Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang Istimewa
"Hallo anak hebat, siapa namamu?" Nana mendekati anak lelaki yang berumur 10 Tahun.
Anak itu nampak ketakutan, tubuhnya gemetaran dan menutup kedua matanya, diikuti telinganya. Nafasnya tidak beraturan.
Nanapun memutar instrument yang mampu menenangkan, Nana meneguk teh wangi dimejanya sambil mengamati anak itu.
Dia tidak menyentuh anak itu, tapi dia dengan teliti melihat setiap gerak gerik anak ini. Instrument itu tetap dimainkan dalam ruang yang istimewa itu.
Hanya mereka berdua didalam ruangan itu. Sementara di luar ada petugas pengadilan, polisi dan suaminya Belsazar.
"Aku dulu perna diculik, disekap dan tidak ada yang bisa menolongku. Aku menangis dan berusaha mencari jalan keluar untuk melarikan diri." ucapan Nana yang memperlihatkan ada reaksi dari anak ini.
Anak ini mengangkat kepala dan melepaskan tangannya dari telinga , walaupun matanya tetap tertutup.
"Aku menangis sekeras-kerasnya, kenapa ini harus terjadi padaku. Apakah TUHAN tidak menyayangiku sehingga aku harus menjadi seperti ini?" Nana terus bicara dan mengamati anak ini, karena diapun menangis tanpa suara.
"Dimana aku, mama , papa, aku terus memanggil mereka." Nana berteriak dan terus memancing emosi anak ini. Anak inipun mulai menangis dengan mengeluarkan suara.
"Lalu pintu itu terbuka, tidak . Orang yang menculikku adalah saudaraku."
Anak itu berteriak keras. "Jangan uncle! Jangan uncle Jo, ha! Anak itu menangis keras dan meronta-ronta sambil meneriakkan uncle Jo.
Nana segera memeluk anak itu dan menenangkannya, sementara tim yang berada diluar ruangan segera melakukan pencarian tersangka uncle Jo.
Kevin nama anak berusia 10 tahun yang kedua orangtuanya dibunuh didepannya. Pada saat kejadian anak ini bersembunyi didalam lemari, dan menyaksikan kejadian tersebut.
Tidak lama berselang dr. Pris datang untuk memeriksa keadaan Kevin. Keadaan anak ini baik hanya kejiwaannya memang lagi goyah.
"Nana , sepertinya pendampingan dari kamu yang diperlukan anak ini." ucap Pris.
Pihak pengadilan dan kepolisian berterima kasih atas kerjasama pihak rumah sakit.
Nana dan Belsazarpun segera pamit, sedangkan Pris menulis resep untuk Kevin. Ketika Pris beranjak masuklah dr. Marco.
"Kevin." Namun yang ada di ruangan itu adalah Pris. Marco langsung berbalik dan mencari Kevin, dia juga bertemu dengan petugas pengadilan, ternyata Marco adalah sepupu dari korban Lea Yang merupakan mama Kevin.
Pris kaget tapi juga merasa aneh, karena dia pikir Marco tidak mengenalinya. Prispun dengan langkah cepat menuju mobil, sambil melirik le segala arah, dia takut Marco menyergapnya. Tapi semua itu tidak terjadi.
Prispun kembali ke kediaman Andes. Selain baginya tempat itu aman, dia juga bisa berbicara dengan Nana tentang Kevin.
makan malam seluruh keluaga Andes. Semuanya asik menikmati hidangan, tiba-tiba panggilan vidio dari hpnya Ny. Dorkas dengan tampilan nama Mesakh.
"Hallo cucu Oma yang gembul."
"Hallo Oma Dorkas yang cantik, apa kabar?" suara menggoda dan lucu Mesakh.
Percakapan akrab dengan seluruh keluarga di meja makan, bahkan semuanya bergiliran berbincang dengannya dividio.
"Aunty Pris, kapan datang lagi?"
"Tenang sayang, kalau aunty ke Jakarta pasti mampir."
"Baiklah." jawaban polos dan lucu.
"Mami aunty." sapaannya kepada Nana karena mirip maminya.
"Iya ganteng sayang."
"Mami aunty aku mau dede." sambil mencondongkan bibir imutnya.
"Wow, permintaanya hebat sama mami aunty." sahut Belsazar.
"Papi uncle, aku mau dede."
Semuanya tertawa dengan si gembul yang membuat suasana menjadi hangat.
"Iya, nanti mami aunty dan papi uncle berusaha yach sayang." mencondongkan bibirnya ke Mesakh.
Percakapanpun akhirnya selesai, Belsazar bersama Papa Yehuda dan uncle Yusuf mengambil ruangan tengah untuk berbincang soal bisnis.
