19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Video call
Andita menatap kontak berisikan makanan dan susu barusan diterima oleh office boy karena ia sedang keluar foto copy karena mesin di kantor sedang rusak jadi ia memilih keluar sambil cari jajan pasar.
Perut nya sudah kenyang namun mau bagaimana lagi dia harus memakan nya karena rekannya sesama kantor mengetahui jika itu kiriman dari suaminya.
"Mau di lihat sampai kapan juga masih sama seperti ini. " Tama duduk di hadapannya Andita menatap nya dengan senyuman manis.
"Bisa bantu kapten? Ini aku sudah kekenyangan, aku minum susunya Kapten makanan gimana?" Tawar Andita. Lelaki itu langsung membuka kotaknya dan mencomot lauknya.
"Enak Lo Dit, yakin buat aku?" Goda Tama. Andita mengangguk mengiyakan seperti anak kecil begitu antusiasnya. Tama mengacak rambutnya dan langsung mengambil sendok memakannya lahab. Andita memilih meminum susunya setengah karena kenyang takut jika muntah akan sayang bukan.
"Ada kasus pembunuhan anak-anak, kamu bisa bantu enggak? Ya baca berkas aja lalu kasih masukan." Ucap Tama Samudera disela kegiatannya makan.
"Boleh, aku bantu sebisa mungkin. Sudah lama aku pindah bosen." Keluh Andita.
"Baru juga tiga bulan masih nungguin enam bulan lagi ditambah cuti satu bulan jadi kurang lebih delapan -sembilan bulanan kamu bisa balik ke kami. " Seloroh Tama.
"Ck. Kelamaan Kapten. Bisa jamuran." Andita mencebikkan mulutnya. "La kita mau bagaimana jika perutnya mlendhung bentar lagi kita susah jika kenapa-kenapa pas penyergapan. Suamimu itu mafia, kita bisa habis berurusan dengan nya."
Ucapan Tama membuat Andita terpaku, benar juga suaminya memiliki koneksi kuat. Bahkan bisa menemukan tempat kost nya, Memindahkan dia di kantor dari lapangan beralih ke job desk. Dunia tak adil bagi nya dia yang disia-siakan oleh keluarga lalu ditindas oleh suami yang player.
Orang lain melihat nya menjadi ratu karena diakui di khalayak ramai namun hatinya milik wanita itu. Mengenaskan, Andita tersenyum menanggapinya.
Tama masih makan dan mengajak mengobrol hal remeh bahkan sesekali ia menggoda Andita. "Lihatlah kapten cilok sama Andita, sudah jauh baru berasa dia." Bisik Afnan berbisik-bisik dengan Sena.
"Biarlah, kasian banget. Dasar terlalu jual mahal, jika enggak ingat dia sudah ku tikung dia." Sahut Sena sambil lalu.
Afnan mengangguk sambil mencebikkan mulutnya. "Ck. Yang ada bisa kau di pelonco sama Kapten dan enggak bakal naik pangkat." Timpal Afnan mengikutinya dari belakang.
Andita membuang pandangan kala mendapati Afrizal disana dengan mobil mewahnya, wajahnya yang menyebalkan bagi Andita membuat Andita memilih diam saja.
Andita mengernyitkan dahi kala tangannya di tahan lelaki itu," Berikan kunci motornya, kau ikut aku pulang." Ajak nya.
Suka tak suka ia mengikuti langkahnya menuju ke mobilnya, bahkan dia membuka pintu dan menahan agar Andita tak kepentok atap mobil.
Entahlah Andita hanya bengong melihat kunci motor nya terbang dilempar Afrizal ke lelaki muda, asistennya. Andita hafal dengan lelaki itu. Andita memilih diam saja tak mengerti mengapa dia repot mengurus nya.
Bukankah kekasih nya sudah pulang? Andita memilih membersihkan diri setiba di rumah. Memakai dress rumahan yang agak lebar, ia merasa pakaian nya sudah tak ada yang muat.
Menggunakan skincare nya lalu turun ke bawah, " Boleh minta minum dingin yang seger?' Pinta nya pada pelayan.
"Baik Nyonya mau di antar ke kamar?" Tanya balik sang pelayan.
