa laki-laki itu dengan senyum ramah.
Sophia sedikit terkejut, tapi ia membalas senyumnya. "Ya, kebetulan sekali."
Mereka mulai mengobrol. Laki-laki itu memperkenalkan dirinya sebagai Alex, seorang mahasiswa yang sering datang ke taman untuk mencari inspirasi. Sophia, meski masih menjaga jarak, mulai merasa nyaman berbicara dengannya.
Obrolan mereka terus berlanjut hingga matahari mulai meninggi. Hari itu, untuk pertama kalinya sejak lama, Sophia merasa sedikit lebih ringan, seolah-olah ada sesuatu yang berubah.
Hari-hari Sophia berjalan dengan ritme baru. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya berlatih bersama Ragnael. Dalam sesi latihan itu, akhirnya Sophia mulai memahami kekuatannya. Ia mampu menciptakan energi berbentuk bayangan pekat yang bisa digunakan untuk menyerang atau bertahan. Selain itu, ia juga menemukan bahwa energi ini bisa menciptakan ilusi sementara, membuat musuh kebingungan dalam pertempuran.
Namun, di balik rutinitasnya, hubungan Sophia dan Alex perlahan semakin dekat. Meski ia masih menjaga kewaspadaan, Alex tampak tulus. Setiap kali mereka berbicara, Alex selalu punya cara untuk membuat Sophia tertawa atau setidaknya melupakan beratnya beban di pundaknya.
Suatu hari, di tengah obrolan santai mereka, Alex berkata sambil tersenyum, “Bagaimana kalau kita berteman, Sophia?”
Sophia terdiam sejenak. Wajahnya tetap tenang, tapi pikirannya bergejolak. Bisakah aku mempercayai seseorang lagi? Bahkan mereka yang sudah lama kukenal pun menghianatiku.
Namun, ia tidak ingin menunjukkan keraguannya. Akhirnya, ia mengangguk kecil. “Tentu, kita bisa berteman.”
Kejadian di Taman
Sebulan berlalu sejak pertemuan mereka di taman. Sophia tetap rajin berlatih kekuatannya dengan Ragnael, memperkuat kemampuan bayangannya hingga lebih terkontrol. Sementara itu, Alex sering mengajaknya berjalan-jalan di taman, hingga tiba tiba terjadi sebuah kejadian tak terduga.
Hari itu, Sophia dan Alex kembali berjalan di taman yang biasa mereka kunjungi. Tapi ada sesuatu yang berbeda. Taman yang biasanya penuh dengan suara tawa anak-anak dan obrolan orang-orang kini terasa sunyi.
“Aneh,” gumam Sophia sambil mengamati sekeliling.
Alex meliriknya, mencoba menenangkan. “Mungkin ini hanya kebetulan. Jangan terlalu dipikirkan.”
Mereka melanjutkan langkah, tetapi suasana semakin terasa mencekam. Dan tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncul sekelompok orang berbaju hitam. Wajah mereka tertutup, hanya menyisakan tatapan tajam yang terarah pada Sophia dan Alex.
“Serang!” salah satu dari mereka berteriak, dan kelompok itu langsung bergerak menyerang.
Sophia POV
Aku terkejut mendengar teriakan itu dan dengan sigap menggunakan energi bayangannya untuk menciptakan perisai. “Mundur, Alex!”
Namun, Alex tidak mundur. Sebaliknya, ia melompat maju, tubuhnya berubah dengan cepat. Cakar tajam muncul di tangannya, dan matanya bersinar keemasan. Dalam hitungan detik, ia menerjang salah satu penyerang dengan kecepatan yang tidak mungkin dimiliki manusia biasa.
Aku terkejut melihat transformasi Alex, tetapi aku tidak punya waktu untuk bertanya. Aku fokus melawan dengan kekuatanku, menciptakan bayangan yang membentuk tangan besar untuk menahan serangan mereka.
Pertarungan berlangsung sengit, tapi akhirnya kelompok berbaju hitam itu mundur setelah menyadari mereka kalah.
Setelah para penyerang pergi, aku berbalik menatap Alex. “Apa yang barusan terjadi? Kau bukan manusia biasa.”
Alex menghela napas panjang, ekspresinya berubah serius. “Kau benar. Aku bukan manusia. Aku berasal dari ras hewan, salah satu dari berbagai ras yang ada di dunia ini. Aku sudah lama menyembunyikan identitasku, tapi kurasa sekarang aku tak bisa lagi, dan kau sendiri.?”
" Aku juga bukan manusia tapi aku tidak bisa memberitahu tentang ras ku." Jawabku pelan.
Alex melanjutkan, “ baiklah kalau kau tidak mau memberitahuku dan Aku tidak tahu siapa orang-orang tadi, tapi aku yakin mereka mengincar sesuatu yang ada padamu. Kau harus berhati-hati, Sophia.”
Aku hanya mengangguk pelan. “Terima kasih sudah melindungiku, Alex. Tapi sepertinya aku harus segera pergi dari kota ini, ada sesuatu yang mau aku lakukan. Aku juga tidak bisa melibatkanmu.”
Hari itu, Sophia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Sebelum pergi, ia menemui Alex di taman untuk berpamitan.
“Alex, terima kasih atas segalanya. Kau sudah banyak membantuku, tapi aku harus melanjutkan perjalananku sendiri.”
Alex tersenyum tipis. “Aku mengerti. tapi sebagai permintaan terakhir ku izinkan aku untuk mengantar mu ke stasiun kereta."
Sophia mengangguk,akhirnya mereka berangkat ke stasiun dengan menggunakan mobil nya Alex.
" Tujuan mu selanjutnya ke kota mana "? Tanya alex.
"Ghostia" ucapku singkat.
------- see you
mampir juga dikerya ku ya jika berkenan/Smile//Pray/