Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibawa ke Mansion
Bruk
Bella melonjak saat menabrak tong sampah yang membuat dirinya ketahuan dari persembunyiannya. Ia kembali berlari dikala pria itu berlari menangkapnya. Hingga ia kembali bersembunyi di balik mobil-mobil terparkir itu lagi.
Saat ia melihat pria itu sudah mendekati dirinya, ia tak sengaja memegang ganggang pintu mobil dan terbuka.
"Mobilnya tidak dikunci," gumamnya.
"Dimana gadis nakal itu," geram pria yang mencarinya.
Dan mau tidak mau, ia memilih untuk masuk kedalam mobil itu dan bersembunyi. Saat ia sudah duduk di bagian bawah, ia mendongak keatas dikala suara berat seorang pria berdehem dibelakangnya.
"Hem. Ngapain kamu disitu?" tanya pria itu dingin menatap arah depan.
"A anda?" pekik Bella melonjak kaget.
"Jalan!" perintah Frans yang mendapat kode dari Albert.
Ya itu Albert bersama Frans. Ia baru saja bersenang-senang dengan wanita pemenuh hasratnya di apartemen. Ralat hanya Albert, sementara Frans ada pertemuan penting.
"A aku mau dibawa kemana?" tanya Bella ketakutan. Ia takut, kalau pria-pria itu sama seperti pria tua yang membelinya.
"Stop!" Seketika mobil berhenti tepat didepan Abi Nugraha. Bella mengerjapkan matanya saat dua anak buah Abi mencarinya.
"Maaf Tuan, gadis itu tidak ditemukan," ucap pria itu.
Plak
Abi menampar wajah anak buahnya satu persatu. "Cepat cari dia! Kalau tidak kalian akan saya hukum!" perintah Abi dengan suara keras. Dan itu membuat Bella, Albert dan Frans mendengarnya.
Bella gemetar karena ketakutan, ia dengan spontan-nya memegang lengan tangan Albert yang kekar.
Deg
Jantung Albert berdenyut hebat. "Tuan tolong saya Tuan! Saya akan dimangsa oleh pria tua itu. Hiks hiks! Papa saya menjual sa--
Seketika Albert mencium bibir seksi kenyal Bella. Hingga sang empu terbelalak dengan mata membola sempurna. Begitupun dengan supir dan Frans juga ikut terkejut dengan serangan Albert yang tiba-tiba.
Dengan sebuah sesapan kecil membuat jantung dan tubuh Bella mengeluarkan keringat dingin. Ini kali pertamanya ia dicium oleh seorang pria.
Bukk
Plak
"Kurang aja sekali anda. Saya hanya meminta tolong untuk membantu saya. Tapi bukannya menolong dengan menyuruh supir anda pergi dari tempat ini, anda malah mencium saya. Anda pikir saya wanita apaan hah?" celetuk bella kesal.
"Ck, jalan!" perintah Albert.
Bella membalikkan tubuhnya menghadap depan dengan tangan menyentuh bibirnya. Jangan lupa jantungnya masih berdegup kencang.
"Seharusnya anda berterima kasih pada dia Nona, sebab dia sudah menyelamatkan Anda dari pria tua itu. Pria itu ada di samping pintu anda dan mengintip masuk kedalam kaca mobil," ujar Frans memberitahu.
Bella melotot, melirik singkat Albert yang bersikap biasa saja disampingnya dengan dingin.
"Mampus aku. Bodoh bodoh! Tapi tak apalah, diakan sudah merampas ciuman pertamaku," batin Bella.
"Maaf Nona. Dimana anda akan diturunkan, kami siap mengantar anda," tanya Frans.
"Sa saya tidak tau Tuan. Sa saya tidak bisa pulang kerumah, saya takut kalau Papa dan Mama saya menyerahkan saya ke orang tua itu," jawabnya menunduk. Bulir air mata terjatuh di dress yang Bella kenakan. Albert yang melihat air mata itu merasa iba.
"Bawa dia ke mansion!" perintah Albert tiba-tiba. Frans tersenyum tipis saat mendengar perintah albert. Sebab baru kali ini Albert memiliki rasa iba. Tapi, apa benar Albert iba pada gadis ini? Entah, kita akan tau nantinya.
Bella yang mendengar ucapan Albert, kembali melongo, "Apa Tuan ingin membawa saya ke mansion anda?"
Albert tak berkata apa-apa, ia kembali diam menatap ke depan, "Nona tenang saja, kami orang baik-baik kok," jawab Frans.
Mendengar itu Bella menjadi lega. Yang terpenting, dirinya bisa menjauh dari orang tua itu. Soal kuliahnya, dia bisa memikirkannya nanti setelah semuanya sudah aman.
Setelah sampai di mansion, bela terpelongok melihat mansion pria yang menyelamatkannya. Rasa bangga dan pujian bersarang di otak Bella. Hanya saja ia tak berani mengeluarkannya, karena ia ditatap dingin oleh Albert.
"Mari Nona," ajak Frans menyuruhnya masuk.
Sesampai didalam mansion, Bella kembali menganga dengan mulut terbuka dengan mata yang penuh pujian. Bagaimana tidak, rumah milik Albert sangatlah besar dengan perabotan yang bisa dibilang sangat fantastis. Apalagi mereka disambut oleh banyak pelayan wanita dan pria.
"Siapkan kamar untuk Nona ini!" perintah Frans di turuti beberapa pelayan wanita.