"Enggak aku ke sana ya!" Tunjuk Anditake taman samping rumah dan di jawab anggukan kepala oleh si pelayan. Andita memilih berjalan menuju ke sana namun ia tertegun, melihat Afrizal VC entah dengan siapa, jelas dia wanita cantik dengan Rambutnya pirang, seksi.
Mengenakan pakaian dinas nampak lekukan tubuh nya jelas apalagi dadanya membusung besar. Andita memilih membalikkan badannya namun diketahui orang yang di ajak bicara Afrizal.
"Sayang dia siapa? Mengapa ada di dekatmu?" Teriaknya. Afrizal menoleh dan mematikan ponselnya, mati.
Menyusul Andita yang duduk di ruang tengah, " Sayang kamu kenapa balik kemari? Enggak gabung sama aku di sana?" Tanya Afrizal duduk di sebelahnya.
"Kenapa ? Masalah? Tenanglah aku tak akan mengganggu mu sama pacarmu! Pergilah jika mau kencan. Emang budak nafsu seperti aku punya hak marah?" Tanya Andita meliriknya sekilas.
Dia memilih melihat trend fashion, hanya iseng melihatnya menggulirkan satu demi satu. Menguraikan kegugupan diri nya, bohong jika ia tak terpancing emosinya. Namun ia sedang hamil harus sabar dan menata mental demi baby nya.
"Nyonya jus nya dan tadi ada buah lengkap jadi saya inisatif buat rujak sama asinan." Ucap pelayan. "Maaf jika lama." Lanjut nya.
"Terimakasih, aku suka. Makasih lagi malas makan pas sekali bumbunya." Jawab Andita sambil melahap rujak juga asinan secara bergantian.
Pelayan itu mengangguk lalu undur diri, Afrizal merasa ngilu melihat kedondong yang putih juga mangga mentah, jelas dia melihatnya dan bisa membedakan buah mengkal dan matang.
Andita memilih makan terus kala Afrizal beranjak pergi," Aku ke ruang kerja dulu. Ada pekerjaan yang harus dilakukan." Pamit nya, hanya kibasan tangan Andita yang memberikan kode. " Pergilah!"
Kesal itu yang dirasakan oleh Afrizal, Andita tidak peduli lagi jika ia selingkuh, ia merasa mampu dan mengacuhkan nya lelaki itu menggaruk kepalanya frustrasi.
Afrizal memilih duduk dan mengerjakan pekerjaan nya satu persatu, pekerjaannya tertunda karena masalah Shania juga Andita.
Di sana Shania mengamuk membuang semua barang-barang bertebaran di mana-mana. Niat VC untuk menggoda Afrizal nyatanya baru beberapa kata lelaki itu menghentikan nya sekarang malah ponselnya dimatikan tak bisa dihubungi lagi.
"Siapa wanita itu, cantik berambut cepak, tanpa make up saja cantik, dada besar Akh. Sial! Mengapa dia punya wanita lain?"
Shania mondar mandir menggigit bibirnya kesal, marah cemburu, " Dia tak boleh berpaling dari ku! Anakku harus menjadi pewaris harta nya. Iya mestinya begitu aku akan ke kantor nya besuk." Batinnya mendoktrin dirinya sendiri.
Lain halnya dengan Andita memilih acuh dengan Afrizal, masa bodoh lah ia mau apa. Yang penting ia hidup nyaman dengan baby nya nanti. Nasibnya memang buruk, keluarga toksin tak suami juga saudara. Bisa apa dia? Nyatanya berusaha menjauh juga dipaksa balik lagi. Apa mesti keluar kota ? Punya uang saja tidak bisa melahirkan selamat Alhamdulillah. Mana bisa kabur dia dalam ikatan dinas. Tak bisa berbuat sekehendaknya paling tidak bisa melaluinya dengan selamat hingga pensiun sebuah prestasi membanggakan.
Andita melanjutkan makan rujaknya, " Wuih seger bener. Pandai juga dia, enggak sia-sia saja uang si buaya. Bisa makan puas karena ada koki hebat yang digaji dia. "
"Disuruh makan ya makan aja, disuruh dhongkrok ya lakuin saja toh juga yang untung banyak aku disini bisa nabung." Gumam Andita.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin