NovelToon NovelToon
Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:5.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Andreane

Jihan, harus memulai kehidupannya dari awal setelah calon kakak iparnya justru meminta untuk menggantikan sang kakak menikahinya.

Hingga berbulan-bulan kemudian, ketika dia memutuskan untuk menerima pernikahannya, pria di masa lalu justru hadir, menyeretnya ke dalam scandal baru yang membuat hidupnya kian berantakan.

Bahkan, ia nyaris kehilangan sang suami karena ulah dari orang-orang terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

04:40 pagi, aku bangun dan langsung melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim. Semalam mas Sagara tidak tidur denganku, itu bagus sehingga tidak perlu ada drama yang nantinya mungkin akan menimbulkan kegaduhan.

Tak ingin mendapat penilaian buruk dari mama Rahma, selesai ibadah akupun langsung mengarahkan kaki menuju dapur, ku lihat mama sudah duduk di meja makan tengah meneguk air putih.

"Selamat pagi, mah!"

"Selamat pagi, Ji. Duduk sini Ji, mama mau tanya"

Seketika keningku mengerut mendengar nada bicara mama.

"Ada apa, mah?" Tanyaku sangat penasaran, menarik kursi makan lalu duduk.

"Tadi malam pas mama mau ke kamar Lita, mama lihat Sagara di kamarnya, kalian tidur pisah-pisah?"

"E-enggak mah, malam tadi memang mas Sagara pamit mau beresin barang-barang yang ada di kamarnya, tapi tengah malam pindah kok"

"Tapi barusan mama cek ke kamarnya, dia lagi tidur di sana?"

"Mungkin pindah lagi karena memang belum selesai"

"Tapi kalian baik-baik saja kan?"

"Baik kok mah"

"Syukurlah"

Lalu hening.. Dari raut wajah mama, beliau sepertinya masih belum puas dengan jawabanku. Tak ingin membuatnya larut dengan prasangkanya, aku merubah topik pembicaraan.

"Mau sarapan apa pagi ini mah?"

"Oh iya" Mama melirik jam di dinding. "Sudah jam lima ternyata, coba mama lihat di kulkas ada apa" Wanita itupun bangkit dan melangkah ke arah kulkas.

"Kamu biasanya sarapan apa sama bundamu, Ji?"

"Masak nasi mah, sama sayur dan lauk"

"Berati kita sama ya. Papah juga maunya sarapan nasi kalau pagi"

Aku berjalan ke arah westafel untuk mencuci tanganku.

"Kita oseng pare campur udang, Ji. Lauknya goreng ikan nila. Ini ada cumi-cumi enaknya di apain, sayang?"

Mama mengatakan itu seraya mengeluarkan bahan-bahan yang mau di masak dari dalam kulkas.

"Cumi-cuminya di masak pedas manis enak juga mah"

"Ok deh"

Aku meraih ikan yang sudah di cuci bersih untuk ku cuci ulang sebelum di bumbui. Sedangkan mama mencuci beras yang baru saja di ambil tadi.

"Kamu biasa masak gini sama bunda ya, Ji?" Tanya mamah setelah lebih dari sepuluh menit kami sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Iya mah"

"Bagus itu, dari pada Lita, males banget ke dapur kalau nggak di paksa-paksa"

"Sudah cape mungkin mah" Sahutku, kali ini sambil membalur ikan dengan bumbu yang sudah ku ulek tadi.

"Iya juga, mama juga kadang maklum, tapi kalau tiap hari bikin gemes. Mama penginnya dia tuh bisa masak apa aja, biar nanti kalau punya suami dan tinggal sama mertua nggak kaget, suami juga pasti senang kan kalau istrinya pandai memasak"

"Yang penting bisa dikit-dikit kan nggak apa mah, aku juga bisanya cuma oseng-oseng, tumis-tumis sama goreng-goreng doang. Masih belajar juga mah"

"Bagus itu, mau belajar di tengah-tengah kesibukannya"

Larut dalam obrolan, tahu-tahu masakan selesai di olah. Aku menatanya di meja makan, tak lupa mempersiapkan piring, sendok serta air minum.

"Sagara biasanya duduk di sini, Ji" Mama menunjuk kursi di sampingku. "Nanti kamu duduk saja di sebelahnya, mama sama Lita bersebrangan dengan kalian, dan papa di ujung meja"

"Iya mah"

"Kalau sudah kamu mandi dulu, siap-siap buat ke kampus, mama juga mau bantu papa siap-siap"

"Iya"

Sebelum pergi, mama mengusap punggungku lembut. Selang tiga menit, aku turut meninggalkan meja makan untuk bersiap.

