NovelToon NovelToon
YOU'RE MINE BRIANNA

YOU'RE MINE BRIANNA

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:402.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Arashka

Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆

Happy reading love!


BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.

Simak terus ceritanya❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Beberapa jam kemudian, Allard bangun lebih dulu. Jam masih menunjukkan pukul tiga pagi. Dan rencananya mereka akan berangkat mendaki ke bukit sekitar jam empat karena jarak dari tempat berkemah menuju bukit hanya ditempuh selama satu jam.

Allard memperhatikan wajah Brianna yang agak mendongak ke arahnya. Brianna bergemul di dalam pelukan Allard dan merebahkan kepalanya di pangkal lengan Allard. Tak ada raut wajah lelah dan takut, Allard melihat wajah Brianna yang tampak damai.

Allard mengusap pipi Brianna dengan pelan, lalu mengecup kening, kedua mata, hidung dan terakhir bibirnya. Brianna lebih mengeratkan lagi pelukannya pada Allard.

"Don't disturb me, Al. Aku benar-benar mengantuk." Ujar Brianna dengan mata yang masih terpejam.

"Hmm tidurlah. Aku saja yang menciumimu, kau tak perlu melakukan apapun." Jawab Allard dan langsung menciumi ceruk leher Brianna.

"Oh my God. Aku tak akan bisa tidur jika kau menggangguku seperti ini." Ujar Brianna dan tangannya menjauhkan wajah Allard dari lehernya.

"Why? Kau takut tak bisa menahannya?" Tanya Allard dengan bibir yang masih menyusuri leher bahkan lidahnya menjilat daun telinga Brianna.

Brianna menangkup pipi Allard lalu menjauhkannya sedikit agar Brianna bisa memandang wajahnya. "Kau tahu, pesonamu tak akan pernah bisa ku tolak. Tapi setidaknya lakukanlah hal itu di ranjang yang empuk." Ujar Brianna lalu mencium bibir Allard.

Allard terkekeh pelan lalu membalas ciuman Brianna. Ya, berminggu-minggu sudah mereka habiskan waktu bersama. Tak mungkin jika diantara keduanya tak ada ketertarikan.

Allard pun menghentikan kegiatannya lalu kembali memeluk Brianna dengan erat.

Satu jam berlalu, Allard dan Brianna sedang bersiap-siap untuk mendaki. Allard memasukkan termos kecil yang berisi kopi ke dalam tas ranselnya dan membawa gelas kertas untuk nanti saat mereka sudah sampai di atas bukit. Saat Allard dan Brianna keluar dari dalam tenda, ternyata Marco, Cathy dan Grace sudah siap dan sedang berdiri di dekat api unggun.

"Ayo, kalian sudah siap?" Tanya Marco yang melihat kedatangan Allard dan Brianna.

"Hmm ayo." Jawab Allard.

Allard menarik tangan Brianna dan menautkannya dengan tangannya. Begitu juga dengan Marco dan Cathy, mereka nampak saling berpegangan tangan meski Cathy berjalan di belakang Marco. Grace yang berada di tengah, diam tanpa bersuara karena ia sudah seperti obat nyamuk diantara kedua pasangan itu.

Mereka mulai memasuki jalur pendakian yang menanjak. Meski jaraknya tidak terlalu jauh, tapi hal itu membuat Brianna merasakan lelah. Apalagi ini adalah kali pertama Brianna mendaki.

"Anna, naiklah ke punggungku." Ujar Allard saat ia melihat Brianna dengan nafas yang ngos-ngosan.

"No. Aku masih kuat, Al." Jawab Brianna.

"Hei aku tahu dadamu terasa panas saat ini. Naiklah, aku akan menggendongmu." Jawab Allard lalu ia memindahkan tas ranselnya ke depan dan Brianna segera naik ke atas punggung Allard.

Brianna mencium wangi maskulin khas kayu-kayuan saat ia sudah berada di atas punggung Allard. Ia menghirup aroma itu dalam-dalam dan menyimpannya di otaknya agar ia terus mengingat wangi tubuh Allard.

"Aku suka wangimu. Sangat menenangkan." Ujar Brianna tepat di telinga Allard.

"Kau boleh menciumnya sesukamu. Aku akan sangat menyukainya." Jawab Allard dengan tawa kecilnya.

"Honey kau mau ku gendong juga?" Tanya Marco kepada Cathy yang dibalas dengan pukulan di lengan Marco.

"Seharusnya jika kau tak kuat mendaki, kau tak usah ikut Anna. Itu hanya akan merepotkan." Ujar Grace dengan nada mengejek.

"Aku yang memaksanya untuk ikut, karena aku ingin merasakan sensasi berciuman di atas bukit." Jawab Allard.

