" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Bumi
Raksa duduk di salah satu kursi sambil menatap ke arah luar ,ini waktu istirahat jadi dia meluangkan waktu untuk bertemu seseorang.
3 menit menunggu akhirnya orang yang di tunggu terlihat ,Raksa langsung berdiri saat melihat orang yang di tunggu menghampiri nya .
" Maaf sudah menggangu waktu istirahat anda " Raksa formal .
" Tidak masalah " Jawab nya mendudukkan dirinya di kursi .
Ya Raksa memberanikan diri menghubungi sekertaris Bara , tentunya itu tidak muda karena dia harus menghubungi teman²nya untuk memberikan nomor sekretaris nya ,setelah dapat langsung mengirimkan pesan pada pria itu .
Dia tidak mungkin diam saja setelah tahu semua cerita nya,dia melakukan ini bukan untuk Aira tapi untuk Bumi sekalipun Aira mengatakan ayah nya sudah di surga .
Seperti nya tuhan mengerti niat baiknya sehingga pagi tadi Farhan membalas pesan Raksa dan tentunya itu membuat Raksa sedikit lega .
" Embun mau sama Ayah "Ucap gadis kecil saat sekertaris ayah nya menatap nya ,Farhan mengaguk pelan ,lalu meninggalkan kedua pria dewasa itu memilih tempat duduk yang sedikit jauh namun masih bisa melihat bos nya .
"Sebaiknya kita pesan dulu " Raksa menganggukkan kepalanya pelan .
" Maaf apa dia anak Anda " Tanya Raksa menatap ke arah Embun .
Bara menatap Embun lalu mengaguk "ya ,dia putriku" Jawabnya seadanya.
" Cantik , wajah nya sedikit mirip dengan Bumi " Ujar Raksa tersenyum.
" Bumi ? " Bara menaikan kedua alisnya menatap Raksa .
" Ya , keponakan saya anak Aira " Mendengar nama Aira di sebut seketika wajah Bara langsung berubah tegang " Lalu apa hubungannya dengan saya " Tanya Bara datar .
Raksa merogoh ponselnya lalu meletakan di atas meja memperlihatkan foto Bumi pada pria itu .
" Maaf saya tidak bermaksud mengusik rumah tangga anda ,saya melakukan ini semata-mata untuk Bumi ,dia semakin besar dan dia sudah paham jika berbeda dengan orang lain itu kenapa dia selalu bertanya ayah nya di mana ? " Bara masih terdiam dia terus menatap lekat foto Bumi di ponsel Raksa .
" Jika anda berkenan temui dia ,saya juga tidak akan memaksa anda karena saat ini anda sendiri sudah memiliki keluarga " Raksa menarik napas panjang " Baik Aira ataupun anda sudah memiliki kehidupan masing-masing tapi Bumi kalian tidak bisa melupakan kehadiran nya sekalipun kalian tidak inginkan " Lanjut nya .
" Berapa usia nya ? " Tanya Bara rendah .
" 4 tahun " Bara memejamkan matanya pelan lalu menatap ke arah Embun yang duduk diam sambil nonton .
💐
💐
💐
Bara Menyadarkan tubuhnya di kursi kerjaannya pembahasan nya dengan Raksa membuat kepalanya sakit .
Waktunya di kota xx hanya 3 hari dan besok dia harus kembali ke perusahaan pusat karena masalah di sini telah selesai.
Tok ...tok ....
Ketukan pintu menyadarkan Bara sambil menatap ke arah pintu.
Ceklek
" Maaf tuan " Gugupnya lalu masuk dalam ruangan itu tidak lupa menutup pintu.
" Embun tidak ada " Ucap Bara saat Aira menatap sekeliling nya ,mungkin saja dia mencari embun .
" Ah " Aira langsung salah tingkah karena ketahuan mencari Embun ,entahlah dia sendiri bingung kenapa begitu menyukai gadis kecil itu .
" Duduk " Titah Bara ,lalu berdiri dari duduknya " Ada yang ingin ku tanyakan " Aira menatap ke arah sofa di mana Bara juga berjalan ke arah itu .
