pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruy kamra Berguru Dengan Den Anyar
den anyar. sang assasin tarian bunga.
Pada hari yang cerah itu. mereka berkumpul untuk merencanakan sesuatu, Ruy kamra menyuruh sin untuk masuk ke dalam Kerajaan. sementara mereka, Ruy, Tora Dewi sanca dan Den anyar. bergegas pergi ke hutan, yang terletak tak jauh dari luar ke kerajaan, mereka berlindung dari incaran para pereman itu.
"baiklah. jika itu permintaan tuan Ruy, aku yang akan mencari informasi lebih lanjut." ucap sin.
Sin pun pergi meninggalkan mereka, sin menjelma menjadi kucing hitam untuk menyusup ke kerajaan.
Ruy kamra tampak lesu, ia terpikirkan merasa tak percaya, bila bertemu dengan pamanya. Tora, Dewi sanca dan den anyar merasa bingung dengan sikap Ruy kamra.
"tolong tinggalkan aku sendirian." ucap Ruy kamra.
"Ruy kamu kenapa ? Apakah kau urung menjadi pendekar karena melawan sang legendaris ? Jika bukan dia lawanya, kau akan di sukai semua gadis di kerajaan." ucap Tora.
"dasar bodoh ! pikiranmu selalu saja wanita !" teriak Dewi sanca marah kepada Tora.
Dewi sanca dan Tora meninggalkan Ruy kamra. tetapi, tidak dengan den anyar, Ia ingin menanyakan sesuatu kepada Ruy kamra.
"Ruy, dari mana kau kenal cut Fatimah." ucap den anyar.
"aku bertarung melawan nya dan ia melepaskan gelang ini kepadaku, dia berkata. jika suatu saat nanti ia lupa denganku, maka tunjukan gelang ini kepadanya." ucap Ruy kamra.
"aku tinggal di ke kerajaan. namun, aku tak di sini lagi, keluargaku di bantai ketika kami melakukan perjalanan di luar ke kerajaan, kami di tuduh sebagai pemberontak." ucap den anyar.
"benarkah ?" tanya Ruy kamra.
aku bertemu dengannya, ia membantu ku. Ia mengalahkan semua orang itu seorang diri. Aku kagum dengan dirinya, sekarang aku adalah murid cut Fatimah. " ucap den anyar.
"lalu, kenapa kau masuk ke kerajaan ini jika kau sudah pergi ?" tanya Ruy kamra.
den anyar menghelakan nafasnya." aku mencari informasi, siapa di balik otak pembantaian keluargaku." ucap den anyar.
Ruy kamra terdiam sesaat dan den anyar melanjutkan lagi perkataanya.
"Ruy, nama asliku adalah Zahra, aku mengikuti ajaran cut Fatimah, ayahnya seorang kiyai, di sebuah desa tersembunyi. Tuan Abdullah mengantikan namaku menjadi Zahra. Mereka menyambut hangat diriku yang sebatang kara ini, aku sudah di anggap sebagian dari keluarga mereka." ucap den anyar.
"ajaran ? Dari mana asal cut Fatimah ?" tanya Ruy kamra penasaran.
"cut Fatimah berasal dari tanah persia. 10 tahun yang lalu, mereka menyebarkan ajaran agama Islam di negri ini. Namun, mereka di tolak dan di tuduh menyebarkan ajaran yang tak benar. Ayah Fatimah bernama kyai Abdullah, sebagian warga persia yang menyebarkan agama Islam di usir dari negri ini. Yang bertahan hanyalah tuan Abdullah." ucap den anyar bercerita.
mendengar cerita den anyar. penasaran terhadap cut Fatimah bertambah, ia ingin sekali mengunjungi tempat cut Fatimah.
"bisakah kau mengajakku ke tepat cut Fatimah berada ?" ucap Ruy kamra.
"maaf Ruy, aku harus merahasiakannya namun. aku sudah percaya kepadamu karena cut Fatimah telah memberikan gelang kesayangan kepadamu." ucap den anyar tersenyum.
Den anyar melemparkan sebuah gulungan kepada Ruy kamra. "ini akan berguna untukmu."
Ruy pun membuka gulungan itu." ini sebuah peta ?"
Den anyar memberikan peta terhadap ruy kamra, lengkap dengan gambar sebuah titik. dimana, desa-desa dan jalan menuju semua ke kerajaan. Mulai dari semenanjung barat hingga ke kerajaan Utara dan selatan.
"itu adalah gulungan dari cut Fatimah, dan itu adalah salinan ku. aku memegang satu lagi. simpanlah, itu berguna untukmu Ruy." ucap den anyar.
