Bertemu kembali dengan mantan suaminya setelah dua tahun berpisah, itu adalah sebuah petaka bagi Ishara Guestone!
Seseorang yang berusaha ia hindari setelah menandatangi surat perceraian itu, kini mencoba untuk kembali menerobos masuk ke dalam kehidupan nya.
Lalu bagaimana kah kehidupan wanita berparas cantik seperti Ishara setelah kembali di pertemukan dengan mantan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. “Aku Demam”
Brakk!
Agaskara melempar sekaligus memukul meja di depan dengan tangan beserta berkasnya yang menjadi sumber kemarahan nya saat ini.
“Produk sudah di pasarkan, kenapa baru terdeteksi masalah serius seperti ini?!”
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu hanya terdiam takut akan kemarahan sang bos sekaligus merasa bersalah akan kecerobohan nya.
“Tidak ada yang bisa menjawab?” Suara bariton penuh penekanan akan amarah itu kembali terdengar setelah beberapa saat hening.
Napas berat Agaskara yang terdengar membuat suasana semakin tegang.
Seorang pria berdiri, kemudian membungkuk sesaat sebelum akhirnya berucap. “Maaf atas kecerobohan tim kami, tuan”
Pria itu kembali membungkuk penuh penyesalan atas kecerobohan tim nya kali ini, dan untuk pertama kalinya.
“Sebelum di pasarkan kami sudah melakukan tes berulang kali akan kinerja dan sistem di dalam nya, dan tidak terjadi masalah sedikit pun” Jelas Chord selaku ketua tim IT yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem.
“Lalu apa ini?” Agaskara melemparkan berkas tersebut tepat di depan Chord dengan amarah tertahan nya.
“Sebelumnya mohon maaf menyela, tuan” Ishara berdiri sekaligus membungkuk hormat pada sang bos. Menatap wajah penuh amarah itu, Ishara menarik napasnya dalam.
“Ini semua juga karena kecerobohan saya yang tidak memperhatikan kinerja tim IT, dan kami akan segera memperbaiki sistem yang rusak itu agar tidak merusak harga pasaran”
Tidak langsung menjawab, Agaskara kini kembali duduk dengan tangan yang melonggarkan dasinya.
“Kalian tau berapa kerugian yang harus di tanggung akibat kegagalan sistem ini?”
“Menurut data yang di kumpulkan dalam waktu belum satu hari ini, kerugian perusahaan mencapai angka 754 juta dollar dan juga penilaian buruk para customer berulang membuat penjualan beberapa barang yang juga baru di luncurkan semakin menurun” Jelas Zeo seraya menampilkan sebuah garis yang terlihat memusingkan.
Belum genap satu hari tetapi kerugian sudah sebesar itu? Tentu karena harga barang yang di pasarkan saja sangat bernilai begitu pun dengan fungsi nya.
Dan kini tidak ada yang berani bersuara lagi setelah mendengar penjelasan Zeo sang sekertaris kepercayaan bos nya itu.
Sampai akhirnya Ishara yang semula diam mengutak-atik layar tab nya, kini mengangkat tangan nya berniat memberikan pendapat.
“Bagaimana jika kita menarik kembali Eairboct yang sudah di pasarkan itu? Kemudian menariknya kembali dari para customer yang sudah membelinya dan mengganti dengan Cearst?”
Sejenak Ishara memperhatikan ekspresi orang-orang di sekitarnya termasuk sang bos sebelum kembali berucap.
“Jika di bandingkan tentu harga Cearst lebih mahal di bandingkan Eairboct, hanya saja seperti cara ini yang bisa kita lakukan agar kembali menarik kepercayaan customer sekaligus fungsi keduanya hampir sama walaupun Cearst lebih unggul dua kelas di bandingkan Eairboct”
Orang-orang di dalam ruangan itu terlihat memfokuskan matanya pada tab yang juga berada di tangan nya, melihat barang yang baru saja Ishara jelaskan.
Sebelum akhirnya beberapa orang di sana terlihat mulai menimang saran dari Ishara, menatap saling bergantian hingga akhirnya salah satu nya berbicara.
