NovelToon NovelToon
Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Siswi Pintar Bekerja Sebagai Bartender

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Pria Bernada

Dulu, nilai-nilai Chira sering berada di peringkat terakhir.
Namun, suatu hari, Chira berhasil menyapu bersih semua peringkat pertama.

Orang-orang berkata:
"Nilai Chira yang sekarang masih terlalu rendah untuk menunjukkan betapa hebatnya dia."

Dia adalah mesin pengerjaan soal tanpa perasaan.

Shen Zul, yang biasanya selalu mendominasi di Kota Lin, merasa sedikit frustrasi karena Chira pernah berkata:
"Kakak ini adalah gadis yang tidak akan pernah bisa kau kejar."

Di reuni sekolah beberapa waktu kemudian, seseorang yang nekat bertanya pada Shen Zul setelah mabuk:
"Ipan, apakah kau jatuh cinta pada Chira pada pandangan pertama, atau karena waktu yang membuatmu jatuh hati?"

Shen Zul hanya tersenyum tanpa menjawab. Namun, pikirannya tiba-tiba melayang ke momen pertama kali Chira membuatkan koktail untuknya. Di tengah dentuman musik yang memekakkan telinga, entah kenapa dia mengatakan sesuatu yang Chira tidak bisa dengar dengan jelas:
"Setelah minum minumanmu, aku milikmu."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keangkuhan Seorang Pemuda

Abis ngusir orang tadi, Chira udah males mikirin hal-hal lain.

Dia masuk kamar, langsung nyemplung ke lautan soal-soal.

Buat Chira, ini cara paling efektif buat ngabisin waktu.

Langit di luar pelan-pelan mulai gelap. Pas dia akhirnya ngangkat kepala buat liat jam, dia langsung bangkit, ngunci pintu, terus keluar.

Tinggal sendirian bikin Chira jarang banget masak. Lagian, dia juga nggak suka ribet masak sendiri.

Selama dua bulan tinggal di sini, dia udah hafal tempat makan di sekitar. Ada beberapa restoran yang makanannya enak dan harganya ramah di kantong. Maklum, daerahnya deket sekolah, jadi cocok buat kantong pelajar.

Salah satu restoran favorit Chira itu namanya Hong Chaguan (Teh Merah).

Namanya sih kayak kedai teh, tapi ini restoran. Yang bikin tempat ini populer, makanannya murah, enak, dan suasananya nyaman.

Interior restorannya unik. Dinding merah dihiasin daun emas, mejanya juga merah, ditambah teko teh merah di tiap meja. Kelihatan banget pemiliknya punya selera.

Setiap meja ada tirainya, cocok banget buat pasangan yang mau ngobrol lebih intim. Tapi ya, Chira ke sini nggak pake drama, cuma buat makan malam doang.

Besok Sabtu, jadi anak-anak SMA kelas 1 dan 2 lagi libur. Restorannya rame banget, kebanyakan pasangan, tapi ada juga yang nongkrong bareng temen-temen.

Chira milih meja kecil buat dua orang, terus mesen menu andalan di situ.

Meski ada tirai, suara dari meja sebelah tetep kedengeran.

“Ipan, si Shen Zul dari SMA No. 1 Kota Lin itu parah banget. Udah sering mainin cewek, sekarang berani deketin cewek lo. Lo nggak panas, apa?”

Chira langsung pasang kuping. Namanya Shen Zul disebut, jelas dia jadi penasaran.

“Shen Zul tuh sampah. Cuma menang keluarga kaya aja. Gue harus tahan sama dia?” suara cowok lain yang lebih kasar kedengeran nimpalin.

“Tapi, Pan, lo nggak usah terlalu serius. Cewek itu gampang bosen. Shen Zul, muka doang manis kayak anak mami, mana bisa dibandingin sama lo yang keren gini. Bilqis cuma lagi salah liat orang aja. Apa Shen Zul bisa bikin dia senyaman lo?”

“Diam!” suara itu makin keras, kayak abis minum alkohol. “Bilqis itu cewek murahan!”

Chira mendadak keinget pas ngeliat Shen Zul ganti baju hari itu. Kalau ada yang bilang dia anak mami, Chira sih no comment. Tapi soal tubuhnya... jujur aja, badan dia keren abis.

Nama Bilqis juga terdengar familiar, tapi Chira nggak inget di mana dia pernah dengar.

“Ipan, gue dengar Shen Zul sering nongkrong di bar Nighthade. Kadang dia sendirian. Mau kita keroyok?”

“Malam ini, kumpulin anak-anak. Kalau gue nggak bikin dia berlutut minta ampun, gue bukan Ipan!” suara cowok itu kedengeran marah sambil ngebanting botol ke meja.

Chira dengerin percakapan mereka sebelum mereka akhirnya cabut, bayar, dan pergi.

Dia nggak liat muka mereka, juga nggak niat buat tau lebih jauh.

Tapi, di tengah rasa cueknya, dia sempet mikir, apa perlu ikut campur urusan ini, atau nggak?

