Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
Disisi lain seorang pria sedang duduk menunggu rampasan yang ia ambil malam ini, hitungan menit sudah dimulai dan jika terlambat sedikit saja semua orang tau akibatnya bagaimana.
Ceklek!!
"Tuan kami mendapatkannya," ucap seorang pria.
"Bagus! Rain bacakan!!"
"Baik tuan muda."
Ray mengambil berkas berkas diambil oleh anak buahnya dan mulai membacakan isi berkas tersebut.
"Pretty Laura Angeline kelahiran 1997, usia 23 tahun, lulusan terbaik seangkatannya disalah satu universitas negeri, profesi seorang desainer, tinggi badan 170 cm, berat badan 45 kilogram, tidak ada catatan kelumpuhan bekas luka ditubuhnya namun memiliki penyakit yang sewaktu waktu bisa kambuh."
"Pretty Laura Angeline berasal dari keluarga terhormat di kota ini namun...."
"Aku tidak menyuruhmu berhenti!"
"Namun nona muda Laura tidak mendapat satu persen pun harta warisan dari keluarganya," ucap Rain.
"Dua hari lagi kau harus membawanya dihadapan ku!"
"Baik tuan muda,"
Ceklek
"Sayang!!" Panggil seorang gadis dari ujung pintu.
Alva menatap wajah cantik dan mempesona gadis itu. Leonardo Alva Dicaprio seorang pria yang sangat mencintai kekasihnya sejak 5 tahun ini dan Tania adalah gadis beruntung itu.
"Apa kau merindukanku?" Tanya Tania sembari mencium bibir Alva.
"Kemana saja mm? Aku menunggumu dirumah," jawab Alva sembari melingkarkan tangannya di pinggang Tania.
Rain mengerti, dia menyuruh para pengawal untuk pergi termasuk dirinya sendiri karena tidak ingin mengganggu waktu Alva bersama Tania.
"Apa kau sudah mendapat pengganti?" Tanya Tania antusias.
"Segera sayang sabar ya."
Tania mengangguk lalu kembali mencium Alva, keduanya merupakan pasangan yang terlihat sangat mesra. Alva membawa Tania kedalam kamar untuk berhubungan seperti biasa yang mereka lakukan.
Rencana pernikahan pun sudah dekat jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan apalagi Tania selalu meminum obat penunda kehamilan setelah melakukan hubungan tersebut.
***
Keesokan harinya
Laura bersiap siap menuju butik untuk memperbaiki beberapa kaca yang pecah akibat ulah perampok tadi malam.
"Selamat pagi ratu kami," sapa nyonya Natali.
"Selamat pagi kak," sapa Celine juga.
"Laura tadi malam papa mendengar kau pulang larut malam, apa benar?" Tanya tuan Luis.
"Benar pa tapi..."
"Kau tau peraturan rumah ini apa? Kenapa kau selalu melanggarnya!"
"Tapi pa tadi malam..."
"Mobilmu papa sita, berikan kuncinya pada Celine karena dia lebih membutuhkan," ucap tuan Luis.
Laura tersenyum sinis menatap nyonya Natali beserta Celine karena gadis itu menginginkan apa yang Laura miliki, dia selalu mengambil seluruh milik Laura termasuk kamar utama yang seharusnya milik putri pertama.
"Pa Laura juga butuh mobilnya untuk pergi ke butik," ucap Laura sembari menundukkan kepala.
"Berikan mobilnya atau papa lepas seluruh fasilitas yang masih kau pegang!"
Laura menggigit bibir bawahnya agar tidak menjatuhkan air mata, kejadian ini sudah berlangsung banyak kali dan sekarang kembali terjadi.
"Baik pa," Laura memberikan kunci mobilnya pada Celine yang sedang tersenyum manis menerima mainan baru.
Laura duduk di kursi meja makan namun tak ada seorang pun pelayan yang mendekati nya, tentu saja mereka sudah diancam oleh nyonya Natali.
"Sepertinya ada pedagang yang menjual sarapan dipinggir jalan," ucap Celine.
Laura menatap tuan Luis dan pria paruh baya itu acuh saja sembari memakan sarapannya. Laura mengambil tasnya dan kembali berdiri, bahkan untuk sarapan saja terasa sulit dikeluarga itu namun Laura sudah terbiasa.
"Baiklah terimakasih atas informasinya," Laura keluar dengan celana jeans dan kemeja putih yang ia masukkan kedalam celana.
Tubuh tinggi dan sepatu dengan atas beberapa cm sudah membuat Laura seperti wanita paling cantik disana, mungkin itu sebabnya Celine merasa iri dan mengambil apa saja yang membuat Laura terlihat cantik.
"Nona tunggu!!"
Laura melihat kebelakang dan seorang pelayan sedang berjalan menghampirinya.
"Kenapa bi Sina?"
"Nona anda harus sarapan walau hanya sedikit,"
Bi Sina merupakan satu pelayan yang sangat peduli dengan Laura, hanya bi Sina yang memberikan perhatian layaknya seorang anak. Wanita paruh baya tersebut memberikan roti yang ia sembunyikan sebagai bekal.
"Terimakasih bibi, Laura titip rumah ya,"
Bi Sina mengangguk dan bergegas masuk kedalam sebelum dua penyihir itu keluar untuk memberi teguran.