Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikahnya Di Undur
Perkara Melvi dan Irene sudah selesai dengan masuknya Melvi ke dalam rumah Adrian.
Melvi uring-uringan, duduk di ranjang Adrian memegangi kepalanya yang pusing. Cuaca memang lagi hujan panas hujan panas, tapi pusingnya Melvi bukan lantaran itu. Sudah badmood gara-gara Galang semena-mena padanya, ketambahan Adrian malah kongko sama perempuan lain. Padahal bentar lagi mereka mau nikah. Terlebih ada sesuatu hal yang ingin Melvi kasih tahu ke Adrian terkait pernikahannya, makanya Melvi ujug-ujug datang kesini.
Gara-gara sedikit lagi mau nikah pula Melvi kalau duduk pengennya di ranjang Adrian terus. Seolah-olah bertamu duduk di sofa depan terasa begitu asing.
"Mas,"
"Hmm."
"Kesini dong, aku pengen ngobrolin sesuatu."
"Nggak ah bukan muhrim."
"Ck! Mas ayo dong kesini. Aku lagi gak mau bercanda."
"Aku gak lagi bercanda Mel. Ini saja pintu depan aku buka biar gak jadi fitnah. Kalau mau ngobrol tuh disini, itu tempat aku tidur, bukan buat ngobrol sama tamu."
Hening. Gak ada sahutan dari Melvi setelahnya, membuat Adrian menerka-nerka ada apa dengan Melvi? marah kah dia padanya? kalau iya, syukurlah.
Tetapi waktu terus berlalu, Melvi belum juga memberi tanda-tanda kehidupan. Mata Melvi terpejam dengan tubuh tergeletak di lantai. Adrian mencoba memeriksa, dia terhenyak saat matanya melihat tubuh Melvi tiduran di lantai.
"Melvi!"
"Mel, bangun Mel."
Di tepuk-tepuk, nggak ada pergerakan. Sepertinya Melvi pingsan dan Adrian segera mencari mala bantuan. Eh tunggu dulu, kalau orang-orang menemui Melvi kenapa bisa di kamarnya, bisa berabe urusan.
Di tengah kepanikan Adrian, Melvi bangun secepat kilat menutup dan mengunci pintu kamar. Cuma dengan cara begini Adrian baru bisa nurut. Melvi gak habis pikir kenapa Adrian tipe lelaki yang harus ditipu dulu baru nurut. Beda banget sama Galang yang langsung acc no debat.
"Haduh kamu tuh apa-apaan si Mel? jangan suka menipu kaya gini. Nanti kalau kebiasaan, mana tahu kamu butuh bantuan beneran gak ada yang percaya."
Peringatan Adrian masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Wanita itu menarik Adrian untuk duduk bersamanya di tepi ranjang.
"Mas, aku lagi pusing banget."
"Pusing kenapa?"
"Sepertinya pernikahan kita diundur sedikit deh, keluarga ku lagi ada masalah. Ibu dapat panggilan dari kepolisian, terduga pencemaran nama baik. Sedangkan Bapak tiba-tiba dipecat dari kantor lantaran dituduh ada main data operasional sarana dan prasarana perusahaan."
Yang dikatakan Melvi benar, sang ibu diperiksa kepolisian karena laporan Galang tentang pencemaran nama baik. Gara-gara congoran emaknya Melvi yang berkoar-koar kalau Galang selingkuh sewaktu masih berumah tangga dengan Melvi, keluarga Galang mendapat kerugian moril.
Emaknya Melvi gak bisa buktiin apa-apa karena dia asal enteng lidah, eh gak taunya Galang malah memperpanjang urusan. Sekali-kali lah ngasih pelajaran sama mulut yang suka semena-mena, biar gak selalu nyakitin perasaan orang lain. Sedangkan Pak Tarjo memang terbukti kesalahannya karena Galang sudah mengumpulkan bukti-bukti sejak lama. Terlebih perusahaan tempat Pak Tarjo bekerja masuk sembilan perusaahan yang menjalin pertalian. Akan sangat Mudah bagi Galang membuka tabir kecurangan tersebut.