Pas Chira masih galau mikirin mau ikut campur atau nggak, dia denger obrolan lain lagi:

“Eh, Ipan, si Zul itu kenapa ya, kayak orang gila? Berani-beraninya bilang mau hajar lo di wilayah sekolah kita. Dia nggak takut apa, ada yang denger?”

“Otak itu barang bagus. Menurut lo dia punya?”

“Tapi serius, tadi dia bilang lo nggak ada apa-apanya. Lo bisa tahan gitu aja?”

Shen Zul yang lagi denger langsung ngelirik Fajar sekilas. Wajahnya yang biasanya songong banget itu tiba-tiba kelihatan lebih nyindir. “Gue ada apa-apanya atau nggak, lo kok kepo banget?”

Fajar manyun. “... Bro, kita kan udah lama kenal. Gue peduli salah?”

“Mau coba sendiri buat buktiin?”

“... Udah, nggak jadi.”

Obrolan mereka lama-lama makin jauh.

Chira akhirnya selesai makan pelan-pelan, terus bayar dan keluar restoran.

Dia ngehela napas panjang. Ya udahlah, ikut campur urusan orang tuh emang nggak jagoannya dia. Mending fokus sama urusan sendiri aja.

Malamnya, pas Chira lagi kerja di bar Nighthade, dia nggak sengaja liat Shen Zul sama Fajar nongkrong di depan meja bar. Matanya sempat berhenti sejenak.

Dua bocah itu santai banget, seolah nggak ada beban.

“Neng Chira, bikinin gue Long Island Iced Tea,” kata Shen Zul, masih pake seragam sekolahnya. Matanya nyorot tajam, bikin dia kelihatan pas banget sama suasana rame di bar.

Chira cuma ngerutin alis, diem nggak jawab. Dia sempat nyariin sekitar, ngebayangin mungkin dua orang yang tadi dia denger ada di sini. Tapi ya gimana, dia kan bahkan nggak tau tampang mereka.

Dia senyum kecil, ngetawain dirinya sendiri. Apaan sih, ribet banget gue ini.

Fajar, yang duduk di sebelah Shen Zul, juga buka suara, “Neng Chira, lo udah lama kerja di sini, tapi gue belum pernah ngajak lo nongkrong, ya?”

“Nggak usah,” jawab Chira datar, tanpa ekspresi.

Sebenernya, Fajar itu keponakan Pak Ilham, salah satu bos di bar ini. Jadi secara nggak langsung, dia juga bisa dibilang setengah bosnya Chira.

Tapi Chira tetep cuek, mulai ngeracik minuman. Dalam hati, dia mikir, Anak-anak kaya gini nih yang suka cari gara-gara. Jaman gue rebel dulu aja nggak separah ini.

Setelah nongkrong sekitar satu jam, Shen Zul sama Fajar cabut. Mereka kelihatan puas banget udah bikin semua orang di bar tau kalo mereka ada.

Kebetulan, malam itu bar lagi rame banget. Lampu-lampu dan musiknya heboh. Tapi Chira tetep cuek bebek kayak biasa.

Sebelum pergi, dua bocah itu sempet nyengir ke arah Chira sambil dadah-dadah.

Chira cuma bisa mikir, Oke, weekend ini mereka bakal nongol di sekolah pake muka bonyok.

Dulu, dia sempet khawatir Dara, temennya, bakal kalah kalo berantem. Tapi sekarang, dia malah kepikiran Shen Zul, sepupu temennya, yang juga hobi cari ribut. Apaan sih, temen gue makin absurd aja.

Tapi nggak lama setelah itu, Chira ngerasa dia mungkin kebanyakan mikir.

Khawatir dua anak ini dikeroyok di tempat gelap, setengah jam setelah mereka pergi, Chira minta izin buat keluar bentar.

Di sekitar bar Nighthade tuh tempatnya emang lumayan rawan, baik tempatnya maupun orang-orangnya. Chira milih jalanan yang gelap dan sepi.

Akhirnya, dia beneran nemuin mereka.

Chira berhenti di pojokan sebuah bangunan konstruksi. Tempat itu rencananya mau dijadiin hotel, tapi proyeknya ketahan entah kenapa.

Dia berhenti karena denger suara dari arah sana.

“Ipan, lo masih berani sok jago?” Itu suara Fajar.

Chira yang denger itu lega. Kalau Fajar masih bisa bacot kayak gitu, berarti aman-aman aja.

“Bangsat, Shen Zul! Kalau berani, dateng sendirian, jangan bawa-bawa orang!” Itu suara emosi, jelas dari cowok yang tadi disebut “Ipan.”

“Kalau lo boleh bawa tujuh atau delapan orang, kenapa gue nggak boleh bawa satu? Mana adil?” Suara Shen Zul masih santai banget, tapi nadanya tetap songong kayak biasanya.

1
Pria Bernada
tenang kak proses😍😘❤️🔥
Sol Ronconi
Thor, kapan update lagi nih?
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
Rizky Mwe
Terima kasih kepada author, sudah menyajikan cerita indah yang menghibur hati ini.
Yoseph Bambang: ayo mulai bacanovelnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!