“Apa ini tidak memakan waktu?” Tanya pria bernama Horjic selaku manager pemasaran itu.
“Mungkin cukup memakan waktu, tetapi jika tidak melakukan hal seperti ini. Apa yang lain memiliki saran lain?” Jawab Ishara yang juga memikirkan jangka waktu yang di perlukan.
Secara barang yang baru saja di pasarkan itu sudah tersebar di berbagai penjuru dunia, tentu membutuhkan waktu untuk menggantinya.
“Hanya ada waktu satu Minggu lagi sebelum libur akhir tahun, saya rasa ini tidak akan selesai dalam waktu itu. nona Ishara” Lagi, Horjic kembali mengeluarkan pendapat nya yang membuat Ishara cukup geram.
“Pria ini, tidak mau kerepotan!” Batin jengkel Ishara.
“Saya rasa saran nona Ishara cukup bagus” Agaskara yang sedari tadi diam kini bersuara.
Menatap Ishara dengan senyum teramat tipis kemudian menatap datar orang-orang disekitar nya.
“Saya putuskan seperti ini, dan semua mulai bekerja ekstra agar tidak menganggu waktu libur akhir tahun kalian!”
Agaskara yang telah menetapkan keputusan nya kini berdiri, menatap Zeo selama beberapa saat sampai pada akhirnya Zeo mengangguk seakan mengerti dengan tatapan sang bos yang setelahnya langsung keluar dari ruang meeting tersebut.
“Semuanya bergerak dan kerahkan setiap tim untuk memproses pengembalian serta penarikan Eairboct sebelum waktu libur kalian terganggu!” Perintah tegas Zeo.
Para petinggi dan ketua tim di perusahaan raksasa itu langsung mengangguk setuju kemudian membungkuk sekilas sebagai tanda hormat.
“Rapat selesai, mulai berkerja”
Di saat orang-orang mulai keluar dari ruangan itu, Ishara yang baru selesai membereskan barang-barang nya dan berniat keluar juga.
Tetapi langkahnya terhenti saat Zeo kembali bersuara.
“Tuan menunggu anda di ruangan nya, nyonya” Ucap pelan Zeo dengan kepala menunduk hormat.
Ishara menatap sekeliling, sudah tidak ada orang lagi.
“Untuk apa?”
“Tuan memerintahkan saya”
Tidak banyak bertanya lagi mau ataupun tidak, pada akhirnya Ishara pun melangkah memasuki lift menuju lantai teratas gedung pencakar langit itu.
Tokk.. Tokk..
“Tuan?”
Zeo mengetuk sekaligus meminta izin pada sang pemilik ruangan dengan Ishara yang berada di belakang nya.
“Masuk”
Setelah mendapatkan perintah Zeo kemudian menyingkir dan mempersilahkan Ishara untuk masuk ke dalam.
Tanpa basa-basi lagi Ishara pun langsung memasuki ruangan itu, pintu yang awalnya terbuka kini sudah di tutup kembali oleh Zeo yang berada di luar sana.
“Huuft..” Ishara menghela napas nya panjang. “Selamat siang tuan, ada perlu apa memanggil saya?”
Kursi kerja Agaskara yang semula membelakangi nya kini berbalik yang langsung di hadapkan oleh tatapan pria itu.
“Aku demam”
Mulut Ishara sedikit terbuka dengan tatapan bingung nya, wanita itu melongok saat mendengar perkataan yang lebih terdengar seperti aduan.
“Aku demam Araaa!!..”
...****************...
bakalan seruu ini mah dua orang adik kaka menyukai satu wanita yg sama
😁👍🌹❤🙏
heheee
kasian ishara terjebak
👍🌹❤😁🙏
cinta othor banyak-banyak 💞😍
waktunya Agas OR Alaska..??
👍🌹❤🙏
"sini Aku tampol kamu yg lagi demam" ujar ishara
hehee 👍🌹❤🙏😍😁
berasa bentar banget ni baca
boleh nambah lagi thor 🙏😁👍🌹❤
trims dari aku ibu² anak 3 🥰💜