" Siapa Bumi " Pertanyaan Bara membuat gerakan Aira terhenti dia langsung menatap ke arah Bara yang sudah duduk sempurna di sofa " Ma-ksud tuan ? " Tanya Aira terbata .
" Bumi Dylan askara , Kau tidak mengenal nama itu ? " Aira menggeleng pelan " Tidak tuan " Bara menghela napas panjang lalu memperlihatkan foto Bumi yang di ambil dari Raksa .
" Kamu benar-benar tidak tahu ?" Tubuh Aira langsung bergetar, kening nya berkeringat dingin " Jawab Aira " Desak Bara.
" Dia anak saya " Jawab Aira memberanikan diri menatap Bara .
" Tuan tidak punya hak apa pun atas Bumi,jika tuan lupa saya akan mengingatkan kembali ucapan anda sebelum meninggalkan saya sendirian di hotel " Lanjut nya menekan setiap ucapan nya .
" Saya ayah kandung nya jika kamu lupa " Entah kenapa mendengar ucapan Bara membuat Aira tertawa .
" Anda memang ayah kandung nya tapi hanya sebatas itu ,jadi saya tekan kan Bumi hanya anak saya bukan anak anda ,tuan juga sudah memiliki Embun bukan ? Jadi jangan mengusik kehidupan kami ,tuan sendiri sudah menikah " jawab Aira tegas .
" Kita lihat nanti ,Apa putraku memilihmu atau aku sebagi ayah nya " Jawab Bara tersenyum miring ,Aira melotot kan matanya tajam ke arah pria itu .
" Dia akan tetap memiliki ku ,aku yang berjuang selama dia dalam kandungan sampai sekarang " Jawab Aira emosi .
🌟
🌟
🌟
🌟
Sejak kembali dari perusahaan Aira mengurung diri di kamar bersama Bumi ,bahkan dia tidak mengizinkan Bumi hanya ke luar sebentar saja .
Aira benar² takut jika sampai Bumi bertemu dengan Bara tapi yang membuat Aira sejak tadi pusing dari mana pria itu tahu tentang Bumi .
Tidak mungkin kan Bara menyelidiki tentang kehidupan nya ? Pekerjaan nya sudah banyak untuk apa dia membuang² waktu hanya untuk mencari kehidupan nya ,kalau pun dia mencari kehidupan tentang nya apa guna nya toh Bara sudah menikah bahkan sudah memiliki putri !
" Tidak mungkin kan " Gumam Aira terbata ,apa Bara akan membawa Bumi .
Tidak !!
Aira tidak akan membiarkan itu ,sejak awal Bara sudah tidak menginginkan putranya lalu kenapa sekarang dia menginginkan Putra nya .
" Aku harus bicara sama Mas Raksa " Ujarnya pelan .
" Bunda " Aira menatap ke arah Bumi tersenyum.
" Iya Mas " Jawabnya lembut .
" Bunda lagi sakit " Aira menggeleng " Bumi dari tadi memanggil Bunda " Aira melotot kan matanya lalu tersenyum.
" Maaf sayang " Jawab Aira tak enak ,karena memikirkan pembahasan nya dengan Bara membuat Aira tidak fokus .
Tok ...tok ..
Penghuni kamar itu menatap ke arah pintu .
" Bunda buka pintu dulu " Bumi mengaguk pelan lalu kembali menyusun mainannya.
Ceklek
" Sudah waktunya makan malam " Ucap sang ipar lembut .
" Iya Mba ,maaf ya jadi repotin Mba " Ujarnya tak enak lalu menatap ke arah kamar .
" Mba duluan saja ,aku tunggu Bumi bereskan mainannya dulu " Lanjut nya lembut .
" Jangan lama ya " Aira mengaguk sebelum akhirnya dia menutup kembali kamar nya .
"Mainannya di bereskan dulu Mas ,sudah waktu nya makan " Tanpa menolak Bumi langsung merapikan mainan nya sesuai tempat nya .
" Nenek masak apa Bunda ? " Tanya Bumi di sela kegiatan nya merapikan mainan.
" Bunda lupa tanya sama ibu tadi " Jawab Aira .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...