Soal hukuman yang diberikan, Galang menyerahkan sepenuhnya kepada pihak perusahaan tempat Pak Tarjo bekerja. Dia hanya sampai sebatas membuka kepalsuan, kemudian Pak Tarjo mendapat sanksi PHK tanpa memperkarakan ke ranah hukum atas pertimbangan masa kerja serta kontribusinya selama ini.
"Yaudah kalau gitu." Jawab Adrian dengan bibirnya berkedut menahan kegembiraan.
"Tapi di undurnya cuma sehari aja Mas. Tunggu sampai Bapak ku siap menikahkan. Gak apa-apa kan?"
"Iya Mel, gak pa-pa. Aku juga belom ngasih kabar ke keluarga. Nanti kalau udah H-1 aku baru mau bilang."
Melvi hanya mengangguk pelan. Dia wanita yang sebodo amat sama keluarga suami. Mau dikenalin mau nggak, yang penting kan nikah sama anaknya. Begitu pola pikir Melvi.
"Mas kamu masak gak? aku laper."
Adrian menarik nafas, "Nggak Mel, masakan ku standar, kamu gak bakal doyan. Pesen pakai ojol aja, Sop Janda mau?"
"Sop Janda Bu Darmi yang viral di Bekasi?"
"Iya, mau gak? biar aku pesenin."
"Mauuu."
...***...
"Lagi ngapain Ra?" Galang bertanya pada Aira yang serius banget lihatin laptop.
"Lagi bikin strategi baru planing buat tahun depan untuk toko Aira Mas. Mas Galang ada yang perlu aku bantu?" Aira mau menutup laptopnya.
"Terusin aja. Saya cuma mau minta ijin ngajak Alea jalan-jalan. Boleh gak?"
"Kemana? sama siapa aja? apakah saya ikut?"
"Ke perusahaan saya. Gak usah Ra, saya perginya cuma berdua doang sama Alea. Saya kepengen lebih dekat dengan anak."
"Oh gitu. Ya sudah saya ijinkan. Hati-hati ya Mas. Oh iya, Alea anaknya super aktif. Saya takut Mas Galang kerepotan nantinya. Pernah laptop saya jadi korban main masak-masakan."
"Tenang Ra, pokoknya aman."
"Baiklah kalau gitu."
...***...
Alea dibawa pergi sama Papa ayang ke ruang kebesaran laki-laki itu. Di ruang presdir, Alea dilepas bebas berkreasi dalam pengawasan anak buahnya. Sambil mengajak anak itu bermain, Galang bertanya-tanya pada Alea.
"Alea, Mama makanan kesukaannya apa?"
"Nasi goyeng Pa."
"Minumnya?"
"Esh Jeyuk."
"Kalau warna yang Mama suka apa?"
"Unyu Pa."
Pulung menyambar, "Ungu mungkin maksudnya Bos." Galang mengangguk.
"Alea, kamu kan semalam bobo sama Mama ya, Mama cerita apa aja ke Alea?"
Alea mikir sebentar.
"Mama cerita si kancil Pa."
Pulung dan yang lain menahan ketawa. Pasalnya mereka tahu maksud Galang bertanya demikian cuma untuk menggali informasi apakah Aira suka menyebut-nyebut nama Galang.
"Pintar banget ci anak Papa ayang. Papa--"
Tiba-tiba Alea mau nangis karena susunan rumah-rumahannya kesenggol anak buah Galang. Si Bapak langsung melototin pelakunya sembari mencari cara menenangkan si anak.
"Tang ting tung ting tang ting tung, tang ting tung ting tang ting tung..🎶" Sambil joget-jogetin tangan. Alea yang tadinya mau nangis malah pelan-pelan ikutan joget. Apalagi Pulung sigap langsung nyetel musik.
Lucu banget anak si Bos.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️