Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
"Segitunya kamu membelanya Zain, secinta itu kah kamu?" gumamnya terbata karena sambil menangis hingga terduduk dipinggiran pantai.
"Ambil lah." ucap lelaki tampan yang sedang menyodorkan sapu tangan warna hitam untuk Zulfa. "Hapus air mata mu, tidak usah menangisi yang tidak penting. Kamu canti Fa, kamu bisa mendapatkan kebahagiaan kamu." jelasnya sambil berjongkok dihadapan Zulfa. Zulfa mendongak.
"Kamu tau aku disini dari mana?" tanya Zulfa heran, kemudian dia mengambil sapu tangan yang diberikan oleh lelaki tampan tersebut. Lelaki tersebut bernama Andika, dia teman Zulfa saat di Palopo.
"Aku gak sengaja melihatmu berlari keluar dari Villa itu." tunjuk Andika. "Awalnya aku gak yakin jika itu kamu, Zulfa. Tapi aku terus mengikuti hingga disini. Kalau begitu aku pergi dulu!" pamit Andika merasa tidak enak terlalu ikut campur urusan orang lain.
"Makasih Dika." ucap Zulfa ramah. Mereka berpisah! "Andika makin capek saja, sudah lama aku tidak pernah bertemu dengannya." batin Zulfa memandang punggung Andika yang berlalu dari hadapannya.
Hingga petang Zulfa belum juga kembali, Zain dibuat ketar ketir menunggu.
"Kemana Zulfa? Aku harus mencarinya." gumamnya bangkit dari sofa mengambil kunci motor sewaannya selama di Bali.
"Kamu dimana sih Fa, bikin repot saja." gumamnya pelan.
Berbeda dengan Zulfa yang santai² berjalan dipinggir pantai kemudian dia kembali ke Vila.
"Kok sunyi ya? Zain kemana?" batinnya, Zulfa masuk kamar untuk membersihkan diri kemudian berganti pakaian. Setelah rapi dia menuju dapur karena perutnya terasa keroncongan minta diisi. "Gak ada makanan." dia mengambil ponselnya untuk delivery.
Usai makan malam, Zulfa menonton televisi dengan berselonjoran kaki di atas karpet. Tidak lama kemudian terbuka pintu.
"Huft, ternyata kamu sudah pulang. Kamu dari mana saja sih!" ucap Zain dengan suara cukup tinggi. Zulfa terlonjak kaget, pasalnya permasalahan tadi siang belum kelar sekarang tambah lagi kesalah pahamannya.
"Aku tadi hanya ke pantai saja." jawab Zulfa santai melanjutkan menontonnya, mengabaikan Zain yang masih terlihat kesal. Zain melangkah kan laki menuju dapur untuk minum, dia benar² emosi dibuat Zulfa.
Setelah cukup satu minggu di Bali mereka berdua pulang dengan keadaan yang masih selalu salah paham.
"Gimana honeymoon nya sayang?" tanya Ibu Rianti pada menantu kesayangannya. Ketika tiba dirumah keluarga Wijaya, Zulfa sudah dicecar pertanyaan. "Semoga cepat hamil ya! Ibu sudah ingin punya cucu." ucapnya lagi. Zulfa hanya tersenyum.
"Iya bu." jawab Zulfa singkat. "Gimana mau jadi bayi bu, Zain gak mau menyentuhku lagi." batin Zulfa. "Ibu Zulfa masuk kamar ya!" pamitnya pada ibu mertua.
"Masuk lah, susul suami kamu." ucap ibu ramah dengan senyum bahagia. "Semoga langgeng pernikahan kalian." batinnya.
"Siapa yang datang bu?" tanya Zainal keluar dari kamarnya.
"Adik kamu sama isterinya." jawab ibu. "Kamu kapan honeymoon? Ajak juga isterimu berlibur nak! Kalau kerja terus bagaimana kalian bisa akrab?" tanya sang ibu. Ibu melangkah menuju sofa depan televisi yang diikuti oleh Zainal.
"Bu, aku rencana mau pindah ke perumahan ya!" ucapnya hati² ketika sudah duduk dengan tenang. Ibu baru duduk langsung menatap Zainal tajam. "Nanti kami juga akan pergi liburan bu kalau pekerjaan sudah berkurang, sekarang masih menumpuk." usai mengucapkan itu, Zainal pamit untuk kembali ke kamar menemui sang isteri. Ibu Rianti hanya geleng kepala melihat tingkah Zainal yang sibuk dengan usahanya sendiri.
"Zain, aku minta maaf jika dalam hubungan kita selalu terjadi kesalah pahaman." ucap Zulfa tiba² saat mereka sedang duduk bersantai dipinggiran kasur.
"Hhmm." jawab Zain tanpa menoleh sedikit pun, Zain fokus pada ponselnya.
"Zain, aku ini bicara serius." ucap Zulfa lagi sambil menatap Zain kesal karena diabaikan.
"Zain, coba lihat aku sedikit saja! Kita sudah menikah Zain." ucapnya kesal sambil merebut ponsel Zain.
"Kamu kenapa sih Fa?" tanyanya heran, Zain merasa Zulfa sok akrab. Padahal memang seharusnya sebagai suami isteri harus mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
"Aku lagi bicara Zain, kamu mengabaikanku." ucap Zulfa menahan marah. "Kalau kamu gak cinta sama aku, aku maklum Zain. Tapi hargai hubungan kita Zain, pernikahan kita yang sakral." ujar Zulfa kesal menahan amarah dan tangis bersamaan.
"Terserah. Ini yang gak ku suka! Kamu bisanya marah²." jawab Zain mengambil ponselnya dari tangan Zulfa. Zain keluar kamar dengan membanting pintu cukup keras! Hingga Zulfa terlonjak. Zulfa pun keluar menggunakan mobil yang terparkir digarasi dengan melajukan kendaraan yang cukup kencang tanpa arah. Saat diperjalanan tiba². Bam....
***
Di Morowali Diana sudah mengajukan surat permohonan supaya diterima menjadi dosen di Kampus baru yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Morowali. Diana juga mendaftar di sekolah² yang dekat dengan tempat tinggalnya.
"Alhamdulillah, semoga aku betah disini." gumamnya pelan sambil membaringkan badan di atas kasur. "Ibu, ayah, dan adik apa kabar ya?" tanyanya dalam hati kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi sang ibu.
"Halo bu, apa kabar?"
"Kabar ibu baik, ayah dan juga adik kamu sehat nak. Kamu apa kabar di Morowali?" tanya sang ibu, bahagia anaknya menelfonnya.
"Aku baik bu. Doakan Diana supaya diterima kerja disini bu." ucap Diana kepada sang ibu.
"Tentu nak, ibu akan doakan kamu setiap saat nak." jawab ibu ramah. "Jaga kesehatan kamu ya! Ibu mau pergi pengajian nak." pamit ibu pada sang anak.
"Baik Ibu." jawab Diana singkat kemudian menutup sambungan telfonnya.
***
Terima Kasih yang sudah mau mampir dan memberikan like, komen, subscribe, bintang, dan membaca karya Hani dari BAB 1 hingga selesai.
Thor hobby nulis, jika memang karya ini tidak sebanyak pembaca dikarya lain Thor maklum, Thor juga gak mau maksa supaya kalian mau menjadi pembaca setia Thor, karena Thor sadar bahwa karya Thor masih abal-abal.