cerita ini masih bersetting di Dunia Globus di sebuah benua besar yang bernama Fangkea .
Menceritakan tentang seorang anak manusia , dimana kedua orang tua nya di bunuh secara sadis dan kejam serta licik oleh sekelompok pendekar kultivator .
Trauma masa kecil , terbawa hingga usia remaja , yang membuahkan sebuah dendam kesumat .
Dalam pelarian nya , dia terpisah dari sang kakak sebagai pelindung satu satu nya .
Bagai manakah dia menapaki jalan nya dalam hidup sebatang kara dengan usia yang masih sangat belia .
Bisakah dia mengungkap motif pembunuhan kedua orang tua nya , serta mampu kah dia membalas dendam ? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan Dara Sombong.
Meskipun kenal belum lama, baru beberapa saat, namun sifat manja Swan Niang sudah terlihat. Dia berjalan disisi Cin Hai sambil sesekali memegang tangan remaja itu tanpa canggung, sama seperti yang dia lakukan pada Yi Feng kakak nya.
"Koko Cin Hai, lihatlah, kediaman Koko Ma Qiau ini besar kan?" ujar dara itu.
Cin Hai menatap kesekeliling nya, rumah Ma Qiau memang sedikit lebih besar dari pada rumah Yi Feng.
Seorang dara yang juga cantik, bertubuh tinggi langsing, berambut panjang terurai dibelakang, datang setengah berlari kecil kearah Swan Niang.
"Oi Niang!, kau rupanya, dengan Koko Yi Feng kah?, eh dia siapa Niang?" tanya dara itu.
"kenalkan, dia koko Cin Hai, teman Koko Yi Feng dan Ma Qiau sewaktu di perguruan silat Sin Houw dulu" ujar Swan Niang memperkenalkan Cin Hai pada dara itu.
Dara cantik berwajah manja itu membungkukan badan nya pada Cin Hai.
"Kenalkan, nama saya Swi Lian, moi moi dari Koko Ma Qiau" ucap dara itu memperkenalkan diri nya.
"Saya Cin Hai!" sahut Cin Hai sambil membungkukan badan nya.
Dara cantik bernama Swi Lian itu menatap kearah Cin Hai beberapa saat lama nya.
"Kalau dia memang teman Koko Ma Qiau, kenapa tingkat kultivasi mereka sangat berbeda, Koko Ma Qiau sudah di ranah Alam Ksatria tingkat menengah, sedangkan dia masih di ranah Alam Taruna menengah saja?" tanya dara itu ragu ragu.
Swan Niang yang mendengar pertanyaan dari sahabat nya itu, segera menarik tangan sahabat nya itu untuk masuk kedalam rumah, "ayolah kita bilang sama Koko Ma Qiau, dia pasti kangen dengan Koko Cin Hai"...
Sambil berjalan kedalam rumah, Swan Niang menceritakan perihal Cin Hai yang dia ketahui dari sang kakak Yi Feng.
"Niang!, bagi seorang laki laki, kultivasi adalah harga diri dan martabat, seorang yang tidak bisa berkultivasi, tidak akan miliki martabat dan harga diri, meskipun dia memiliki kecerdasan tinggi. Tanpa kultivasi, semua nya sebuah kebohongan belaka!" ujar Swi Lian memprotes sikap sahabat nya yang cendrung memuja Cin Hai itu. Entah karena apa, semenjak pertama kali melihat Cin Hai, ada rasa ketidak sukaan nya pada anak muda itu, apalagi saat melihat Swan Niang bermanja manja dengan nya, rasa muak muncul di hati nya begitu saja.
Di halaman belakang, nampak Ma Qiau sedang bercengkrama dengan burung burung nya yang cukup banyak di dalam sangkar nya.
Saat melihat kedatangan adiknya bersama Swan Niang, dia menghentikan kesibukan nya, lalu menatap kearah kedua dara cantik itu beberapa saat.
"Koko Ma Qiau!, ada seseorang yang sedang bersama Koko ku di depan, mencari mu" ujar Swan Niang menunduk malu.
Dia selalu malu malu semenjak mengetahui, jika dia dan Ma Qiau sudah di tuangkan semenjak kecil oleh kedua orang tua mereka. Sedangkan Yi Feng juga di tuangkan dengan Swi Lian diwaktu bersamaan, ini janji tuan Li Gong Ji, ayah Li Yi Feng dan Li Swan Niang dengan Ran Jong Jua, ayah dari Ran Ma Qiau dan Ran Swi Lian sewaktu anak kedua mereka lahir. Sebuah pertunangan silang yang aneh.
Ma Qiau menoleh kearah kedua dara cantik itu, "siapa yang mencari ku?" tanya nya.
"Itu, pemuda tidak berguna teman Koko sewaktu di perguruan silat Sin Houw dulu!" ujar Swi Lian dengan kata kata yang tajam.
Ma Qiau menatap kearah adik nya itu dengan wajah tidak senang nya, "maksud mu Cin Hai?" tanya nya.