BUG

Brianna memukul punggung Allard karena ucapannya itu. Sebenarnya Allard sengaja mengatakan hal itu karena Allard tak suka jika Grace berbicara seolah-olah merendahkan Brianna.

"Aku tak suka dia berbicara seperti itu honey." Ujar Allard dengan berbisik.

"Tak usah kau hiraukan. Dia memang sedang mencari perhatian. Biarkan saja dia berbicara dengan angin." Sahut Brianna yang juga berbisik di telinga Allard.

Allard tertawa mendengar ucapan Brianna begitu pula dengan Brianna. Grace yang mendengar tawa renyah dari keduanya sangat kesal karena pikirnya Allard dan Brianna pasti sedang membicarakannya dan menertawakannya meskipun sebenarnya memang iya.

"Allard turunkan aku. Aku sudah mulai kuat lagi." Ucap Brianna.

"Kau yakin?" Tanya Allard.

"Ya, aku tak mau merepotkanmu." Jawab Brianna.

"Kau tak pernah merepotkanku, Anna. Jangan pernah mengatakan hal itu lagi, aku tak suka." Ujar Allard yang masih terus berjalan sambil menggendong Brianna.

"Al turunkan aku."

"Ya ya ya baiklah."

Allard pun menurunkan Brianna dan mereka kembali berjalan karena sebentar lagi mereka akan sampai.

"Cathy bukankah kau membawa kamera polaroid?" Tanya Brianna.

"Ya aku membawanya. Kenapa? Kau ingin aku menjadi fotografer dadakan untukmu dan kekasih hot mu itu?" Tanya Cathy dengan tawa lirihnya.

"Kau peka sekali sayang." Jawab Brianna dengan senang.

Grace yang sejak tadi diam setelah diberi ultimatum oleh Allard pun merasa tidak berguna berkumpul dengan mereka. Bibirnya ia majukan dan selalu mengumpat dalam hatinya. Apalagi jika mendengar ucapan mesra dari Allard untuk Brianna.

Setelah mereka berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di bukit yang sangat tinggi. Dibalik bukit tersebut terlihat pantai yang terhampar dengan luas. Marco dan Allard masing-masing membawa tikar berukuran sedang untuk mereka duduki masing-masing.

Brianna mulai mengeluarkan dua gelas dan mengisinya dengan kopi yang sudah di siapkan. Begitu juga dengan Marco, Cathy, dan Grace yang juga membawa minumannya masing-masing.

Allard menaruh tas ranselnya di depan sebuah batu lalu ia duduk bersandar di sana. Brianna pun duduk di samping Allard dan bersandar di dada bidangnya. Allard merangkul bahu Brianna dan membiarkan wanita itu menikmati momennya saat ini.

Mereka semua benar-benar terpana dengan keindahan alam yang tersaji saat ini. Semburat cahaya jingga mulai muncul di ufuk timur. Perlahan sang matahari pun mulai menampakkan keberadaannya.

"Oh my God. Ini sangat cantik Al." Ujar Brianna dengan mata yang fokus memindai pemandangan di depannya.

"Thank you sudah membawaku kemari." Brianna menoleh ke arah Allard, lalu Allard mencium bibir Brianna dan memagutnya dengan pelan.

Cathy tak ingin membiarkan momen penting itu tanpa sebuah kenang-kenangan. Akhirnya Cathy beranjak dari duduknya lalu memotret Allard dan Brianna yang sedang berciuman dari arah belakang. Sebuah kenangan yang diabadikan dengan sangat sempurna. Kisah cinta romantis dibalik siluet jingga yang mulai menghangat.

Brianna pun melepaskan pagutannya lalu mengusap bibir Allard yang basah karena ciumannya. Allard tersenyum lalu kembali memeluk Brianna.

Lalu bagaimana dengan Grace? Sudah dipastikan ia dongkol karena Allard benar-benar tak pernah menggubris godaannya dari awal mereka bertemu hingga saat ini.

Kini mereka sedang menikmati sunrise sembari menyesap kopi yang masih hangat. Hawa dingin tak terlalu Brianna rasakan karena Allard tak pernah melepaskan pelukannya.

"Kau ingin ku peluk, Grace? Hawanya cukup dingin dan anginnya pun kencang." Tanya Brianna dengan jahilnya.

"No Thanks!" Jawab Grace dengan nada tak sukanya. Brianna hanya terkekeh geli melihat wajah Grace.

*

*

Setelah cukup lama berada di atas bukit, kini mereka pun mulai menuruni perbukitan yang cukup terjal. Pengalaman baru ini cukup membuat pikiran Brianna kembali segar. Ia tak akan menyangka bahwa camping akan semenyenangkan ini.

"Hei kalian berbaliklah!!" Teriak Marco kepada Allard dan Brianna.