Ruy kamra sangat penasaran dengan cut Fatimah beserta keluarganya, ia berniat akan mengunjungi desa tersembunyi cut Fatimah.
"terima kasih den anyar." ucap Ruy kamra tersenyum.
"hey, aku lihat. kau bisa membuat sihir api Ruy, kau hebat, bisakah kau tunjukan kepadaku kekuatan tadi." ucap den anyar tersenyum.
Ruy kamra mengangguk, ia mengeluarkan Api di tanganya dan menunjukan kepada den anyar. den anyar terkesima melihat kemampuan Ruy Kamra.
"aku juga bisa." ucap den anyar.
den anyar, mengeluarkan pedangnya. Ia mengeluarkan tarian bunga, sekali tebasan nya mengeluarkan harum bunga. Ruy kamra terkagum melihat keahlianya itu.
"waw, anyar. apakah kau dilatih oleh cut Fatimah ?" tanya Ruy kamra.
"ya, aku dilatih keras oleh cut Fatimah, keahlianku adalah racun bunga." ucap den anyar tersenyum.
"lihat Ruy." ucap den anyar.
Den anyar menebas batang yang ada di dekatnya. "ini adalah tarian bunga matahari."
Den anyar menebas batang itu, tebasnya mengeluarkan harum bunga. namun seketika, membuat batang itu kering dan mati.
"aku mohon. ajarkan aku keahlian berpedang." ucap Ruy memelas.
den anyar tersenyum. " baiklah !" ucapnya.
"kau berbeda sekali dengan gurumu, ia dingin dan tak peduli sedikitpun." ucap Ruy kamra.
"itu semua ada alasan tertentu Ruy." ucap den anyar.
Ruy kamra di beri pedang oleh den anyar, ia berlatih menghadapi den anyar. "ingat ! keahlian seorang assasin adalah dengan berpedang, bukan mengandalkan ilmu sepenuhnya." ucap den anyar.
Den anyar mengeluarkan tarian." kau harus mengikuti ku." ucap den anyar.
Ruy kamra mengangguk mengerti. ia fokus berlatih mengikuti gerakan den anyar, Dewi sanca dan Tora melihat apa yang mereka kerjakan.
"hey kau tak mau mengajarkanku !" teriak Tora.
"sepertinya tak cocok untukmu tor." ucap Ruy kamra tertawa.
"apa..! Kau meremehkan ku Ruy." teriak Tora.
"yasudah, ayo ikuti aku." ucap den anyar.
Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh. sedangkan Dewi sanca berdiam diri ia melatih meditasinya, selagi menunggu sin.
Ruy kamra berlatih dan menghafalkan gerakan den anyar. dan mengingat gerakanya, beberapa jam kemudian, Ruy kamra mengingat semua gerakan tarian yang di peragakan itu.
"Waw Ruy, kau sungguh cepat menghafal ketimbang Tora, kau memiliki bakat seorang assasin juga." ucap den anyar.
"sudah lah Tor, kamu Memeng cocok main air." ucap Dewi sanca tertawa.
"kurang ajar ! Akan aku tunjukan kalo aku bisa ! " Teriak Tora.
"hihi.. yasudah semangat Tora." ucap den anyar.
Tora sangat senang di beri semangat seorang gadis cantik. Ia merasa salting kepada den anyar.
siang dan malam, Ruy kamra melakukan gerakan indah itu. akan tetapi, ia masih kaku dengan gerakan tarian pedang. Den anyar melihat kegigihan Ruy kamra ia sangat sakit dan kagum melihatnya.
"Ruy, sekarang peragakan tarian pedang ke 1" ucap den anyar.
tiba-tiba Ruy kamra mengatur nafasnya ia memegang kedua sisi pedang di hadapannya. Seketika, pedang itu mengeluarkan api. Ruy Kamra memperagakan tarian pedang.
"wow, Ruy kau hebat." ucap Tora dan Dewi sanca.
Ruy memiliki bakat, ia dinamakan sebagai tarian pedang matahari. Ia mencampurkan energi apinya dan berpedang dengan baik.
Ruy Kamra melompat menebaskan pedangnya. Seketika, api bergejolak menerangi sisi hutan.
"Ruy jangan ceroboh." ucap Yon.
"biarkan saja ia berlatih." ucap rayga.
"sekarang, kau telah memasuki dunia assasin Ruy." ucap den anyar tersenyum.
"aku sangat berterima kasih, Kepadamu. karena kau telah mengajarkanku tarian yang indah, serta cara berpedang yang baik." ucap Ruy kamra senang.
Ruy kamra beristirahat Dan Mereka menantikan kabar dari sin.