Mama Milkha dan aunty Dorkas serta oma Hada mengambil tempat di taman samping rumah. Sedangkan Pris dan Nana mengambil tempat di ruang baca untuk bisa membahas Kevin.
"Na, apa kamu merasa jika pelakunya adalah uncle dari Kevin?" tanya Pris.
"Aku yakin. Karena reaksi Kevin tadi secara tiba-tiba. Anak yang diam karena takut, akhirnya bisa mengungkapkan kejadian itu." tegas Nana.
"Jujur, tadi aku bertemu dengan unclenya tapi bukan Jo. Orangnya ku kenal baik dan dia juga adalah seorang dokter."
"Sahabatmu?" menatap dengan penasaran.
"Kenalan lama saja. Tidak istimewa."
"Pris, jangan lupa. Kau tau profesiku, aku bahkan mampu menggalinya hanya dengan komunikasi." sambil tersenyum.
Pris tersenyum yang menyiratkan sesuatu, dan perlahan-lahan meninggalkan ruangan, dan mereka kejar-kejaran di rumah itu.
Semuanya heran dengan tingkah dokter dan Psycolog anak ini , karena telah berubah menjadi taman kanak-kanak.
"Cucu-cucu perempuanku selain cantik, pintar, banyak penggemar tetapi mereka setia dengan pasangan masing-masing.
Pris, berdiri dibalkon kamar Sadrakh. Yang sekarang ditempatinya. Memandang langit yang indah.
Mataku tertuju padamu
Hatiku takkan berubah
Jarak yang terpaut hanyalah ujian
Aku tetap pegantinmu dalam iman
Disaat rindu ku berdoa
Menutup mata memimpikanmu
Hai mempelaiku
Cintaku dalam ruang abadi
Seseorang dari kejauhan menatap cinta yang jauh, wanita yang dijaganya secara diam seperti bayang, menebus kesalahan dan memperbaiki diri.
Sepasang mata itupun berlalu pergi meninggalkan kediaman Andes, dalam ruang rindu seorang Marco.
Belsazar masuk ke kamar dan mendapati Nana yang sedang membaca kitab Amsal.
"Ada apa sayang?"
"Aku membaca lagi kitab ini, karena dari sinilah terdapat kekayaan hikmat."
"Benar sekali, tapi sepertinya kamu melupakan permintaan si ganteng gembul." menatap Nana.
Nana langsung diseret Belsazar dan percintaan suami istri inipun terjadi.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
"Marco sudah bertemu Kevin, kesepakatan kita pasti akan terbongkar. Bungkam Jones agar kita aman." suara dari seberang telephone.
"Paman." Kevin memeluk Marco.
Marco membawa ke rumahnya yang sudah ada penjagaan ketat. Kediamannya ini dbeli ketika melakukan kerjasama dengan rumah sakit Harapan Kasih, karena dia tahu akan sering datang ke kota ini.
Marco membawanya tidur, juga menemani Kevin. Dia menghubungi ayahnya juga keluarga besar mereka. Kebetulan Lea tinggal dan dibesarkan oleh Prof.Rudy Suprapto. Karena itu Marco sangat dekat dengan Kevin.
Ayah Kevin adalah Benyamin Kandou pemilik Tambang yang ada didaerah Likupang. Kemajuan pesat tambang ini membawa persaingan diantar keluarga dari papa Kevin.
Tersangka Jones adalah kakak kandung dari ayah Kevin. Karena itu Marco sangat terpukul dengan kejadian ini. Baginya tega sekali seorang kakak membunuh adiknya hanya karena harta. Kisah Kain dan Habel seakan terulang kembali.
Tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar, Marco melihat penjaga yang siaga tidak ada. Diapun langsung menghubungi polisi dan Nathan untuk bisa mendapatkan pertolongan.
Dia merasa jika dia diserang malam ini. Untunglah sistem dari rumah ini di kontrol dengan teknologi, tanpa harus menuju kesetiap pintu dan jendela, semuanya bisa ditutup secara kontrol dari Marco.
Dia mendengar gerakan-gerakan untuk mendobrak pintu, diapun memantau dari CCTV. Apa yang dia lihat langsung dishare ke sosmed. Semakin banyak yang menyaksikan begitu pula pihak yang berwajib.
Sementara pengawal dari keluarga Andes sudah siap, apabila pintu terbuka mereka akan segera menyergap sekitar lima orang berbaju hitam itu.
Namun pihak kepolisian dan pengadilan sudah tiba, jadi lima orang itu langsung melarikan diri dengan motor mereka.
Nomor plat dua motor itu sudah difoto oleh pengawal keluarga Andes dan diserahkan.