"Iya!, siapa lagi kalau bukan laki laki tak berguna itu, kenapa Koko bersahabat dengan laki laki seperti itu?, tidak ada lagi kah laki laki lain nya yang dapat dijadikan sahabat oleh mu?" ujar Swi Lian dengan kata kata nya yang sangat tajam sekali.
"Swi Lian!, begitukah watak murid perguruan terkenal seperti Kim Tiauw?, dengan mudah nya merendahkan orang lain, meskipun begitu, dia salah seorang guru ku, aku tidak ingin mendengar kau menghina nya lagi" ucap Ma Qiau marah, sambil melangkah ke ruang depan.
Swi Lian melongo mendengar bentakan kasar dari kakak nya itu. Selama ini, Ma Qiau tidak pernah berkata kasar kepada nya, apalagi sampai membentak nya.
Timbul rasa benci didalam hati nya pada anak muda itu.
"Sudahlah Lian, Koko Ma Qiau benar, besok aku ingin Koko Cin Hai melatih ku, aku juga ingin hebat seperti Koko Yi Feng, lagi pula aku penasaran, benarkan anak muda itu begitu jenius otak nya, Sehingga mampu mengalahkan orang lain meskipun tanpa kultivasi" ujar Swan Niang berusaha menghibur sahabat nya itu.
Namun tiba tiba Swi Lian mendapatkan ide yang dia anggap brilian, dia akan membuka mata kakak nya itu, dengan mempermalukan anak muda itu di depan sang kakak, agar mata sang kakak terbuka pada kebohongan kebohongan yang dibuat anak muda itu. Dia menganggap Cin Hai berusaha menipu kakak nya, dengan maksud maksud tertentu.
"Jangan jangan anak muda itu menipu Koko ku, hanya ingin menggaet diri ku dan Swan Niang, huh dasar gadis bodoh, mau saja di kibuli" runtuk dara itu dalam hati nya, "awas saja nanti, akan kubuat dia malu serta tidak berani lagi menampakan batang hidung nya di dekat Koko ku"...
Dengan hati yang dongkol sekali, Swi Lian berjalan kearah depan, mengekor di belakang Swan Niang dan Ma Qiau dengan wajah tertunduk.
Di ruang depan, Ma Qiau memeluk tubuh Cin Hai sahabat nya yang sudah dia anggap guru itu. Kerinduan nya pada sang sahabat sangatlah besar, setelah sepuluh tahun berpisah.
Ketiga sahabat itu berbincang sambil bercanda riang, melepas rasa kerinduan mereka. Bagi Ma Qiau dan Yi Feng, berkat bimbingan dari Cin Hai lah, hingga mereka tidak lagi pernah di per hinakan di perguruan silat Sin Houw dulu, bahkan menjadi murid yang cukup disegani, setelah dia mengalahkan Yin Mei putri sang Patriak perguruan, yang dianggap paling berbakat di perguruan itu.
"Koko Cin Hai!, kudengar Koko adalah guru pembimbing Koko Yi Feng dan Ma Qiau, aku ingin Koko memberikan sedikit bimbingan kepada ku sekarang" ujar Swi Lian mendesak Cin Hai agar mau melayani barang dua atau tiga jurus.
"Swi Lian!, Cin Hai masih cape, untuk apa kau bersikap seperti itu?" ujar Ma Qiau geram. Dia tahu maksud sebenar nya dari sang adiknya itu.
Swi Lian menundukkan kepalanya, "tidak apa apa Koko Cin Hai, bila memang Koko tidak memiliki kemampuan apapun, tidak usah saja, seorang wanita, pasti akan mendambakan seorang laki laki yang bisa melindungi nya, seperti Koko Yi Feng dan Koko Ma Qiau!" ujar Swi Lian dengan kata kata menusuk nya.
Cin Hai sebenar nya tahu maksud dara cantik namun berhati sombong itu. Dan dia berniat memberi pelajaran kepada wanita yang suka merendahkan orang lain itu.
"Tidak apa apa moi moi, aku tidak keberatan menunjukan kebodohan ku dua tiga jurus pada mu, ayolah, tidak usah sungkan" kata Cin Hai sambil berdiri dan melangkah ke halaman depan.
"Nah Koko Ma Qiau!, kau dengar kan?, Koko Cin Hai saja tidak keberatan, ayolah Koko Cin Hai, tunjukan kehebatan mu yang luar biasa itu, tetapi maaf Koko, tinju tidak memiliki mata, jadi maaf saja bila nanti Koko yang babak belur hingga tidak lagi tampan" ucap Swi Lian pongah dengan kepandaian nya.
"Tidak apa apa moi moi, saya yang bodoh ini memang perlu banyak belajar" jawab Cin Hai merendah.
Kini kedua nya berjalan kearah halaman rumah yang cukup luas itu.
Beberapa pelayan, mengintip penasaran dari samping rumah besar itu.
...****************...