Allard dan Brianna pun berbalik, dan ternyata Marco sudah memegang kamera polaroid milik Cathy. Allard segera mencium pipi Brianna dan Brianna memasang wajah cantiknya sambil merangkul leher Allard.

Cekrek

Marco berhasil mengabadikan momen itu dan menunggu hasil fotonya beberapa menit. Mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di bawah.

Sesuai janjinya kepada Cathy, pagi ini Brianna menyiapkan makan pagi untuk semua yang berada di sana. Brianna sedang menghangatkan makanan kaleng yang akan mereka santap di pagi yang cukup dingin ini.

Mereka makan pagi dengan penuh keceriaan dan kehangatan, kecuali Grace. Entah apa sebenarnya yang ada di dalam pikirannya hingga Grace secara terang-terangan berani menggoda Allard. Tapi Brianna tak ambil pusing, karena menurutnya Grace masih berada di batas normalnya dan Brianna masih bisa memaafkannya.

Brianna dan Allard berencana untuk pulang hari ini karena besok Allard akan ada pertemuan dengan relasi bisnisnya untuk membahas proyek baru yang akan mereka kerjakan.

*

*

"Aku hanya bisa memberikan kenang-kenangan ini untuk kalian." Ucap Cathy sembari memberikan dua buah foto polaroid. Foto pertama saat Allard dan Brianna sedang berciuman, dan foto kedua saat Allard mencium pipi Brianna dan Brianna melingkarkan tangannya di leher Allard.

"Oh my.. Thank you Cathy." Brianna mengambil kedua foto itu. "Berikan nomor ponselmu. Kapan-kapan kita harus bertemu lagi." Ucap Brianna.

Cathy pun memberikan nomor ponselnya serta nomor ponsel Marco. Mereka berencana akan mendatangi kota Berlin pada bulan depan dan akan mengunjungi Brianna.

"Aku ingin melihatnya." Ujar Allard yang baru saja tiba dengan rambut basahnya.

"Kau dari mana?" Tanya Brianna.

"Aku mencuci wajahku di mata air sana." Jawab Allard sembari mengambil dua foto yang dipegang Brianna.

"Aku akan menyimpannya satu di dompetku." Kata Allard dan ia mengambil foto dengan gambar dirinya yang mencium pipi Brianna. Allard mengeluarkan dompetnya dari dalam tas lalu menaruh fotonya di sana.

"Ayo, kau sudah selesaikan?" Tanya Allard kepada Brianna dan Brianna menjawabnya dengan anggukkan.

"Oh ya bagaimana mobil kalian?" Tanya Brianna.

"Temanku akan mengantarnya kemari. Kau tak usah khawatir.

" Baiklah kalau begitu kami pergi dulu, Cath. Bye.. Bye. Aku tunggu kau di Berlin." Ujar Brianna.

"Yaa kami akan datang kesana. Bye..." Jawab Marco dan Cathy.

Brianna dan Allard pun memasuki mobilnya. Semua barang-barang sudah Allard masukkan ke dalam bak mobilnya. Akhirnya mobil pun melaju meninggalkan lokasi camping. Brianna nampak melambaikan tangannya ke arah Cathy dan Marco. Brianna benar-benar tak menganggap keberadaan Grace.

TBC.

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YAA

FOLLOW LIKE KOMEN VOTE DAN HADIAH

HAPPY READING ❤

1
Ririn Nursisminingsih
knapa thor visualnya banyakan jesica tokoh utamanya kan briana sama al...
Ririn Nursisminingsih
syukurin al...rasain loo
Ririn Nursisminingsih
mkanya prioritas 1 istri jg bodoh kamu al...menyesal kmu al bila terjadi sama anakmu
Ririn Nursisminingsih
halah si ulet bulu mulai baraksi awas briana ada pelakor
Ririn Nursisminingsih
suami idaman banget
Ririn Nursisminingsih
suka a sama briana yg bar2
Ririn Nursisminingsih
a mampir thor visualnya kereeen .a suka karakter cowoknya pria2 yg matang😍😍
Alvivia
terima kasih thor...
Yhunie Andrianie
aq curiga ini ulah jeffrey, ya tuhan klo itu bnr, bnr" jahat skli kau jeff😭😭
Alvivia
apakah hana jodoh daniel
♊Gemini06
Luar biasa
Alvivia
i like it
Alvivia
q msh setia padamu thor...
Alvivia
cerita yang menarik....semangat thor...lanjutkan karya2 mu...ku tunggu
Alvivia
kok agak curiga ya..
Alvivia
hai thor.....q mulai baca novelmu...semangat ..
devi mawar
ok... lanjut
Fajar Ayu Kurniawati
.
Alvivia: q suka..
total 1 replies
Maggie Toth Lim
lelaki lemah x menghargai istri
Fajar Ayu Kurniawati
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!