***

Satu persatu penghuni rumah mulai keluar dari kamarnya masing-masing.

Saat aku ke ruang makan, di sana sudah ada Lita yang sedang duduk sambil bermain ponsel.

Baru saja aku hendak duduk, papa dan mama muncul dan langsung menempatkan diri di kursinya masing-masing.

"Kamu mau ke kampus kan, Ji?" Tanya Lita, tanpa melihatku.

"Iya"

"Kak Saga ada kepentingan di kampusnya, nggak bisa antar kamu katanya, jadi dia nyuruh aku buat antar kamu"

"Kalau kamu sibuk, aku bisa berangkat sendiri kok"

Mama yang tengah menyiduk nasi untuk papa, langsung melirikku.

"Di antar Lita aja, Ji. Dia juga mau ke kantornya. Lagi pula Sagara sudah memintanya jadi berangkat bareng Lita aja"

Aku mengangguk mengiyakan, lalu menerima uluran centong nasi dari tangan mama.

"Selamat pagi, pah, mah" Sapa mas Sagara yang tiba-tiba muncul kemudian langsung duduk menghadap mamah.

"Selamat pagi" Jawab Papa dan mama kompak.

"Hari ini ada agenda apa di kampus, nak? Bukankah sudah tidak ada jam kelas?" Tanya mama menatap putranya.

"Hari ini cuma mau pamitan sama dekan, rektor dan para dewan dosen aja"

"Oh, berati nggak sampai siang?"

"Enggak"

"Jam berapa pulang?"

"Belum tahu, mah. Biasanya ngobrol dulu sama teman-teman sampai lupa waktu"

Aku menyerahkan piring yang sudah ku isi nasi beserta lauk ke hadapan mas Sagara.

Sejujurnya aku sedikit heran dengan kalimatnya tadi. Detik itu juga aku bertanya-tanya kenapa kok ada acara pamit segala dengan para dosen di kampusnya. Memangnya dia mau kemana? Apa ada tugas ke luar kota, atau apa?

"Kalau kamu pulang jam berapa nanti, Ji?" Pertanyaan mama jelas di tujukan padaku, dan seketika lamunanku pun buyar.

"Jam sebelas mah, tapi kayaknya mau cek toko setelah dari kampus"

"Jadi mau di jemput di tokomu? Jam berapa?" Tanya mas Sagara sebelum menyuapkan sendok ke mulutnya.

"Iya, tapi kalau mas sibuk, nggak usah jemput nggak apa-apa, nanti aku bisa naik taksi"

"Mau di jemput jam berapa?" Pertanyaan yang di ulang, itu artinya dia tak terbantahkan.

"Jam empat kalau mas nggak sibuk"

"Sudah tahu kan kalau Lita yang akan mengantarmu"

"Sudah"

Tak ada pertanyaan lagi darinya. Kami sama-sama melanjutkan sarapan tanpa banyak mengobrol. Lita sendiri selama sesi sarapan tadi sama sekali tak mengeluarkan suara apapun.

Bersambung

1
Galih Pratama Zhaqi
teman ranjang dong jdnya ji 🤣🤣🤣
there
Luar biasa
Moertini
mantap asyik sudah tamat terimakasih thor berakhir bahagia keluarga Jihan dilanjutin terus berkarya semangat
Moertini
mantap seru asyik terimakasih thor sudah tamat Sagara bersama Jihan hidup bahagia bersama putrinya juga dan keluarga besarnya dilanjutin terus berkarya thor semangat
Sriutari
lama2 eneg juga lihat sifat Jihan.. terlalu lebayyyyyyyyy
Anne: stop baca aja ya bu.. dari pd makin eneg di next episode 😃
total 1 replies
Ra Ra
ceritanya keren sekali
Anie Pailing
Luar biasa
Enita Nuraini Albina
ini ada lanjutannya ga ka
Anik Hidayat
Luar biasa
Arsen Arsenio
drama banget yg ini makin kesini makin kurang suka alur ny
Dian Ningsih
pak suami mulai yg ngerasain ngidam kali aja
Vivi Noviawati
yahhhhhhh ini sinetron banget dah
sri wahyuni
Kecewa
sri wahyuni
Buruk
Anne: jangan di baca lah
total 1 replies
Aida Maulidina Ariansyah
Kecewa
Aida Maulidina Ariansyah
Buruk
Anne: langsung skip saja nggak usah ninggalin bintang 1.
total 1 replies
Ayu Bidzar
Kecewa
Ayu Bidzar
Buruk
Ita Sylvia
🤞
Ita Sylvia
Lanjuutt sy suka baca ceritanya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!