"Terimakasih Tuan," ucap Bella.
"Jangan panggil aku Tuan! Panggil aku Frans!"
"Ba baik Frans."
Albert yang melihat dan mendengar Frans yang mulai dekat dengan gadis itu berdecih kesal lalu pergi meninggalkan mereka.
Bella dan Frans pun berjalan menuju kamar yang disiapkan oleh Frans, "Terimakasih, anda sudah menyelamatkan saya dari tua Bangka itu. Dan Terimakasih juga, anda sudah membawa saya kesini," ucap Bella tersenyum.
"Astaga cantik sekali. Astaga jantungku tidak kuat," gumam Frans memegang dadanya.
"Kenapa Tuan? Apa anda sedang tidak enak badan?" tanya Bella saat Frans berhenti lalu memegang dadanya.
"Tuan," panggil Bella yang tak mendapat jawaban dari pria yang bersamanya.
"Tuan," panggil Bella lagi.
"A a iya. Maaf saya tidak apa-apa," jawab Frans gugup.
Bella menganggu sambil tersenyum.
Sementara di arah lain, Albert memperhatikan mereka tak suka. Ia berkali-kali berdecih melihat saudaranya terlalu akrab dengan gadis itu.
"Seharusnya aku yang ada disana," kesalnya menyunggingkan bibirnya ke atas.
"Ada apa Albert?" tanya seorang pria yang tiba-tiba.
"Hum, tidak apa-apa Joe." Yah, yang datang adalah Joe.
Joe menggaruk kepalanya lalu melihat gadis yang bersama saudaranya. "Wah.. siapa dia? Cantik sekali gadis itu."
Albert hanya berdecih menatap tajam Joe. "Wah.. sepertinya aku akan menjadikan dia sebagai Istriku. Dia cantik sekali Albert," ucap Joe masih tidak percaya. Ia melihat bidadari di mansion-nya.
Sungguh cantik.
Albert menggelengkan kepalanya memuji gadis itu dalam hati.
"Aku akan menjadikan dia, benar-benar dia sa--
"Jangan sampai kau menyentuh milikku!" ucap Albert memotong lalu berlalu meninggalkan Joe masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu.
Joe terkekeh, ia hanya menggoda Albert, karena ia melihat Albert sangat marah saat Frans bersama gadis itu. Ia pun melangkah menghampiri keduanya.
"Hay cantik," sapa Joe.
"Sialan kau Joe. Mengganggu saja," gerutu Frans.
"A i iya. Halo Tuan," sapa Bella balik.
"Jangan panggil aku sebutan itu, aku akan menembak kepalamu kalau kau memanggilku itu lagi."
Glekk
Seketika Bella menelan Salivanya kasar, "kamu panggil aku Joe."
"I iya."
"Awas!" Frans mendorong Joe.
"Namamu siapa?" teriak Joe.
"Bella Tu, eh Joe," jawab Bella tersenyum lalu kembali berjalan.
"Wah.. cantik sekali dia. Pantas saja Albert bilang dia miliknya," sembari memegang dadanya yang juga ikut berdetak karena Bella melempar senyumannya padanya.
***
"Terimakasih Tuan."
"Ya sudah, selamat beristirahat." Frans pun pergi meninggalkan Bella. Ia menutup pintu lalu membaringkan tubuhnya di kasur empuk ukuran king.
Ia bangun dan duduk, melihat-lihat isi kamar yang kembali membuatnya tertegun. Ia takjub dengan kamar yang ia tempati, beda dengan kamarnya yang dulu, yang ukurannya kecil dan dan terlihat kumuh. Sebab, kamar itu khusus kamar pembantu. Hanya saja, ia bisa mengubah kamar itu menjadi indah.
"Ya Tuhan.. terimakasih sudah mempertemukan aku dengan orang-orang baik seperti mereka. Walau yang satunya cuek dan dingin. Tapi tak apalah yang penting aku bisa tenang sementara disini."
Tok
Tok
Tok
Dengan cepat, Bella membuka kamar, "Permisi Nona, ini baju untuk Nona yang sudah disiapkan untuk Nona dari Tuan Albert," ucap pelayan wanita itu masuk dengan beberapa lembar baju yang sangat bagus dan indah.
"Dan saya adalah pelayan yang ditugaskan untuk anda," lanjutnya lagi.
"A apa? Pelayan?" tanyanya di jawab anggukan oleh pelayan itu.
"Dan baju ini, baju ini mahal sekali. Ini tidak cocok untukku." Ia berkecil hati saat melihat pakaian-pakaian yang ia pegang dengan merk ulimited addition. Beda dengan pakaian sehari-harinya dirumah dan saat ia ke kampus.
"Ini pantas Nona dapatkan, sebab Nona adalah Nona dirumah ini. Dan anda cocok memakainya karena Nona cantik. Dan satu lagi, panggil saya Mika."
"I iya Mika."
"Nona tidak usah gugup, anggap saja saya teman anda."
"Baik Mika," Bella tersenyum manis.
Cantik.
lagi-lagi kata cantik keluar dari mulut seseorang yang melihat senyum Bella. Sedangkan di luaran sana, di luar kamar Albert kembali memegang jantungnya saat mengingat kejadian di mobil itu. Ia mengingat saat mencium gadis yang tidak ia kenal. Dan itulah ciuman pertama Albert.
Deg